Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, May 31, 2013

BELUT

Kemarin, Jumat 31 Mei 2013, saat makan siang masuklah Pak Tukiran. "Wonten welut saking Pak Jaka, Rama" (Ada belut dari Pak Jaka, Rama) katanya sembari membawa 3 bungkus plastik berisi belut tepung goreng. Rama Bambang bertanya "Pak Jaka sinten?" (Pak Jaka yang mana?). "Sing ngurus kerjaan bangunan" (Ingkang ngurus pengerjaan bangunan gedung). Para rama Domus tentu merasa senang karena menu makan bertambah. Bahkan untuk karyawan diberikan 1 bungkus. Pak Jaka adalah warga Katolik dari Wilayah Gancahan, Paroki Gamping. Beliau mulai tahun 2012 biasa dipercaya untuk urusan pemeliharaan bangunan Domus Pacis. Hubungan Komunitas Domus Pacis dengan Pak Jaka makin akrab, karena Pak Jaka juga biasa meminta pelayanan misa dari rama Domus bahkan menjemput dan mengantar untuk yang kesulitan berangkat sendiri. Rama Agoeng berceritera bahwa Pak Jaka amat memperhatikan isi homili dan merasakannya. Ketika Rama Agoeng memimpin misa di Lingkungan pak Jaka, Rama Agoeng bilang bahwa Pak Jaka hanya diam saja. "Njenengan wegah nggih mirengke homili kula?" (Anda tak minat homili saya ya?) tanya Rama Agoeng. "Mboten, rama. Kula mireng pangandikan panjenengan lajeng rumaos dosa. Kula rak gadah kebon jembar ning kula nengke mawon" (Tidak, rama. Saya mendengarkan dan merasa berdosa. Saya punya kebun luas tetapi saya biarkan begitu saja) kata Pak Jaka. Pada waktu itu Rama Agoeng berbicara tentang pemanfaatkan tanah kosong sebagai anugerah Tuhan yang harus dijadikan lahan sesempit apa pun untuk kepentingan kehidupan. Sekarang tanah Pak Jaka ditanami terong dan ada pula yang dijadikan 6 kolam untuk peternakan ikan lele. Ternyata hasilnya lumayan bahkan dapat membantu tetangga.

"Matur nuwun paringipun welut" (Trima kasih belutnya) kata Rama Bambang ketika menjumpai Pak Jaka di teras Domus. Pak Jaka dengan senyum khas penuh keceriaan menjawab "Niku titipan bojo kula kok" (Itu titipan istri saya). "Yen ngaten titip thanks ngge Sang Bojo" (Kalau begitu titip thanks untuk Sang Istri).
Sabda Hidup
Sabtu, 01 Juni
Peringatan Wajib  St. Yustinus
Warna Liturgi Merah
Bacaan
Sir. 51:12-20; Mzm. 19:8,9,10,11; Mrk. 11:27-33

Bacaan Injil Mrk. 11:27-33
27 Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, 28 dan bertanya kepada-Nya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" 29 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 30 Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!" 31 Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? 32 Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. 33 Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Renungan
Makin hari makin banyak pertanyaan yang bisa diajukan. Makin banyak pertanyaan yang diajukan membuat orang makin sibuk mencari jawabannya. Semakin sibuk mencari jawaban ia akan terjebak dalam satu lingkaran persoalan dan sulit melihat orientasi hidupnya.
Apakah semua pertanyaan perlu dijawab? Kalau hal ini menyangkut tes atau ujian maka kita perlu mengusahakan menjawab semua pertanyaan tersebut. Namun rasanya dalam kehidupan tidak semua pertanyaan harus dijawab. Ada pertanyaan yang sekedar menjadi pertanyaan, ada pertanyaan yang mesti dijawab, namun ada pula pertanyaan yang sekedar menjadi alat untuk menjebak.
Yesus menemui kelompok orang yang ingin menjebakNya. Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua memang bertanya padaNya. Tapi mereka bertanya bukan untuk mencari pencerahan. Mereka bertanya supaya bisa menemukan senjata dari jawaban Yesus  untuk menyalahkan dan membawa Yesus kepada hukuman. Menyadari itu Yesus pun tidak menjawab pertanyaan mereka sebelum mereka menjawab pertanyaanNya.

Kontemplasi
Duduklah dengan hening di suatu tempat. Hadirkan peristiwa dalam hidupmu yang mirip dengan kisah di Injil Mrk. 11:27-33. Timbalah cara Yesus mengatasi masalah yang Dia hadapi. 

Refleksi
Sejauh mana diri anda menyikapi banjir informasi dan pertanyaan-pertanyaan dalam hidupmu.

Doa
Tuhan aku mohon Roh Kebijaksanaan untuk menimbang aneka pertanyaan dalam hidupku. Amin.

Perutusan
Aku akan lebih cermat menangkap tanda-tanda kehidupan dan menyikapinya dengan bijaksana.

Thursday, May 30, 2013

PERHATIAN KHUSUS DAN ISTIMEWA?

Pagi ini, Jumat 31 Mei 2013, ada pertanyaan di meja makan "Piye ya follow up kunjungan Kuria?" (Bagaimana nanti follow up dari kunjungan Kuria). Tampaknya semua akan tergantung dari gerak para pengurus terutama kelanjutan inisiatif Rama Purwatma sebagai Rektor Domus Pacis. Pembicaraan tentang Kuria yang berkunjung di Domus menjadi pembicaraan hangat di meja makan kemarin pagi, Kamis 30 Mei. Kuria Keuskupan Agung Semarang (KAS) adalah Uskup dengan sayap utamanya: Vikaris Jendral (Vikjen), Ekonom, Sekretaris, Pastor Kepala Paroki Katedral dan kini, kata Rama Agoeng, ada juga Vikaris Yudisial. Tetapi tampaknya Vikaris Yudisial hanya datang untuk kepentingan tertentu. Yang biasa berjumpa dalam pertemuan adalah Mgr. Puja (Uskup), Rama Kendar (Vikjen), Rama Giarto (Ekonom), Rama Mulyono (Sekretaris), dan Rama Luhur (Pastor Kepala Katedral). Kelimanya bersama-sama telah mengunjungi Komunitas Rama Domus Pacis pada 29 Mei 2013 jam 17.00-makan malam. Kemarin pagi Rama Bambang bertanya di meja makan "Sakliyane Domus komunitas pundi nggih sing pun tau dirawuhi resmi lengkap sebagai Kuria?" (Selain Domus komunitas mana yang pernah dikunjungi Kuria selengkap itu?). "Ketoke dereng nate wonten, apese kula dereng nate mireng" (Tampaknya belum pernah ada, paling tidak saya belum pernah mendengar) kata Rama Agoeng.

Pada Kamis 29 Mei 2013 para fungsionaris Kuria KAS datang sendiri-sendiri ke Domus dengan kendaraan sendiri-sendiri. Rama Giarto datang dari Semarang dan Rama Mulyono dari Gua Maria Kerep Ambarawa. Yang lain datang dari Sangkal Putung sesudah ikut rekoleksi Rama-rama Praja KAS Selasa-Rabu. Rama Giarto dan Rama Mulyono sempat melihat-lihat lingkungan luar bangunan induk Domus Pacis yang menjadi tempat rama-rama berkamar. Di kamar makan para tamu dari Kuria dan para rama Domus termasuk Rama Harjaya menikmati minum dan snak. Rama Domus lengkap bersama Rama Purwatma (Rektor), Rama Toto (Minister), dan Rama Agoeng (Anggota Pengurus). Kemudian semua duduk berkeliling di kursi yang ada dalam ruang pertemuan. Rama Toto membuka dengan ucapan selamat datang dan doa. Rama Kendar menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan Kuria ke Domus. Rama Kendar mengatakan bahwa Kuria sudah mengundang Paskahan di Wisma Uskup bagi para rama usia 65 tahun ke atas bersama Pastor Kepala atau pimpinan komunitasnya. Tetapi masih ada yang perlu dijumpai karena tidak dapat datang ke Wisma Uskup atau karena kondisi fisiknya dan tinggal jauh dari Semarang.

Sesudah kata-kata dari rama Kendar (Vikjen), para rama yang tinggal di Domus Pacis berceritera tentang kehidupannya di Domus. Rama Yadi mengkisahkan situasi Domus dulu sampai perkembangan sekarang. Rama Bambang menambahkan dengan kisah kekuatan atau daya iman hidup berkomunitas yang dapat menanggung berbagai kekurangan dan keterbatasan menjadi kesejahteraan. Daya komunitas mendorong para rama, yang terbatas karena kesempatan berkumpul dan karena kondisi difabel, mampu membuat Domus Pacis terpelihara dan berkembang baik dari segi bangunan, kebersamaan, dan partisipasi pastoralnya. Banyak pemeliharaan dan pengembangan bangunan terjadi justru dari daya terbatas jaringan pastoral yang ada pada beberapa rama. Tenaga karyawan Domus yang mendalam komitmen dan dedikasinya dimulai dengan perekrutan pramurukti yang pada bulan-bulan awal dibeayai oleh iuran uang para rama. Rama Jaka memberikan gambaran honorarium tenaga pramurukti yang ada di Domus. Rama Bambang mengatakan bahwa semua ini karena adanya komposisi ragam para penghuni (total dilayani, terbatas fisik tetapi masih dapat berperan pastoral walau terbatas, terbatas keberadaan bersama karena penugasan resmi dari Keuskupan). Selain aneka penghuni, yang mendukung berkembang dan bermaknanya Domus juga dikarenakan oleh kehadiran rama Agoeng yang punya tugas kelembagaan non paroki tetapi tinggal di Domus seperti Rama Agoeng sekarang. Rama Agoeng juga menambahkan bahwa para rama tua sebenarnya bukan orang sulit. Mereka masih punya "daya" untuk berperan. Ada yang mampu untuk menerima konsultasi dan permintaan doa khusus. Ada yang masih dapat membantu pelayanan ekaristi. Bahkan kini berkembang pendampingan iman kaum tua yang muncul dari kesadaran "sudah tua ya untuk kaum tua". Kesadaran ketuaan dulu diwujudkan dengan membuat newsleter elektrik Domus Voice yang bermetamorfose dalam Blog Domus www.domuspacispuren.blogspot.com. Di sini muncul semboyan "Tua tidak renta, sakit tidak sengsara, mati masuk surga". Yang dibutuhkan adalah mengungkit daya itu dan mengakomodasinya. Kesemuanya dikisahkan ke Kuria KAS dengan harapan agar penanganan Domus Pacis menjadikan tempat ini sebagai salah satu tempat pengembangan pastoral ketuaan. Rama Harta mengungkapkan kegembiraannya berada di Domus Pacis dengan keadaan sekarang, sehingga kekhawatiran Rama Yadi yang beberapa kali kali mengatakan "Iki kabeh ki nganti kapan?" (Semua kebaikan ini sampai kapan?) tidak akan terjadi. Rama Tri Wahyono ikut masuk menambah dengan perkataan-perkataan yang membuat tertawa gembira.

