Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, May 19, 2013

GEMBIRA KARENA KETABRAK MOTOR

Pagi ini, Senin 20 Mei 2013, suasana makan pagi disemarakkan dengan omong-omong Rama Agoeng, Rama Harto, Rama Yadi, dan Rama Bambang. Seperti biasa, alur ceritera bisa berpindah-pindah dan berganti-ganti. Pertama-tama tentang snak dalam bungkusan plastik yang dibawa oleh Rama Bambang. Rama Bambang bilang makanan dari ubi kayu tetapi empuk. Rama Agoeng mengiyakan. Tetapi ketika dibaca dalam tulisan ternyata bahannya dari tepung, bawang, sedikit gula, dan garam. Rama Agoeng bilang "Asin lho, rama" yang diarahkan ke Rama Bambang. "Njenengan darah tinggi, ta?" (Anda hipertensi, ta?) Rama Agoeng menambahkan. Rama Bambang menyahut "Kula pun terlatih mangan sayur kasinen saben dina" (Saya sudah terlatih makan terlalu asin setiap hari). Dan semua tertawa. Mungkin karena semua sadar menu makan jatah Domus yang sehari gitu-gitu sehingga Rama Yadi beberapa hari lalu selalu membandingkan dengan jatah di Pastoran Paroki Salam. Pembicaraan pun berpindah ke rama-rama praja Kevikepan Semarang yang akan berkunjung ke Domus besuk Rabu 22 Mei 2013. Ketika lihat TV, omongan berganti membandingan TVRI dan TV-TV swasta. Dan seterusnya pindah tema ini pindah tema itu.

Tiba-tiba Rama Agoeng bertanya kepada Rama Yadi "Sukune pripun, rama?" (Bagaimana kaki rama?). Ini berkaitan dengan peristiwa Rama Yadi ketika bermotor malam hari akan ke Salam ditabrak motor lain di dekat jembatan Puren, Selokan Mataram, pada Rabu 15 Mei 2013. Rama Yadi tersenyum manis dan menjawab "Sakniki malah kaya bar diterapi, je" (Sekarang malah seperti habis terapi). Rama Agoeng terus bertanya tentang siapa yang memijat. Ternyata pemijatnya adalah seorang buta dari Paroki Salam. Rama Yadi kemudian berkata dengan penuh kebanggaan "Sakniki suku kula malah kukuh saget mlampah enak. Kaya-kaya sempere ilang" (Sekarang kaki saya jadi kokoh, enak untuk jalan. Kepincangannya seakan-akan hilang). Rama Harto menyambung "Kados sukune Rama Bambang dhek bar kepleset terus opname malah dadi isa rada kuwat napak" (Seperti kaki Rama Bambang sesudah terpeleset dan opname di rumah sakit menjadi agak kuat dapat menapak). "Kaya wong amnesia nggih?" (Seperti orang amnesia lalu sadar karena terjatuh atau terantuk benda keras, ya?) kata Rama Agoeng. Rama Bambang menyahut "Amnesia fisik" disahut oleh semua "Ha ha ha ....."

0 comments:

Post a Comment