Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, February 27, 2018

Percikan Nas Rabu, 28 Februari 2018

Hari Biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu

Rabu, 28 Februari 2018

Bacaan-bacaan:
Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28. BcO Kel. 17:1-16.
Nas Injil:
17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 18 “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” 20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” 22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” 23 Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Percikan Nas
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya bisa berhasil, mendapatkan posisi yang baik di pekerjaannya dan sejahtera. Ibu dari anak-anak Zebedeus pun demikian. “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu” (Mat 20:21).
Orang tua memang bisa tahu seberapa kemampuan anak-anaknya. Namun demikian orang tua tidak sepenuhnya tahu semua cita-cita anaknya dan situasi tertentu di luar kuasa anak-anaknya. Kita memang boleh-boleh saja mempunyai keinginan. Namun kiranya kita pun harus siap kala keinginan kita tidak tercapai. Kita perlu sadar bahwa ada kondisi-kondisi yang berada di luar kendali kita.
Bagaimana anda merumuskan cita-citamu? Apa yang akan kaulakukan kala kau menghadapi kenyataan tidak akan bisa mencapainya?
Doa:
Bapa semoga aku tekun dalam menggapai cita-citaku. Semoga aku pun bisa rendah hati menerima situasi yang tidak selaras dengan cita-citaku. Amin.
(goeng)

0 comments:

Post a Comment