Mgr. Puja menanggapi kisah para rama Domus dengan memberikan beberapa butir catatan. Beberapa hal yang menjadi pembicaraan hangat di meja makan:
  • Adanya kegembiraan karena kekuatan komunitas yang terutama terealisasi di meja makan. Uskup mengatakan bahwa untuk hal seperti ini ada beberapa pastoran yang sungguh mengalami kesulitan karena rama-ramanya tidak mau makan bersama. Di sini rama Domus menambahkan bahwa di Domus kekuatan komunitas dapat hanya terdiri dari beberapa gelintir rama, tetapi dua atau tiga orang (band Mat 18:20) yang berjuang untuk kebaikan semua sudah dapat menjadi kekuatan iman dan membuat semua ikut menikmati. Yang kecil dapat membuat kekuatan bersama hidup bergembira dan dinamis walau mengalami hal-hal buruk.
  • Komposisi macam-macam penghuni dengan adanya fungsionaris non paroki yang tinggal di Domus akan menjadi pertimbangan kalau ada penugasan.
  • Hal-hal praktis seperti pemeliharaan gedung dan makan tidak boleh menjadi urusan dengan penanganan yang bertele-tele.
Sabda Hidup
Jumat, 31 Mei 2013,
Pesta St Perawan Maria Mengunjungi Elisabet
Bacaan
Zef. 3:14-18a atau Rm. 12:9-16b; MT Yes. 12:2-3,4-bcd,5-6; Luk. 1:39-56

Lukas 1:39-56
1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
1:48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
1:49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
1:51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
1:54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
1:55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."
1:56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.


Renungan
Maria mengunjungi Elisabet menjadi tanda perjumpaan beda generasi yang meneguhkan.
Umumnya generasi yang berbeda sulit untuk berkomunikasi dengan baik. Yang tua sering berorientasi pada masa lalu, dan yang muda berorientasi pada hidup harian yang sedang dijalani. Jenis kata dan latar belakang yang berbeda sering membawa pada kesalahpahaman.
Hal seperti itu tidak terjadi pada Maria dan Elisabet. Sekalipun Maria jauh lebih muda dari Elisabeth namun percakapan di antara mereka terasa indah. Mereka saling mengenal. Pengenalan itu bukan hanya pengenalan dari sisi luaran, tapi sungguh pengenalan dari sisi dalam. Mereka saling mengerti apa yang sedang terjadi. Karena itu pula mereka tidak canggung untuk saling memuji.
 
Kontemplasi
Bayangkan dirimu bertemu orang yang selaras denganmu.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu berelasi dengan generasi yang berbeda.

Doa
Tuhan semoga hidupku dihiasi oleh kerelaan-kerelaan untuk berdialog dg siapa saja dan saling memuji. Amin.

Perutusan
Aku akan bersahabat dengan siapapun, termasuk yang beda generasi.

Wednesday, May 29, 2013

SEPERTI PESTA

Ini masih berhubungan dengan hari ulang tahun Rama Yadi yang ke 76 kemarin, Rabu 29 Mei 2013. Komunitas Rama Domus Pacis bersepakat tak ada pesta untuk hari lahir. Pesta untuk Rama Domus diberikan pada hari tahbisan. Katanya, biar terasa masih muda. Bayangkan, kalau hari lahir, Rama Yadi 76, Rama Harjaya 69, Rama Bambang 62. Tetapi kalau hari tahbisan, Rama Yadi 34, Rama Harjaya, 41, Rama Bambang 32. Terdengar muda, ta? Ha ha ha ......

Tetapi, ketika Rama Yadi kemarin berhari lahir, ternyata di sore sampai malam Kuria Keuskupan Agung Semarang, Uskup bersama sayap utamanya, berkunjung resmi di Domus Pacis. Tentu saja ada menu istimewa. Nah, ini menjadi peristiwa yang seakan juga jadi perayaan hari lahir Rama Yadi, ta? Eeeeee, ternyata kemarin di sekitar jam 10.00 ada beberapa ibu dari anggota Persekutuan Doa Kharismatik Maria, Sala, berkunjung di Domus Pacis. Mereka adalah ibu-ibu yang sudah termasuk kaum lansia, karena usianya sudah berada di sekitar 70 tahun, di atasnya dan di bawahnya. Salah satu dari ke 7 orang ibu itu, Bu Eli, ketika berkunjung tempo hari menjanjikan akan memberi bedcover (sprei) untuk Domus Pacis. Dulu beliau sudah meminta ukuran yang cocok untuk tempat tidur kamar-kamar Domus. Ibu-ibu ini tentu tidak hanya memberi oleh-oleh sprei, yang ada cap bertuliskan LOVE. Mereka juga membawa beras, kacang hijau, gula aren, dan roti tiga dos besar. Dari tiga macam jenis roti, salah satu jenis adalah buatan salah satu ibu. Nah, kemarin menjadi seperti hari pesta juga.
Lamunan Pekan Biasa VIII
Kamis, 30 Mei 2013

Markus 10:46-52

10:46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, berbagai ajaran dan perjuangan sosial menempatkan kebaikan umum masyarakat di atas kepentingan kelompok dan individu. Bahkan perusahaan-perusahaan dan segala lembaga yang berorientasi bisnis dan cari keuntungan juga biasa memiliki pos untuk kepentingan sosial.
  • Katanya, perjuangan demi kepentingan umum sungguh terjadi kalau ada program dan kegiatan yang mengutamakan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD). Banyak perusahaan dan lembaga bisnis bahkan negara menyediakan anggaran khusus untuk "memberi" bantuan sosial.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam yang ilahi yang pokok adalah membiarkan dan tidak melarang kaum KLMTD bersuara bahkan berteriak, dan kemudian mendengarkan harapan yang muncul dari relung derita hariannya. Dari sini akan muncul kegiatan yang membuat kaum KLMTD mampu menggunakan daya indrawinya untuk ikut yang ilahi memperjuangan kebaikan umum.
Ah, aneh-aneh aja! Sosial itu yang pokok memberi uang.

Tuesday, May 28, 2013

KADO TRENDI BUAT RAMA PAK YADI

Hari ini, Rabu 29 Mei 2013, kamar makan tetap menyediakan menu masakan seperti biasa. Tak ada lauk spesial. Akan tetapi Rama Agoeng, Rama Tri Wahyono, Rama Harto, dan Rama Bambang memusatkan perhatian kepada Rama Yadi yang amat asyik membaca tulisan dalam BBnya. "Wah, njenengan entuk ucapan akeh seking rama-rama" (Wah, Anda dapat banyak ucapan dari rama-rama) kata Rama Bambang. Rama Yadi menyahut dengan tetap menekuni BB "Enggih, monsiyur nggih ngirim ucapan" (Benar, monsinyur juga mengirim ucapan). Bersama Rama Yadi, keempat rama itu juga tampak ikut gembira. "Nek, njenengan gadhah email terus melu Milis Unio mesthi ngertos ucapan-ucapane. Njenengan nggih isa ngerti ombyak lan rembugane rama-rama kanca Unio" (Kalau rama punya alamat email dan ikut Milis Unio/Persaudaraan Para Rama Praja, Anda pasti akan tahu ada banyak ucapan. Rama juga akan dapat mengerti arus pembicaraan para rama) kata Rama Bambang.

Tiba-tiba Rama Agoeng menyahut "Lho, rama pun gadhah adres email, ta? Dibukak mawon ngangge paswode" (Rama sudah punya alamat email, ta? Dibuka saja dengan passwordnya). "Paswod niku napa, ta?" (Apa itu password) tanya Rama Yadi. Rama Yadi ternyata telah melupakan emailnya yang dulu pernah dibuat dalam laptopnya. Rama Bambang kemudian berkata "Pun, sakniki digawekke anyar mawon" (Sudahlah. Sekarang dibuatkan yang baru saja). Ketika makan sudah selesai, Rama Agoeng mengambil laptopnya. Beliau kemudian duduk disamping Rama Yadi untuk mendampingi membuat alamat email dan berlatih menggunakannya. Alamat email Rama Yadi adalah ramapakyadi@gmail.com. Rama Yadi kemudian memilih password untuk kata sandinya. Beliau kemudian mencoba mengirim berita ke Rama Bambang dan Rama Bambang membalasnya dengan menggunakan BB. Dalam waktu hampir 30 menit Rama Yadi tampak mulai bisa memfungsikan email. "Yen saget ngaten menika, alat elektronik saestu nglancaraken komunikasi" (Kalau dapat menggunakan alat ini, sarana elektronik amat membantu kelancaran komunikasi) kata Rama Agoeng. Rama Bambang mendaftarkan alamat email Rama Yadi ke Rama Purwatma sebagai salah satu moderator Milis Unio KAS. Melihat peristiwa ini Rama Bambang teringat peristiwa tanggal 30 Januari 2012 dibuatkan Blog Spot oleh Rama Agoeng. Waktu itu Rama Bambang genap berusia 62 tahun dan selama sekitar 10 hari belajar melancarkan menggunakannya untuk kepentingan menyebarkan tulisan-tulisan hidup ketuaan dari Domus Pacis. Kini Rama Yadi genap berusia 76 tahun dan Rama Agoeng memberi hadiah ketrampilan beremailria. Komunitas Rama Domus Pacis memang tidak mengadakan pesta dengan acara dan makanan khusus untuk ulang tahun kelahiran. Pesta dibuat untuk ulang tahun tahbisan. Tetapi tambahan ketrampilan digital elektronik yang diberikan pada saat hari lahir ternyata menjadi kado khusus. Ini
membuat rama yang masuk lansia bisa ikut gaulan tak jadul.
DAHSYATNYA PERBUATAN "KECIL"

