Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, May 20, 2013

Sabda Hidup
Selasa, 21 Mei 2013
Kristoforus Magallanes
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Sir. 2:1-11; Mzm. 37:3-4,18-19,27-28,39-40; Mrk. 9:30-37

Bacaan Injil Mrk. 9:30-37
30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. 33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Renungan
Suatu kali, pas membantu misa di kartasura, ada seorang bapak menemuiku dan menceritakan apa yang baru saja dilakukan anaknya. Kala itu ketika sang anak dan ibunya selesai siap-siap untuk acara hari minggu, ia meminta ibunya berhenti sejenak. Ibunya yang sudah berada di atas motor pun bingung dan bertanya, "Kenapa berhenti?" "Aku ingin liat Rm Agoeng dulu," kata si anak. Ibu itu pun menghentikan motornya, si anak turun lalu masuk ke Gereja. Ia berjalan dengan tenang ke depan menuju altar. Sampai depan panti imam ia berlutut, melihat aku lalu keluar Gereja.
Mendengar cerita itu aku tertegun sekaligus kagum. Anak itu begitu polos dan kuat mewujudkan keinginannya. Kukatakan pada bapak itu kalau aku pingin ketemu anak itu karena aku tidak melihat aksinya pas misa itu. Sang bapak pun tersenyum. Hari minggu setelah misa pagi anak itu pun menemuiku bersama orang tuanya. Kujabat tangannya dan kuucapkan terima kasih karena mau melihatku dan selamat karena tekad dan ketekunannya mewujudkan keinginannya.
Anak-anak memang polos. Apa yang diinginkan diwujudkan. Mereka tidak malu, mereka tulus, mereka tidak takut gagal, mereka tidak berpretensi atas kuasa. Kiranya inilah yang menggerakkan Yesus untuk menunjukkan Kerajaan Allah. Dalam diri anak-anak itulah Kerajaan Allah hadir secara nyata.

Kontemplasi

Bayangkan kisahku tadi. Amatilah perilaku si anak tadi. Pelajarilah ketulusan, keberanian, tekad dan usahanya mewujudkan keinginannya.

Refleksi
Siapa seorang anak bagimu? Apakah anda melihat kehadiran Kerajaan Allah pada mereka?

Doa
Tuhan di tengah dunia yang gila kuasa, ajarilah aku agar mempunyai tekad yang tulus seperti seorang anak dan kepasrahan karena hanya mengandalkanMu Sang Penguasa utama kehidupan ini. Amin.

Perutusan
Aku akan membangun tekadku untuk mewujudkan cita-citaku dalam kerangka Kerajaan Allah.

0 comments:

Post a Comment