Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, February 5, 2018

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Paulus Miki, Imam dan Kawan-kawan Martir Jepang
Selasa, 6 Februari 2018

Markus 7:1-13

7:1. Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
7:10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.
7:11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan kepada Allah--,
7:12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya.
7:13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, setiap masyarakat memiliki tradisinya sendiri. Di dalam agama juga ada tradisi yang harus dipegang teguh oleh umatnya.
  • Tampaknya, tidak sedikit orang yang memahami bahwa tradisi adalah rumus ucapan dan bentuk-bentuk tindakan yang disampaikan dari generasi ke generasi. Di dalam hidup beragama orang akan disebut sesat kalau tidak menjalankannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun amat taat menjalani bentuk-bentuk tindakan yang diwariskan dari generasi pertama hingga kini dalam hidup beragama, orang dapat menjalani agama tanpa menghayati hubungan dengan Tuhan karena hanya berkutat pada adat-istiadat tanpa memahami pesan mendalam yang ditradisikan atau disampaikan dari generasi ke generasi sebagai pengikat kesatuan seluruh umat dari segala tempat dan segala zaman yang prakteknya harus selalu ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan kehidupan kongkret. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan berke-Tuhan-an sesuai dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.
Ah, ikut Tuhan itu yang menjalani kebiasaan-kebiasaan agama yang dulu dilakukan oleh pendiri.

0 comments:

Post a Comment