Tadi malam, Selasa 28 Mei 2013, yang berada di meja makan adalah Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, Rama Harto bersama pramurukti yang menyuapi, dan Rama Bambang. Setiap makan bersama berapa pun yang ada biasa diwarnai oleh omongan sana-sini. Tiba-tiba Rama Bambang ingat sebuah SMS dari Rama Matheus Purwatma, Pr. dalam milis UNIO KAS. Dia lalu berkata "E, wau Rama Purwatma ngirim SMS ing email Unio matur nuwun ultahe Rama Harjaya" (E, tadi Rama Purwatma mengirim SMS dalam email Unio untuk berterima kasih berkaitan dengan ulang tahun Rama Harjaya). Rama Bambang meneruskan katanya sambil membuka email dalam BB "Kula wacakke, nggih" (Saya bacakan, ya) :

"Bapak Uskup dan Para Rama,
kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan selamat ulang tahun untuk Rm. J. Harjoyo. Meski Rm. Harjoyo tidak membuka email dan sulit diajak berkomunikasi, namun perhatian dan dukungan anda tetaplah berarti.
salam,
M. Purwatma
Rektor Domus Pacis"

Ketiga rama yang mendengarnya tampak berseri-seri wajahnya. "Sakniki krasa tenan le duwe pengurus" (Kini sungguh terasa punya pengurus) kata Rama Yadi. Tentu saja ini berkaitan dengan para pengurus Domus yang tinggal di luar Domus.  Ternyata "hanya" dengan menulis SMS banyak rama Domus sudah merasakan penyertaan batin. Rama-rama ini tampaknya yakin bahwa hidupnya makin mendapatkan penggembalaan sesungguhnya dari "Keuskupan".
Sabda Hidup
Rabu, 29 Mei 2013
Hari Biasa
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Sir 36:1,4-5a,10-17; Mzm 79:8,9,11,13; Mrk 10:32-45

Bacaan Injil Mrk 10:32-45
32 Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, 33 kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, 34 dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit." 35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" 36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?" 37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." 38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" 39 Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. 40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." 41 Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. 42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. 45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Renungan
Tidak perlu disangsikan komitmen Yesus terhadap keselamatan manusia. Ia rela berkeliling ke sana ke mari untuk mengajar, memberi makan yang lapar, menyembuhkan yang sakit, membebaskan yang tertekan, bahkan membangkitkan yang mati. Ia begitu total menjalani perutusanNya demi keselamatan manusia.
Kesungguhan Yesus ini mendapat tanggapan yang beraneka. Ada yang setia padaNya dan terus bertahan dalam jalanNya walau harus melewati lembah duka. Ada yang tergoda mendapatkan kedudukan kala Dia mulia. Ada pula yang mengolok-olok sampai menyalibkanNya.
Ada banyak orang yang sungguh membutuhkan pertolongan. Namun tidak sedikit pula yang mengandalkan pertolongan untuk hidup. Mereka yang mengandalkan pertolongan untuk hidup biasanya akan senang kalau ditolong dan akan marah kalau tidak ditolong. Semua tipe ini ditemui Yesus danakan kita temui. Pada tiap-tiap tipe itu dibutuhkan ketrampilan untuk menghadapi.

Kontemplasi
Bayangkan kisah dalam Injil Mrk 10:32-45. Ambillah peran Yesus dan temukanlah dengan pengalaman nyata hidupmu.

Refleksi
Bagaimana daya juangmu mewujudkan keinginanmu?

Doa
Tuhan, semoga aku menjadi pribadi yang mampu bertahan dalam perutusan hidupku terutama perutusan menghadirkan KerajaanMu dalam keselamatan umat manusia dan seluruh ciptaan. Amin.

Perutusan
Aku akan membantu mengingatkan mereka yang berkuasa agar ingat kekuasaan mereka adalah rahmat Tuhan untuk menghadirkan kebaikan.

Monday, May 27, 2013

Lamunan Pekan Biasa VIII
Selasa, 28 Mei 2013

Markus 10:28-31

10:28 Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!"
10:29 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,
10:30 orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.
10:31 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."


Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, menjadi terkemuka dan tokoh di tengah-tengah masyarakat atau kehidupan bersama adalah dambaan dari kebanyakan orang. Seandainya tidak dapat sendiri memiliki kedudukan terpandang, orang juga dapat merasa gembira dan puas kalau dapat hidup berdekatan dengan yang terpandang.
  • Tampaknya, untuk meraih kedudukan sosial yang dihormati dalam hidup bermasyarakat, orang dapat mengorbankan harta kekayaan dan apapun yang dekat dengan hatinya. Dengan berbagai pengorbanan itu, dalam hati orang mengharapkan balasan yang berlipat-lipat besarnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam yang ilahi, dengan kesejahteraan duniawi apapun yang dimiliki, orang akan selalu mengalami hidup sejati dengan keceriaan batinnya. Soal tinggi dan rendahnya kedudukan sosial, itu adalah hal duniawi yang akan datang bergantian pada orang sesuai dengan relasi sosialnya.
Ah, bagaimanapun kekayaan itu pokok dan menyenangkan!
ANEH-ANEH KARENA RAMA HARJAYA

Hari ini, Senin 27 Mei 2013, sekitar jam 11.30. Rama Bambang baru saja pulang dari Muntilan minta tolong Mas Gito, karyawan Museum Misi Muntilan, untuk mengurus pajak motornya. Ketika dia sedang mengetik tulisan untuk Blog Domus, Bu Sri dan Bu Rini masuk kamarnya. Kedua ibu ini adalah adik-adik Rama Harjaya. Mereka datang bersama suami-suaminya. "Wah, ajeng ulang taunan, nggih? Melu mulya mangan enaaaaak" (Wah, akan ulang tahunan, ya? Ikut mulia dan enaaaaak )" kata Rama Bambang. Ibu-ibu itu tertawa. Tiba-tiba Rama Tri Wahyono datang. Beliau langsung bertanya pada Rama Bambang "Uskup lan kuria le teka saiki ta?" (Uskup dan kuria datang sekarang, ta?) Kuria adalah lembaga pimpinan Keuskupan yang terdiri dari Uskup, Vikjen, Ekonom, Sekretaris, dan Pastor Kepala Katedral. "Durung saiki. Suk Rebo" (Belum sekarang. Besok Rabu) sahut Rama Bambang. "Saiki Rebo, ta?" (Sekarang hari Rabu, ta?) kata Rama Tri. "Saiki Senen" (Sekarang masih Senin). Kata Rama Bambang yang diiyakan oleh adik-adik Rama Harjaya. "Kok aneh, ya?" Rama Tri berguman sambil pergi.

Ketika jam 12.00 keluarga Rama Harjaya yang hadir bersama Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri, dan Rama Bambang sudah siap di kamar makan. Rama Tri berkata "Kok mangane wis istimewa?" (Mengapa sudah ada menu istimewa?) Mungkin Rama Tri masih bingung dan menghubungkan menu istimewa dengan kedatangan Kuria Keuskupan. Rama Kendar, Vikjen Keuskupan Agung Semarang, ketika berkunjung pada 22 Mei 2013 memang mengatakan "Besok Rabu 29 Mei Kuria akan mengunjungi Domus. Rama Totok, minister Domus, akan memestakan." "Ramaaaa, hari iki keluarga Rama Harjaya memestakan kita karena Rama Harjaya ulang tahun ke 69" Rama Bambang memberikan penjelasan. Rama Yadi kemudian membuka doa makan yang disusul nyanyian bersama Happy Birthday untuk Rama Harjaya. Nyanyian hanya sekali saja, karena Rama Harjaya hanya terlongong-longong. Beliau kemudian didudukkan dan Pak Tukiran, salah satu karyawan, menyuapi beliau. Rama Harjaya memang sudah tidak dapat merespon omongan-omongan semua orang. Pengapuran syaraf otak membuatnya kehilangan semua memori. Sambil makan, Rama Bambang berceritera kepada semua yang sedang makan bersama baik para rama maupun keluarga Rama Harjaya. Banyak sekali rama praja Keuskupan Agung Semarang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Rama Harjaya dan Rama Nandy Winarta yang hari ini sama-sama berulang tahun. Hanya ada empat rama yang ucapannya ditujuan kepada Rama Nandy saja. Rama Bambang berkata "Aku sing njawab. Janjane rama-rama ki mung dha arep ndhagel pa ra mudheng, ta?" (Sayalah yang menjawab. Sebetulnya para rama itu hanya mau membuat banyolan atau tidak paham, ta?). "Kok ngaten, rama" (Mengapa begitu, rama?) tanya Bu Sri. Rama Bambang menyahut "Napa rama Harjaya ajeng maos? Le ngucapke selamat rak dha nganggo email." (Apa Rama Harjaya akan membaca. Ucapan selamat mereka kan lewat email). He he he ......


Sunday, May 26, 2013

Sabda Hidup
Senin, 27 Mei 2013
Agustinus dr Canterbury
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Sir. 17:24-29; Mzm. 32:1-2,5,6,7: Mrk. 10:17-27

Bacaan Injil Mrk. 10:17-27
17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. 19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" 20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." 22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. 23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." 24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." 26 Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" 27 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Renungan
Dalam suatu pertemuan seseorang mengusulkan sesuatu dengan semangat berkobar-kobar. Gagasannya sangat mengesankan semua orang yang hadir dalam pertemuan tersebut. Bahkan semua orang memuji kecerdasannya. Ia pun bisa menguraikan gagasannya dalam langkah-langkah kongkret dan mudah dimengerti. Dan akhirnya semua orang menyetujuinya dan bersepakat untuk mewujudkannya.
Pada saat gagasan tersebut diimplementasikan orang itu pun datang dan terlibat. Satu dua bulan pertama ia terlibat secara penuh. Namun ketika langkah-langkahnya menemukan hambatan dan mendapat masukan, ia mulai mundur. Bahkan kemudian ia pergi meninggalkannya dan tak mau terlibat lagi.
Pemuda itu pun (dalam Mrk. 10:17-27) berlari penuh semangat menemui Yesus. Namun kala Yesus menantangnya, "pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku" (ay 21), ia kecewa dan tak sanggup memenuhi.
Kita pun perlu waspada dan cermat pada mereka yang berkobar-kobar di awal, sapa tahu di tengah jalan ia akan "mletho". Andaikan gagasannya bagus terimalah gagasan tersebut dan jalankan dalam kebersamaan, tidak hanya mengandalkannya pada satu orang.

