Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, May 16, 2013

SAAT RUTIN BERSAMA

Banyak warga umat Katolik baik perorangan maupun kelompok kini tertarik mengadakan kunjungan dan berteman dengan Komunitas Rama Domus Pacis. Tidak sedikit yang memberikan komentar bahwa kini Domus Pacis gayeng dan dinamis. Ada juga yang mengatakan tentang hangat dan akrabnya hubungan antar rama di Domus Pacis. Sebenarnya hingga kini hanya ada empat momen yang mempertemukan rama-rama bahkan para karyawan Domus: 1) Misa Komunitas Senin-Sabtu jam 18.00; 2) makan bersama tiga kali sehari; 3) pertemuan komunitas; 4) pelaksanaan program Pendampingan Iman Kaum Tua (PIKATU). Dari empat momen ini yang selalu diikuti oleh banyak warga komunitas adalah pertemuan komunitas dan pelaksanaan program PIKATU. Biasanya yang tidak ikut pertemuan komunitas hanya Rama Harjaya dan tukang suci, sehingga 10 orang warga (83,33%) terlibat. Program PIKATU yang dilaksanakan di Domus Pacis biasa melibatkan 5 orang rama (71,43 dari semua rama) atau 7 orang termasuk 2 orang karyawan (58,33%). 

Dua momen kebersamaan lain (Misa Komunitas dan makan bersama) adalah yang paling sedikit pesertanya. Yang biasa misa harian bersama di Domus adalah Rama Yadi dan Rama Harto. Selain dua rama ini, yang menduduki rangking berikut keterlibatan adalah Rama Tri Wahyono. Rama Bambang juga ikut misa harian ini bila tidak melayani misa atau pertemuan luar Domus. Rama Harjaya tidak akan pernah ikut. Rama-rama yang lain biasa misa harian pribadi bila tidak punya program luar Domus. Berkaitan dengan makan bersama, yang biasa terlibat bersama adalah Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, Rama Bambang, dan Rama Agoeng (terutama pada makan pagi dan atau siang). Makan bersama ini juga biasa dilakukan sambil melihat tayangan TV. Pernah muncul keprihatinan bagaimana caranya dapat melibatkan semua rama. Akan tetapi kemudian muncul kesadaran bahwa yang pokok dalam Domus Pacis terdapat kehidupan komunitas. Dan komunitas ini tetap terbuka pada dan menerima  realitas adanya warga yang terhalang ikut kumpul. Dan ternyata adanya komunitas yang hidup dapat membuat Domus Pacis makin maju, berkembang, dan sejahtera. Bukankah Tuhan sudah berkata "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat 18:20)?

0 comments:

Post a Comment