Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, February 24, 2018

Percikan Nas Minggu, 25 Februari 2018

HARI MINGGU PRAPASKAH II
warna liturgi Ungu

Minggu, 25 Februari 2018

Bacaan-bacaan:
Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18; Mzm. 116:10,15,16-17,18-19; Rm. 8:31b-34; Mrk. 9:2-10. BcO Kel. 13:17-14:9.
Nas Injil:
2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. 4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 5 Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” 6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. 7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” 8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. 9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. 10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”
Percikan Nas
Kala berada di tempat yang indah kita sering ingin berlama-lama. Ketika reuni kita bisa ngobrol panjang lebar sampai lupa waktu. Saat belanja ibu-ibu sampai lupa kalau telah lama ditunggu suaminya. Namun kita harus berani memotong semua kesempatan itu untuk kembali menjalankan kehidupan normal.
Petrus pun tampak menikmati kebersamaan kemuliaan Tuhan. “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia” (Mrk 9:5). Namun Yesus tetap mengingatkan mereka untuk kembali ke kehidupan nyata. Mereka harus turun gunung dan memberitakan keselamatan Tuhan.
Apa yang anda lakukan ketika berada dalam situasi nikmat dan aman? Bagaimana membangun niat untuk kembali semangat bekarya?
Doa:
Tuhan semoga aku tidak terbuai oleh kenikmatan yang kudapatkan. Semoga aku selalu sadar bahwa aku mesti terus berkarya. Amin.
(goeng)

0 comments:

Post a Comment