Kontemplasi
Pejamkan sejenak matamu. Lihatlah kembali bagaimana semangat-semangatmu kaubangun dan kaujalankan.

Refleksi
Bagaimana daya juangmu mewujudkan keinginanmu?

Doa
Tuhan semoga kehendakku kuat dan ketekunanku terjaga. Amin.

Perutusan
Aku akan menjaga semangat hidupku.

Saturday, May 25, 2013

DAYA KELEMAHAN RAMA YADI

Pagi ini, Minggu 26 Mei 2013, dalam meja makan Rama Yadi dengan bersemangat berceritera tentang pengalaman ziarah ke Gua Maria Nusakambangan kemarin tanggal 25 Mei 2013. Beliau memberikan gambaran perjalanan yang cukup panjang dan tidak mudah. Dari sekolah SMA Yos Sudarso Cilacap rombongan membutuhkan waktu 2 jam untuk mencapai pantai dengan kapal-kapal transportase pergi ke dan pulang dari Nusakambangan. Perjalanan menyeberang lautan yang besar arusnya yang berdeburan datang pergi dengan arah bermacam-macam membuat perahu selalu oleng bergoyang-goyang. Rombongan penumpang berteriak-teriak ketakutan sementara Rama Yadi duduk tenang karena sudah cukup memendam pengalaman ketika dahulu menjadi kelasi sebelum menjadi guru selepas keluar dari Bruder Budi Mulia. Sesampai di Nusakambangan, kata Rama Yadi, banyak tukang ojek dengan motornya berduyun-duyun berdatangan. Tukang-tukang ojek ini saling bertoleransi satu sama lain dan tidak bersaing. Mereka tidak memberikan tarif sehingga menerima uang sesuai kerelaan hati penumpang. Jalan menuju gua sempit, terjal dan amat susah. Rama Yadi kadang-kadang minta turun dan tukang ojek mendahului dengan motornya menaiki jalanan yang menanjak. Kemudian tukang ojek turun menjemput Rama dan membantu berjalan naik menuju motor. Banyak anak setempat ikut berada di gua mengharapkan pemberian uang tetapi tidak mengganggu bahkan ikut mendengarkan misa yang dipimpin oleh Rama Yadi. Kebetulan ada rombongan lain dari Jakarta yang datang kemudian sesudah rombongan dari Lingkungan Jambusari, Paroki Minomartani yang didampingi Rama Yadi. Maka rombongan Minomartani menunda jam misa menunggu kedatangan rombongan Jakarta yang juga amat mengharapkan misa. Tentang gua, kata Rama Yadi, di situ amat penuh dengan stalaktit. Gambaran Bunda Maria muncul dari kelompok stalaktit yang membentuk diri seperti seorang perempuan dengan pakaian panjang. Bahkan ada kelompok stalaktit biasa tetapi kalau difoto menghasilkan gambar seperti wajah Tuhan Yesus yang menangis. Ketika Rama Bambang bertanya bila dibandingan dengan Gua Maria Tritis di Gunung Kidul, Gua Maria Nusakambangan dengan berbagai stalaktitnya jauh lebih indah. Rama Yadi mengungkapkan keindahan Gua Mari Nusakambangan dengan mengacungkan jempolnya. Ternyata gua di Nusakambangan adalah milik kehakiman. Jalan tidak boleh dibuat enak dan mulus untuk menjaga keamanan Nusakambangan dari kemungkinan pelarian dari penjara. Kata Rama Yadi, ketika ada usulan agar Keuskupan Purwokerto memperbaikan bangunan, Uskup menolak karena itu bukan milik Gereja Katolik.

Rama Yadi bilang "Memang capek sekali, tetapi menggembirakan." Tetapi yang membuat gembira dan bahagia Rama Yadi bukan hanya karena pengalamannya bisa sampai Nusakambangan. Ternyata ada seorang ibu dari Lingkungan Jambusari yang sudah berjalan dengan pertolongan tongkat khusus. Ketika mendengar bahwa Rama Yadi ikut, ibu itu langsung mendaftarkan diri jadi peserta. Sebenarnya untuk naik dan turun bus dengan tangga yang tinggi, ibu itu mengalami kesusahan. Tetapi dia mampu karena semangatnya. Naik dan turun kapal yang selalu bergoyang juga amat sangat susah untuk orang cacad. Tetapi ibu itu juga berhasil. Rama Yadi hadir dengan dua krugnya. Kaki Rama Yadi yang tidak kokoh juga harus mendapatkan fasilitas krug. Rama Yadi yang sudah masuk golongan difabel ternyata dalam rombongan menjadi roh yang memberikan energi kekuatan semua anggota rombongan untuk bertahan berjalan di jalan yang amat sangat susah. Bahkan ibu dengan bantuan tongkat khusus pun juga dapat bersemangat mengalami kekuatan ilahi sampai tempat berdevosi pada Bunda Maria dan bersyukur bersama dalam misa di Gua Maria Nusakambangan.
Lamunan Hari Raya Tritunggal Mahakudus
Minggu, 26 Mei 2013

Yohanes 16:12-15

16:12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku."


Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang sudah merasa memiliki hidup sambung dengan yang ilahi kalau sudah tertib menjalani segala tata aturan keagamaan dan taat pada ajarannya. Tidak sedikit orang yang memandang bahwa dengan beragama dia akan memiliki pemahaman yang jelas tentang yang ilahi.
  • Tampaknya, setiap agama, bahkan setiap aliran dalam agama yang sama, menghadirkan penjelasan dengan kekhasan tertentu yang berbeda-beda tentang yang ilahi. Kalau setiap agama bahkan setiap aliran keagamaan merasa pemahamannya paling benar, dapat saja terjadi konflik antar agama bahkan antar aliran dalam agama yang sama.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam yang ilahi setiap agama dan setiap aliran keagamaan bahkan setiap orang yang melandaskan diri pada tuntunan relung kalbu akan menangkap pencerahan tentang berbagai peran dan sosok ilahi. Ternyata bila dikatakan ketuhanan itu mahaesa, itu dapat dipahami sebagai kesatuan ilahi yang bermacam-macam peran dan sosok-Nya.
Wah, itu politeisme! Bukankah pemahaman akan yang ilahi itu harus monoteistis?
KABAR DARI RAMA YADI

Rama Yadi hari ini, Sabtu 25 Mei 2013, mendampingi rombongan peziarah ke Bunda Maria Nusakambangan. Rama Bambang merasa senang karena sudah menerima kabar tiga kali :
  1. Pagi sekitar jam 05.30. Rama Yadi mengirim SMS ke Rama Bambang. Beliau memberi kabar sedang berada di sekolah SMA Yos Sudarso, Cilacap. Sudah mandi dan kemudian makan pagi.
  2. Sekitar jam 10.00. Rama Agoeng mendapatkan kiriman foto Rama Yadi berada dalam kapal sedang menyeberang ke Nusakambangan. Foto dan berita itu datang dari Bu Riwi lewat BBM dan diteruskan ke Rama Bambang oleh Rama Agoeng.
  3. Sekitar jam 14.00. Rama Bambang mendapatkan SMS dari Rama yadi. Beliau memberi kabar kalau mulai meninggalkan Nusakambangan menuju Cilacap.

Friday, May 24, 2013

HARI LIBUR HARI CAPEKRIA

Tadi malam, Jumat 24 Mei 2013 sekitar jam 21.30, Rama Bambang pulang dari Muntilan ikut pertemuan 14 orang eks seminaris dengan keluarganya di rumah Pak Frans Sukoco. Ketika dia masuk Domus Pacis, ternyata Rama Yadi sudah berada di sadel motor yang mesinnya sudah hidup. Rama Yadi siap ke rumah umat bergabung dengan kelompok yang akan berziarah ke "Gua Maria" di Nusakambangan, Cilacap. Katanya kelompok ini akan berangkat jam 24.00 dan akan bergabung dengan rombongan dari Cilacap. Pagi hari barulah mereka bersama-sama menyeberang untuk mencapai Nusakambangan. Rama Yadi juga akan melayani misa rombongan ini di Nusakambangan. Ketika hari ini, Sabtu 25 Mei 2013 sekitar jam 05.15, Rama Bambang mengirim SMS ke Rama Yadi untuk bertanya "Pun dugi Nusakambangan, rama?" (Rama sudah sampai Nusakambangan?), hingga lebih seperempat jam belum ada jawaban. Kemarin siang Bu Riwi, salah satu pengurus rombongan, berkata bahwa Rama Yadi akan kembali sampai Domus pada Sabtu malam hari ini. Rama Bambang hanya membayangkan bahwa Rama Yadi akan kecapekan. Tetapi pasti akan bahagia. Beliau amat gembira kalau diminta untuk melayani dalam kondisi apapun.

