Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, December 26, 2020

Santo Stefanus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 08 Oktober 2019 Hits: 24252

  • Perayaan
    26 Desember
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Wilayah karya
    Yerusalem
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar Tahun 33 | Martir, Dirajam sampai mati
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation
Nama Stefanus berasal dari Bahasa Yunani Stephanos, yang berarti "mahkota".  Ia adalah pengikut Kristus pertama yang menerima mahkota kemartiran. Stefanus adalah seorang diakon pada masa Gereja Perdana. Kita membaca kisah tentangnya dalam Kitab Kisah Para Rasul. Petrus dan para rasul lainnya menyadari bahwa mereka membutuhkan penolong-penolong untuk mengurus para janda serta kaum miskin. Jadi, mereka mentahbiskan tujuh orang diakon. Stefanus adalah yang paling terkenal dari antara mereka.


“Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang t
erkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.” (KIS 6:1-6)

Tuhan mengadakan banyak mukjizat melalui St. Stefanus. Ia berbicara dengan hikmat dan karunia yang membuat banyak dari para pendengarnya menjadi pengikut Yesus. Para musuh Gereja Yesus merasa geram melihat betapa berhasilnya khotbah St. Stefanus. Pada akhirnya, mereka bersekongkol untuk melawan dia. Mereka tidak dapat membantah perkataan-perkataannya yang bijaksana, jadi mereka memerintahkan beberapa orang untuk bersaksi dusta terhadapnya. Saksi-saksi palsu itu mengatakan bahwa Stefanus telah berbicara hujat terhadap Tuhan. Stefanus menghadapi gerombolan para musuhnya yang banyak itu tanpa rasa takut.  Kitab Suci mengatakan bahwa wajahnya menjadi serupa dengan wajah malaikat.

“Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.” (KIS 6:15)

Dalam sidang itu Stefanus berbicara tentang Yesus dan menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias yang dijanjikan Tuhan. Ia mencela ketidak-percayaan mereka kepada Yesus sama seperti dulu nenek moyang mereka yang juga tidak percaya kepada nabi-nabi terdahulu. Mendengar itu, mereka menjadi amat marah serta berteriak-teriak kepadanya. 

“Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah” (KIS 7:55-56)

Para musuhnya menutup telinga mereka dan tidak mau mendengarnya lebih lanjut. Mereka menyeret St. Stefanus ke luar kota Yerusalem dan melemparinya dengan batu hingga mati. Orang kudus itu berdoa, “Tuhan Yesus, terimalah rohku!” Kemudian ia berlutut serta memohon kepada Tuhan untuk tidak menghukum para musuh yang membunuhnya.

“Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia” (KIS : 7:60)

Setelah pernyataan kasih yang sedemikian besar itu, Stefanus lalu meninggalkan dunia ini menuju kebahagiaan abadi bersama Yesus yang dikasihinya.

Pada KIS 8:2 dikatakan: “Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat”. Tidak ada penjelasan tentang dimana lokasi makam Martir pertama ini.  Sampai Pada Tahun 415 Masehi seorang peziarah dan imam bernama Lucian  mendapat penglihatan yang mengungkapkan lokasi jenazah Santo Stefanus dimakamkan. Lokasi dimana saat ini berdiri Gereja St. Stefanus, di Yerusalem.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

0 comments:

Post a Comment