Sebenarnya hari libur untuk beberapa Rama Domus (biasanya Rama Agoeng, Rama Yadi, dan Rama Bambang) kerap menjadi hari capek. Ketiga rama ini biasa berada dalam acara umat. Rama Agoeng kemarin pagi hanya bilang kalau sore akan pergi (entah untuk berapa hari) sehingga Rama Bambang diserahi uang untuk jaga-jaga kalau dibutuhkan dalam rangka perbaikan gedung Domus yang sedang berlangsung. Tetapi pagi ini pun Rama Bambang sudah makan pagi pada jam 04.30 karena harus segera mandi awal dan bersiap-siap dijemput untuk pergi mendampingi kelompok bapak-bapak Lingkungan Stefanus, Paroki Kidul Loji, ziarah rekoleksi di Gua Maria Purworejo. Kembali di Domus juga pasti sore hari. Rama Bambang pun juga menata kesegaran fisik karena besok Minggu 26 Mei 2013 mendampingi rekoleksi Lingkungan Juwangen, Paroki Kalasan. Tetapi sebagaimana Rama Yadi, Rama Agoeng dan Rama Bambang, yang kalau libur biasa capek, juga akan mempunyai kisah-kisah sukacita yang akan muncul dalam sharing meja makan.
Sabda Hidup
Sabtu, 25 Mei 2013
Beda Venerabilis, Gregorius VII, Maria Magdalena d? Pazzi
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Sir. 17:1-15; Mzm. 103:13-14,15-16,17-18a; Mrk. 10:13-16

Bacaan Injil Mrk. 10:13-16
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." 16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

Renungan
Suatu kali ada sekumpulan anak-anak sedang bermain di dekat Pastoran. Mereka bercanda rame sekali. Mendengar canda tawa mereka saya tertarik untuk melihat. Saya keluar dari kamar dan berkendak menemui mereka. Namun begitu muncul ada orang tua yang menegur mereka, "Lo sudah kubilang jangan rame-rame, nanti rama marah. Ayo diam semua. Itu rama marah." Mendengar teguran tersebut nak-anak itu langsung diam dan tampak takut.
Jujur aku agak sedih rama dijadikan alasan untuk mendiamkan anak-anak. Maka kudekati anak-anak tersebut lalu kukasih tahu: "Rama tidak marah, tapi rama keluar dan ke sini karena ingin bermain-main dengan kalian. Ayo kita main-main lagi." Raut wajah takut anak-anak itu langsung berubah cerah lagi. Kami pun lalu bermain dengan ceria, dan maaf melupakan orang tua yang menegur mereka.
Yesus dalam Mrk 10:14 bersabda, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." Biarkan anak-anak bermain di halaman Gereja. Biarkan anak-anak datang mengikuti peristiwa-peristiwa iman kepada Tuhan dengan cara mereka. Jangan takut-takuti anak kala mereka mengekspresikan jatidirinya. Pada anak-anak inilah dunia kegembiraan Kerajaan Allah memancar.

Kontemplasi

Duduklah dengan hening. Bayangkan peristiwa dalam  Mrk. 10:13-16. Pilihlah peranmu dan hadirlah dalam kisah itu.

Refleksi
Siapa anak-anak bagimu? Bagaimana mengantar mereka berjumpa dengan Tuhan?

Doa
Tuhan Yesus sungguh besar hatiMu menerima anak-anak datang kepadaMu. Sekalipun lelah Engkau selalu berkenan menerima mereka dan tegas menegur mereka yang melarang anak-anak datang kepadaMu. Semoga aku pun mempunyai hati yang lapang seperti hatiMu. Amin.

Perutusan
Saya akan menyambut kehadiran anak-anak dengan lapang hati dan menghantar mereka pada Yesus

Thursday, May 23, 2013

Lamunan Pekan Biasa VII
Jumat, 24 Mei 2013

Markus 10:1-12

10:1 Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situ pun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula.
10:2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?"
10:3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?"
10:4 Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."
10:5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.
10:6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan,
10:7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
10:9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
10:10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.
10:11 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
10:12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

Butir-Butir Permenungan
  • Tampaknya, kehidupan berkeluarga adalah pilihan hidup kebanyakan orang. Bahkan anak-anak tingkat sekolah SMP sudah banyak yang berpacaran sehingga di situ ada pertanda bahwa kebanyakan orang paling tidak sejak remaja memiliki kerinduan batin untuk hidup berkeluarga.
  • Tampaknya, pembangunan kehidupan berkeluarga pada umumnya memiliki keluhuran martabat. Agama mendapatkan peranan khusus untuk peresmian perkawinan, pemeliharaan keutamaan keluarga, bahkan mengatur masalah perceraian.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam yang ilahi perkawinan adalah penyatuan kedua tubuh menjadi satu tanda karya ilahi. Karena kesatuan hidup berkeluarga menjadi kerjaan ilahi segala upaya pemisahan, sekalipun ada restu agama, hanyalah sebuah kekerasan kepala dan ketulian hati manusia.
Ah, kalau nyatanya udah gak cocok, ngapain mikir ilahi-ilahian.

Wednesday, May 22, 2013

SEKEDAR BERJAGA

Pada saat ini Domus Pacis sedang disibukkan dengan urusan bangunan. Bangunan induk yang sudah sejak tahun 2001 dipakai, terutama di bagian kamar Rama Yadi, sering bocor. Bangunan yang berbatasan dengan Sungai Gajah Wong dikhawatirkan ada bahaya tebing longsor. Dulu pernah ada yang longsor sehingga sebagian pagar tembok roboh. Pembangunan talud memang pernah dilakukan. Tetapi, karena pengerjaannya kurang diawasi, talud yang dibangun tidak memadahi dan masih berongga sehingga berbahaya kena erosi air sungai. Kini ada Bapak Joko dari Gancahan, Godean, Paroki Gamping, yang menangani. Pengerjaan sudah dimulai sejak kemarin, Kamis 22 Mei 2013. Hari ini Pak Joko masuk kamar Rama Bambang memberi informasi bahwa wuwungan (atap teratas) hanya ditumpangkan dan bawahnya berongga. Beliau akan menggantikan satu deret semuanya.   Untuk pembeayaan, Komunitas Rama Domus Pacis sudah mendapatkan dana sebesar Rp. 10.000.000,00 dari kas Mininter.

Selain bangunan induk, Komunitas Domus Pacis juga membangun tempat pertemuan yang menampung sekitar 200-300 orang. Bangunan ini sudah dipakai beberapa kali untuk beberapa kepentingan. Pada tahun ini bangunan ini juga untuk menyelenggarakan pertemuan Novena Ekaristi Seminar setiap Minggu Pertama dari Maret hingga November 2013. Acara Novena berlangsung dari jam 09.00-12.00. Ternyata untuk jam-jam ini matahari memancarkan panasnya masuk ruang pertemuan. Untuk mengurangi hawa panas, Rama Agoeng mengusulkan ada tanam-tanaman yang dipajang khusus yang dapat memberi suasana teduh dan sejuk. Untuk ini Bapak Markus, adik Rama Harjaya, menjadi mitra pengerjaan pot besar yang dibuat dari besi. Sejak Senin 20 Mei 2013 hal ini sudah masuk dalam proses pengerjaan. Dana yang disediakan untuk pembelian besi, perkerjaan las, dan tenaga pekerjanya disediakan dari uang hasil penjualan buku Percikan Iman Rosario yang dikeluarkan oleh Komunitas Rama Domus Pacis.
Sabda Hidup
Jumat, 23 Mei 2013
Yohana Antida Thouret
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Sir. 5:1-8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mrk. 9:41-50

Bacaan Injil Mrk. 9:41-50
41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." 42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; 46 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. 49 Karena setiap orang akan digarami dengan api. 50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."

Renungan
Saya tertarik pada pada kata-kata Yesus, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya" (Mrk 9:41). Kalimat ini menarik karena kurasakan banyak pertolongan yang kudapat dalam hidup ini. Memang ada aja orang yang kurang baik, tetapi lebih banyak orang yang baik yang siap sedia memberikan pertolongan. Dalam aneka kesempatan pertolongan itu hadir. Suatu kali kala aku berada di tempat asing dan tidak membawa uang yang berlaku di tempat itu ada orang yang memberikan recehannya sehingga aku bisa pergi ke tempat penukar uang. Ketika mobil yang kukendarai bersama teman-teman terperosok di lumpur, ada orang yang merelakan truknya untuk menarik mobil kami.
Tangan dan kaki diciptakan Tuhan dan menyatu dengan tubuh kita bukan sekedar untuk menopang kemampuan diri kita sendiri, tetapi juga untuk menolong mereka yang membutuhkan. Tangan dan kaki kita diciptakan agar kita mudah tergerak menolong, menunjukkan dan menuju pada arah yang benar bukan menyesatkan. Maka dengan tegas kalau hal tersebut menyesatkan lebih baik dipenggal.
Pertolongan yang diberikan tidak akan pernah lepas dari catatan Tuhan. Pertolongan yang tulus pada mereka yang percaya padaNya menghadirkan banyak berkat, karena Tuhan Yesus sendiri berkenan dan akan memberikan upahnya. Maka marilah kita gunakan tangan, kaki dan mata sebagai tanda berkat Tuhan bukan alat sesat.

Kontemplasi
Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah orang-orang yang telah menolongmu. Sampaikan ingatanmu ini kepada Tuhan. Percayakan pada Tuhan yang akan memberikan upahnya pada mereka, terutama mereka yang mungkin tidak bisa kautemui lagi.

Refleksi
Apa yang membuatmu gagal dan atau berhasil?

Doa
Yesus, sudilah Engkau memberkati dan memberi upah pada  semua orang yang pernah menolongku. Amin.

Perutusan
Aku akan menggunakan mata, tangan dan kakiku untuk menghadirkan keselamatan.
MAKIN TAMPAK BERMAKNAKAH?

Hari ini, Rabu 22 Mei 2013, rasa-rasanya menampakkan aura peneguhan khusus bagi kehidupan Komunitas Rama Domus Pacis. Ada hal yang membuat gembira campur bangga bagi para rama terutama Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, dan Rama Bambang. Hal pertama didengar oleh keempat rama tersebut. Yang kedua diterima oleh Rama Bambang tetapi akan menjadi kebanggaan bila diketahui oleh ketiga rama itu. Rama Agoeng pun pasti juga ikut gembira dan bangga.
  • Kuria KAS akan berkunjung. Kuria adalah kepemimpinan Keuskupan yang terdiri dari Uskup, Vikaris Jendral (Vikjen), Sekretaris, Ekonom dan di Keuskupan Agung Semarang  (KAS) ditambah pastor kepala Paroki Katedral. Tadi, dalam kunjungan para rama praja Komisariat Semarang di Domus Pacis, Rama Vikjen menginformasikan bahwa besok Rabu, sesudah rekoleksi rama-rama praja KAS Selasa-Rabu di Sangkal Putung, Kuria KAS akan berkunjung ke Domus Pacis. Keempat rama di atas ketika makan siang bertanya-tanya "Apakah yang mendorong Kuria mengunjungi kita?" Hal ini menjadi pertanyaan karena menurut Rama Yadi selamanya baru yang akan datang inilah staf Keuskupan bersama-sama mengunjungi Domus. 
  • Tempat pendampingan kaum tua. Rama Yadi ketika berbicara kepada para rama praja Komisariat Semarang menyinggung salah satu kegiatan Domus Pacis, yaitu pastoral bagi kaum tua. Tampaknya ini cukup menyentuh umat sehingga acara bagi kaum tua biasa dihadiri oleh banyak warga Katolik yang masuk golongan tua. Untuk tahun ini ada program yang diselenggarakan setiap Minggu Pertama Maret-November 2013. Bagi Rama Bambang kenyataan ini makin dirasakan karena dia beberapa kali berjumpa dengan yang masih termasuk muda (usia di bawah 40 tahun) yang bertanya tentang program pendaampingan kaum tua. Bahkan hari ini jam 16.56.37 Rama Bambang menerima SMS "Selamat sore, Romo. Maaf mengganggu. Saya Kika, mahasiswi Sanata Dharma yang sedang ber-PPL di majalah Praba. Saya ingin menulis tentang pendampingan lansia di Wisma Puren. Terkhusus profil dari pendamping yang ada di Wisma Puren. Apakah saya bisa menemui dan mewawancarai salah satu pendamping di sana? Terima kasih."
Dari dua hal tersebut, sekurang-kurangnya dalam diri Rama Bambang, muncul pertanyaan "Makin tampak bermaknakah kehidupan Komunitas Rama Domus Pacis?"

Tuesday, May 21, 2013

DIANTAR TRITUNGGAL

Kemarin, Selasa 21 Mei 2013, adalah hari kontrol kesehatan untuk Rama Bambang. Jam 05.00 pagi dia sudah berada di Rumah Sakit Panti Rapih. Tentu saja dengan bermotor begitu tiba di tempat parkir mobil dokter, Rama Bambang menuju galeri reception rumah sakit berjalan dengan krug untuk mengambil satu kursi roda. Krug dititipkan ke satpam. Rama menuju ruang laboratorium di lantai 2 berkursi roda naik dengan lift. Kontrol kesehatan yang dulu terjadi sebulan sekali, untuk tahun 2013 ini menjadi dua bulan sekali sesuai dengan perintah Dr. Suharnadi sebagai dokter pribadi Rama Bambang. Hari itu yang diperiksa dalam laboratorium adalah Ureum, Creatinin, Asam Urat, Glukosa Darah Puasa, dan Glukosa Darah 2 jam sesudah makan pagi. Karena jam 06.00 dia sudah menyelesaikan makan soto di pinggir jalan, maka jam 08.00 Rama Bambang kembali ke laboratorium Panti Rapih untuk kembali periksa darah lewat darah dan air kencing seperti ketika puasa. Hasil laboratorium, yang sebetulnya selesai sekitar jam 09.30, diambil sore hari sambil ketemu dokter.

Bagi Rama Bambang acara rutin periksa dokter itu sebenarnya juga disertai acara mengucapkan refren kata-kata "Diantar Tritunggal" atau dengan bahasa Jawa "Dipun teraken Hyang Triniji". Kata-kata itu muncul beberapa kali bila ke Panti Rapih untuk menjawab pertanyaan "Rama piyambakan punapa wonten ingkang ndherekaken?" (Rama sendiri atau diantar?). Pertanyaan itu selalu dijawabnya dengan kata-kata "Dipun teraken" (Diantar). "Siapa yang mengantar?" Rama menjawab "Hyang Triniji" (Tritunggal). Kalau orang bertanya "Hyang Triniji?" Rama meneruskan "Inggih, Gusti Allah" (Ya, diantar Tuhan Allah). Orang-orang yang tidak mengenal harian Rama Bambang akan tertawa biasanya sambil berkomentar "Nggih mesthi ta. Gusti tansah njangkung" (Ya jelas pasti. Tuhan selalu menyertai). Tetapi yang tahu harian rama Bambang, termasuk beberapa perawat dan petugas Panti Rapih, hanya tertawa dan ada yang terbahak-bahak. Bahkan ada yang bilang "Ngenteni neng parkiran dokter ta?" (Dia menanti di tempat parkir mobil dokter ta?). Kebetulan pagi itu, sekitar jam 08.30, dokter Broto dilihat satpam dari jauh sedang mengamati motor Rama Bambang. "Kula kinten asli gaweyan pabrik, je" (Saya kira asli buatan pabrik) komentar dokter Broto untuk motor roda 3 yang oleh Rama Bambang diberi nama Hyang Triniji (Tritunggal).
Lamunan Pekan Biasa VII
Rabu, 22 Mei 2013

Markus 9:38-40

9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.


Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, era global ditandai oleh amat sangat banyak aneka jenis dan kategori kelompok-kelompok. Setiap kelompok biasa memiliki perjuangan kelompoknya sendiri sehingga era global adalah era maraknya persaingan.
  • Tampaknya, persaingan tidak hanya terjadi antara kelompok-kelompok yang berbeda pandangan dan cita-cita perjuangan. Di antara kelompok-kelompok yang memiliki pandangan, perjuangan, program, dan kegiatan yang sama pun dapat terjadi usaha-usaha saling mengalahkan bahkan bermusuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam yang ilahi orang atau kelompok orang harus terbuka pada kebaikan orang lain atau kelompok lain yang hidup sama seperti yang ada dalam diri atau kelompoknya. Bahkan pengikut ilahi akan bermintra dengan siapa saja atau kelompok apa saja yang berkehendak baik.
Wah, kalau apa-apa harus bermitraan, kapan kita akan mampu menonjol?!

Monday, May 20, 2013

NAPA KULA NGGIH KESANTHET?

"Wau dalu kula wangsul meh jam 12.30" (Tadi malam saya pulang hampir jam 12.30) kata Rama Bambang kepada Rama Yadi dan Rama Harto pada makan pagi hari ini, Selasa 21 Mei 2013. "Misa teng pundi, ta?" (Misa kemana, ta) tanya Rama Yadi. Rama Bambang menjawab "Kula mboten misa, ning ndherek Slasa Kliwonan lintas agama, keyakinan, tingkat ekonomi. Criyose niku paguyuban budaya Nusantara sing nekanake rembug spiritualitas" (Saya tidak misa, tetapi ikut Slasa Kliwonan lintas agama, keyakinan dan tingkat ekonomi. Katanya itu adalah paguyuban Nusantara yang menekankan pembicaraan tentang spiritualitas). Slasa Kliwonan adalah hari yang oleh masyarakat Jawa tradisional dipandang sebagai hari keramat. Itu terjadi 35 hari sekali. Rama Bambang kemudian berceritera tema pembicaraan malam itu, yaitu "Dunia Santhet". Yang menjadi narasumber adalah Abah Cecep dari Rangkasbitung, Banten. Beliau adalah seorang haji yang tampak amat paham agama Islam namun memiliki kemampuan paranormal warisan keluarga. Sebagai "orang pintar" menangkal dan membebaskan orang sakit akibat santhet (diguna-guna), Abah Cecep banyak diundang ke banyak tempat bahkan sampai Kalimantan Barat. Kini beliau tinggal di Giwangan, Yogyakarta. Di dalam pembicaraan Abah Cecep tidak menjelaskan pengertian atau apa itu santhet, tetapi beliau menghadirkan ceritera pengalaman-pengalaman yang selalu diakhiri dengan refren "Tidak bisa dibuktikan, tetapi nyatanya ada" dan refren "Ini adalah hal goib." Banyak peserta yang kemudian bergantian mensharingkan pengalaman "goib"nya dari berbagai keagamaan.

Ternyata Rama Yadi tampak antusias mendengarkan kisah Rama Bambang ikut Slasa Kliwonan. Bahkan Rama Yadi kemudian berceritera tentang pengalamannya dulu ketika berguru. Omong-omong tentang santhet memang mengasyikkan. Dari sini Rama Bambang jadi tahu bahwa penyakit itu ada macam-macam asalnya. Salah seorang peserta menjelaskan asal penyakit bisa datang dari Allah, dari alam, dari kekeliruan orang seperti kecelakaan, dari guna-guna. Ketika Rama Bambang menginterupsi bapak yang memberi penjelasan, para peserta tertawa terbahak-bahak karena Rama bertanya "Nek suku kula, niki saking Allah napa saking guna-guna?" (Kalau kaki saya yang pincang ini dari Allah atau dari guna-guna?).
Sabda Hidup
Selasa, 21 Mei 2013
Kristoforus Magallanes
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Sir. 2:1-11; Mzm. 37:3-4,18-19,27-28,39-40; Mrk. 9:30-37

Bacaan Injil Mrk. 9:30-37
30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. 33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Renungan
Suatu kali, pas membantu misa di kartasura, ada seorang bapak menemuiku dan menceritakan apa yang baru saja dilakukan anaknya. Kala itu ketika sang anak dan ibunya selesai siap-siap untuk acara hari minggu, ia meminta ibunya berhenti sejenak. Ibunya yang sudah berada di atas motor pun bingung dan bertanya, "Kenapa berhenti?" "Aku ingin liat Rm Agoeng dulu," kata si anak. Ibu itu pun menghentikan motornya, si anak turun lalu masuk ke Gereja. Ia berjalan dengan tenang ke depan menuju altar. Sampai depan panti imam ia berlutut, melihat aku lalu keluar Gereja.
Mendengar cerita itu aku tertegun sekaligus kagum. Anak itu begitu polos dan kuat mewujudkan keinginannya. Kukatakan pada bapak itu kalau aku pingin ketemu anak itu karena aku tidak melihat aksinya pas misa itu. Sang bapak pun tersenyum. Hari minggu setelah misa pagi anak itu pun menemuiku bersama orang tuanya. Kujabat tangannya dan kuucapkan terima kasih karena mau melihatku dan selamat karena tekad dan ketekunannya mewujudkan keinginannya.
Anak-anak memang polos. Apa yang diinginkan diwujudkan. Mereka tidak malu, mereka tulus, mereka tidak takut gagal, mereka tidak berpretensi atas kuasa. Kiranya inilah yang menggerakkan Yesus untuk menunjukkan Kerajaan Allah. Dalam diri anak-anak itulah Kerajaan Allah hadir secara nyata.

Kontemplasi

Bayangkan kisahku tadi. Amatilah perilaku si anak tadi. Pelajarilah ketulusan, keberanian, tekad dan usahanya mewujudkan keinginannya.

Refleksi
Siapa seorang anak bagimu? Apakah anda melihat kehadiran Kerajaan Allah pada mereka?

Doa
Tuhan di tengah dunia yang gila kuasa, ajarilah aku agar mempunyai tekad yang tulus seperti seorang anak dan kepasrahan karena hanya mengandalkanMu Sang Penguasa utama kehidupan ini. Amin.

Perutusan
Aku akan membangun tekadku untuk mewujudkan cita-citaku dalam kerangka Kerajaan Allah.

Sunday, May 19, 2013

GEMBIRA KARENA KETABRAK MOTOR

Pagi ini, Senin 20 Mei 2013, suasana makan pagi disemarakkan dengan omong-omong Rama Agoeng, Rama Harto, Rama Yadi, dan Rama Bambang. Seperti biasa, alur ceritera bisa berpindah-pindah dan berganti-ganti. Pertama-tama tentang snak dalam bungkusan plastik yang dibawa oleh Rama Bambang. Rama Bambang bilang makanan dari ubi kayu tetapi empuk. Rama Agoeng mengiyakan. Tetapi ketika dibaca dalam tulisan ternyata bahannya dari tepung, bawang, sedikit gula, dan garam. Rama Agoeng bilang "Asin lho, rama" yang diarahkan ke Rama Bambang. "Njenengan darah tinggi, ta?" (Anda hipertensi, ta?) Rama Agoeng menambahkan. Rama Bambang menyahut "Kula pun terlatih mangan sayur kasinen saben dina" (Saya sudah terlatih makan terlalu asin setiap hari). Dan semua tertawa. Mungkin karena semua sadar menu makan jatah Domus yang sehari gitu-gitu sehingga Rama Yadi beberapa hari lalu selalu membandingkan dengan jatah di Pastoran Paroki Salam. Pembicaraan pun berpindah ke rama-rama praja Kevikepan Semarang yang akan berkunjung ke Domus besuk Rabu 22 Mei 2013. Ketika lihat TV, omongan berganti membandingan TVRI dan TV-TV swasta. Dan seterusnya pindah tema ini pindah tema itu.

Tiba-tiba Rama Agoeng bertanya kepada Rama Yadi "Sukune pripun, rama?" (Bagaimana kaki rama?). Ini berkaitan dengan peristiwa Rama Yadi ketika bermotor malam hari akan ke Salam ditabrak motor lain di dekat jembatan Puren, Selokan Mataram, pada Rabu 15 Mei 2013. Rama Yadi tersenyum manis dan menjawab "Sakniki malah kaya bar diterapi, je" (Sekarang malah seperti habis terapi). Rama Agoeng terus bertanya tentang siapa yang memijat. Ternyata pemijatnya adalah seorang buta dari Paroki Salam. Rama Yadi kemudian berkata dengan penuh kebanggaan "Sakniki suku kula malah kukuh saget mlampah enak. Kaya-kaya sempere ilang" (Sekarang kaki saya jadi kokoh, enak untuk jalan. Kepincangannya seakan-akan hilang). Rama Harto menyambung "Kados sukune Rama Bambang dhek bar kepleset terus opname malah dadi isa rada kuwat napak" (Seperti kaki Rama Bambang sesudah terpeleset dan opname di rumah sakit menjadi agak kuat dapat menapak). "Kaya wong amnesia nggih?" (Seperti orang amnesia lalu sadar karena terjatuh atau terantuk benda keras, ya?) kata Rama Agoeng. Rama Bambang menyahut "Amnesia fisik" disahut oleh semua "Ha ha ha ....."
Lamunan Pekan Biasa VII
Senin, 20 Mei 2013

Markus 9:14-29

9:14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan  sesuatu dengan mereka.
9:15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia.
9:16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?"
9:17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.
9:18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."
9:19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
9:20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.
9:21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya.
9:22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."
9:23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
9:24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
9:25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"
9:26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya  seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati."
9:27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.
9:28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?"
9:29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."


Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada pandangan bahwa agama adalah sumber dari kehidupan bermoral yang melahirkan perbuatan-perbuatan luhur. Perbuatan-perbuatan luhur akan membawa kebaikan umum yang mengutamakan kesejahteraan dan pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD).
  • Tampaknya, segala kekacauan dan kebingungan serta krisis multidimensional juga dikaitkan dengan kurangnya pemahaman dan tindakan hidup beragama. Pembangunan tempat-tempat ibadah, penyelenggaraan upacara-upacara doa, dan peningkatan kajian dan pengajaran agama di lembaga-lembaga dan tempat-tembat pendidikan diyakini menjadi jalan ampuh untuk memulihkan segala kehidupan amoral.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kekacauan tak dapat hanya dihadapi dengan upacara dan tampilan keagamaan sebaik dan seindah apapun olahannya. Tanpa penghayatan batin hubungan dengan yang ilahi, hidup orang bahkan hidup keagamaannya tak punya daya sosial yang sejati.
Ah, ngurus hidup sendiri saja udah susah kok. Ngapain terlalu mikir orang lain?!
PAGI DAN SIANG BANYAK PERGI

Kemarin malam, Sabtu 18 Mei 2013, di meja makan Domus hanya Rama Harto dan Rama Bambang yang bersama makan. Rama Tri masih di kamar. Rama Yadi seperti biasa setiap Sabtu malam Minggu ganjil selalu misa di Kapel Kleben, Paroki Klepu. Rama Agoeng dan Rama Jaka tugas luar. Rama Harjaya dilayani di kamarnya. Minggu pagi, 19 Mei 2013, Rama Agoeng masih pergi dan biasa pulang Domus pada Senin pagi. Rama Bambang mendahului makan pagi karena pergi ke Ganjuran mengisi Rekoleksi Ibu-ibu Paroki Ganjuran. Ketika Rama Yadi masuk kamar makan Rama Bambang sudah selesai makan dan minta pamit. Rama Tri dan Rama Jaka biasa ada di kamarnya. Pastilah Rama Yadi hanya dengan Rama Harto dalam makan pagi bersama. Siang hari suasana juga akan seperti ini. Jarang terjadi pada hari Minggu ada banyak rama Domus dapat makan bersama. Rama Yadi pun kerap membantu misa di luar, biasanya Paroki Salam. Tetapi sore ini Rama Bambang menemukan dos plastik berisi roti dan makanan lain di kamar makan. Tebakan ditujukan ke tamu Rama Harto yang sering bawa oleh-oleh untuk Rama se Domus. Pada hari Minggu biasanya banyak tamu luar kota, biasanya dari Semarang, mengunjungi Rama Harto.

Saturday, May 18, 2013

DOMUS DI PAGI HARI

Dulu, Domus Pacis di pagi hari terasa amat lengang. Suara serangga dinihari hanya menambah suburnya rasa sepi. Sepiiiiii ..... Paling-paling ada bunyi burung perkutut peninggalan almarhum Rama Sutowibowo. Tetapi karena karyawan kerap lupa meletakkan sarang agar kena matahari pagi, burung-burung perkutut itu kerap seakan membeku dan tak mampu bersuara. 

Kini, sejak pagi sekitar jam 02.25 hingga jam 06.30 Domus Pacis terasa dihias oleh keindahan ekologis. Burung perkutut tetap melambungkan pujian karena hidupnya terurus dan terjamin. Rasa-rasanya Domus menjadi indah meriah tetapi tetap membuat hati tenang-riang. Biasanya dimulai dengan suara kokok ayam jantan dari kampung seberang Sungai Gajah Wong. Suara sayup-sayup itu ternyata menjadi semacam kontak HP alami bagi ayam-ayam Domus yang banyak didatangkan sejak permulaan tahun 2013. Suara sayup ayam luar Domus terasa seperti aba-aba dirigen paduan suara mistik bagi kor pagi Domus Pacis. Ada suara bergantian antara bariton jago (ayam jantan) wareng yang disahut nyanyian alto jago kate. Lengkingan jago serema memamerkan suara soprannya yang disusul dengan getar bas si ayam ketawa. Suara sahut-menyahut itu diiringi doa litani burung-burung perkutut. Ketika fajar merekah sekitar jam 06.00 pagi suara-suara itu menjadi paduan yang amat meriah yang tetap tak mengganggu keheningan. Tetapi, kalau ingat ayam-ayam, hati pun tidak hanya disemarakkan dengan ayam-ayam hias yang ada di dalam gedung induk Domus Pacis. Ada juga ayam-ayam kampung di luar gedung tepatnya di bawah sebelah barat kamar makan dan kamar-kamar Rama Harto dan Rama Bambang. Hati Rama Bambang tadi malam seperti mau bersorak-sorai ketika dalam makan malam Rama Harto berkata "Ayame kampung pun ngendhog sanga" (Ayam kampung sudah bertelur sembilan).
Sabda Hidup
Minggu, 19 Mei 2013
HARI RAYA PENTAKOSTA
Warna Liturgi Merah
Bacaan
Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; 1Kor. 12:3b-7,12-13 atau Rm. 8:8-17; Yoh. 14:15-16,23b-26

Bacaan Injil Yoh. 14:15-16,23b-26
15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. 24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. 25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Renungan

Hari ini kita merayakan Hari Raya Pentakosta, hari turunnya Roh Kudus. Sebelum kenaikan ke surga, Yesus menjanjikan hadirnya Roh Penghibur. Kini Roh itu telah datang kepada para murid sebagaimana dijanjikan oleh Yesus.
Kehadiran Roh Kudus sungguh mengubah hidup para murid. Mereka yang dulu hanya "nginthil" Tuhan Yesus sekarang ini tampil sendiri. Berkat kehadiran Roh Kudus mereka tampil dengan berani mewartakan karya penyelamatan Allah yang sungguh telah terpenuhi dalam diri Yesus Kristus yang telah wafat dan kemudian bangkit.
Roh Kudus menghidupkan para murid yang sempat lesu. Roh Kudus membuka budi mereka untuk memahami aneka perkara dan menjelaskannya dengan gamblang. Roh Kudus menggerakkan para murid menjelajah banyak bangsa, blusukan ke aneka desa untuk mewartakan Kristus. Kenaikan Yesus ke surga dan kehadiran Roh Kudus membangkitkan kemandirian para murid menghadirkan warta keselamatan Tuhan.

Kontemplasi

Duduklah dalam keheningan. Ingatlah masa-masa perkembangan dirimu. Ingatlah tahap-tahap munculnya keberanianmu melakukan sesuatu. Ingatlah siapa ya berperan di sana?

Refleksi
Apa peran Roh Kudus dalam hidupmu?

Doa
Tuhan sudilah mengutus Roh-Mu mendampingi dunia agar senantiasa selaras dengan kehendakMu. Tolonglah mereka yang dipercaya menyelenggarakan kebersamaan hidup manusia agar mereka sungguh menghadirkan keselamatanMu. Semoga semua yang percaya pada PuteraMu pun mengalami cinta dan keselamatanMu. Amin.

Perutusan
Aku akan hidup dalam kasih Tuhan dan mensyukuri kehadiran Roh Kudus.

Friday, May 17, 2013

NOSTALGIA

Kemarin, Jumat 17 Mei 2013 dari jam 17.30-20.00, Komunitas Rama Domus Pacis mendapatkan kunjungan kelompok ibu-ibu yang disertai beberapa bapak dari Wilayah Maguwa, Paroki Kalasan, Yogyakarta. Kelompok ini sebenarnya mula pertama menghubungi Rama Agoeng. Tetapi penghubung diminta kontak dengan Rama Bambang. Ketika Rama Bambang melayani misa di salah satu keluarga Kalasan, dia mencium latar belakang kegiatan kunjungan. Dari omong-omong dengan salah satu bapak, Rama Bambang tahu bahwa Maguwa sedang berderap merayakan 25 tahun gerejanya yang puncaknya akan terjadi besuk tanggal 2 Juni 2013. "Ini pasti dalam rangka perayaan itu" kata Rama Bambang dalam hati. Dan benarlah, ketika kemarin sore ada pidato dari salah satu wakil, beliau menceriterakan sejarah Maguwa. Pada tahun 1955 Maguwa memiliki 55 orang warga. Kini sudah lebih dari 1.500 orang. Bahkan kini Maguwa mendapatkan status sebagai "Stasi" dari Paroki Kalasan sebagai Stasi Pembelajaran, karena stasi yang sebenarnya harus dengan ketetapan dari Keuskupan.


Berkaitan dengan umat "Stasi" Maguwa, Rama Yadi memiliki peran khusus dalam sejarah pembangunan gedung Gereja Maguwa. Sebenarnya pada waktu pembangunan, tokoh-tokoh awam dalam Dewan Paroki Kalasan pada umumnya tidak menyetujui. Tetapi dalam kepemimpinan Rama Yadi segala dana dari umat Maguwa dan luar Maguwa dapat dihimpun. Bahkan beberapa urusan administratif dapat diperoleh dari Keuskupan Agung Semarang karena kecerdikan dan taktik Rama Yadi. Inilah yang membuat acara misa kunjungan kemarin sore menjadi hangat penuh keceriaan. Rama Yadi yang memimpin misa menceriterakan pengalaman proses pembangunan gedung Gereja Maguwa. Acara kemarin sore diakhiri dengan makan bersama pengunjung dan penghuni Domus Pacis. Santap malam itu dibawa oleh pengunjung.
Lamunan Pekan VII Paskah
Sabtu, 18 Mei 2013

Yohanes 21:20-25

21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, sekalipun era global menghadiran pola hubungan sosial yang bercorak horisontal menekankan fungsi atau tugas dalam hidup bersama, ternyata orang tetap masih berpikir kedudukan. Bahkan hidup kenegaraan orang dapat bergabung dalam partai politik untuk meraih status sosial.
  • Tampaknya, dengan status atau kedudukan orang berpikir memiliki kekuasaan sosial. Dalam kehidupan politik yang demokratis orang dapat berjuang mendekatkan hidup ke massa rakyat hanya untuk sebuah kekuasaan, bahkan dalam hidup keagamaan pun orang juga dapat ribut tentang status dan kekuasaan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, punya kedudukan dan tanpa kedudukan atau kududukan besar dan kecil, yang paling pokok adalah hidup melekatkan diri pada yang ilahi. Dalam pola hidup demokratis atau monarkis atau pola lainnya, kelekatan dengan yang ilahi setiap kedudukan menjadi sarana menghayati dan memaklumkan kebenaran hidup.
Wah, status itu yang pokok adalah untuk dapat kekuasaan menikmati hidup. Malah ilahi-ilahian segala!

Thursday, May 16, 2013

HANYA NGILER

Pagi ini, Jumat 17 Mei 2013, di meja makan ada dos istimewa, Pizza Hut. Dos ini terletak dekat piring Rama Tri Wahyono. Ketika Rama Agoeng, Rama Harto, dan Rama Bambang selesai makan pagi, Rama Tri Wayono baru masuk. "Wah, entuk pizza seka sapa?" (Wah, dapat dari siapa pizza itu?) tanya Rama Bambang. Ternyata Rama Tri tidak tahu dari mana asal dos tersebut. Rama Bambang lalu berkata kepada Rama Tri "Makan aja". Ketika Rama Tri sedang menikmati isi dos, Rama Bambang berbisik kepada Rama Agoeng sambil menunjuk diam-diam ke arah Rama Harto. Rama Agoeng tersenyum sambil melihat Rama Harto. Rama Bambang tertawa "Ha ha ha ..... Rama Harto nginjen pizzane" (Ha ha ha .... Rama Harto mengintip pizza).

Siang hari sekitar jam 11.30 Rama Bambang meninjau dos itu. Ketika dibuka ternyata tinggal sedikit sisa dari bulatan besar pizza tadi pagi. Rama Bambang bertanya ke Rama Tri siapa yang menyantap. Rama Tri berkata "Rama Jaka yang makan." "Rama Harto sudah makan belum?" "Wis, sairis" (Sudah satu iris). Ketika makan siang barulah diketahui bahwa yang membawa dos pizza tersebut adalah Rama Jaka. Karena Rama Yadi tidak suka, pizza sisa diberikan kepada Rama Harto. Sebenarnyalah Rama Bambang juga amat senang pizza. Tetapi demi bersahabat dengan penyakit gula dan kolesterol Rama Bambang hanya dapat ngiler atau meneteskan air liur.
SAAT RUTIN BERSAMA

Banyak warga umat Katolik baik perorangan maupun kelompok kini tertarik mengadakan kunjungan dan berteman dengan Komunitas Rama Domus Pacis. Tidak sedikit yang memberikan komentar bahwa kini Domus Pacis gayeng dan dinamis. Ada juga yang mengatakan tentang hangat dan akrabnya hubungan antar rama di Domus Pacis. Sebenarnya hingga kini hanya ada empat momen yang mempertemukan rama-rama bahkan para karyawan Domus: 1) Misa Komunitas Senin-Sabtu jam 18.00; 2) makan bersama tiga kali sehari; 3) pertemuan komunitas; 4) pelaksanaan program Pendampingan Iman Kaum Tua (PIKATU). Dari empat momen ini yang selalu diikuti oleh banyak warga komunitas adalah pertemuan komunitas dan pelaksanaan program PIKATU. Biasanya yang tidak ikut pertemuan komunitas hanya Rama Harjaya dan tukang suci, sehingga 10 orang warga (83,33%) terlibat. Program PIKATU yang dilaksanakan di Domus Pacis biasa melibatkan 5 orang rama (71,43 dari semua rama) atau 7 orang termasuk 2 orang karyawan (58,33%). 

Dua momen kebersamaan lain (Misa Komunitas dan makan bersama) adalah yang paling sedikit pesertanya. Yang biasa misa harian bersama di Domus adalah Rama Yadi dan Rama Harto. Selain dua rama ini, yang menduduki rangking berikut keterlibatan adalah Rama Tri Wahyono. Rama Bambang juga ikut misa harian ini bila tidak melayani misa atau pertemuan luar Domus. Rama Harjaya tidak akan pernah ikut. Rama-rama yang lain biasa misa harian pribadi bila tidak punya program luar Domus. Berkaitan dengan makan bersama, yang biasa terlibat bersama adalah Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, Rama Bambang, dan Rama Agoeng (terutama pada makan pagi dan atau siang). Makan bersama ini juga biasa dilakukan sambil melihat tayangan TV. Pernah muncul keprihatinan bagaimana caranya dapat melibatkan semua rama. Akan tetapi kemudian muncul kesadaran bahwa yang pokok dalam Domus Pacis terdapat kehidupan komunitas. Dan komunitas ini tetap terbuka pada dan menerima  realitas adanya warga yang terhalang ikut kumpul. Dan ternyata adanya komunitas yang hidup dapat membuat Domus Pacis makin maju, berkembang, dan sejahtera. Bukankah Tuhan sudah berkata "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat 18:20)?
Sabda Hidup
Jumat, 17 Mei 2013
Paskalis Baylon
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 25:13-21; Mzm. 103:1-2,11-12,19-20ab; Yoh. 21:15-19

Bacaan Injil Yoh. 21:15-19
15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. 18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Renungan
Dalam komunitas pastoran umumnya, sarapan pagi menjadi kesempatan untuk bertemu setiap anggotanya. Begitu juga di komunitas Domus Pacis. Dan tampaknya hal tersebut juga hidup dalam komunitas Yesus dan para rasul.
Saat sarapan dan berjumpa itu ada banyak kisah yang bisa disampaikan, ada banyak pemikiran yang timbul dan juga dialog yang mendalam.
Kala sarapan Yesus berdialog secara mendalam dengan Petrus. 3 kali Yesus menanyakan cinta Petrus kepadaNya. Meski hal itu membuat sedih hati Petrus namun akhirnya meyakinkan Yesus bahwa Petrus siap untuk menggembalakan domba-dombaNya.
Ya kadang untuk memurnikan hati seringkali membawa rasa sedih. Namun pemurnian ini akan meneguhkan langkah kehidupan berikutnya.

Kontemplasi
Pejamkan sejenak. Ingatlah kapan keluarga/komunitasmu bisa berkumpul dengan nyaman tanpa dikejar-kejar waktu. Ingatlah pembicaraan-pembicaraan penting dan menghidupkan.

Refleksi
Adakah ruang dan waktu berjumpa sebagai komunitas/keluarga yang hangat di tempat Anda?

Doa
Tuhan semoga aku rela hadir di antara komunitas/keluargaku. Semoga aku tidak takut meluangkan waktu untuk mereka. Amin.

Perutusan
Aku akan mengadakan waktu perjumpaan hangat dengan komunitas/keluarga.