Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, April 11, 2020

Trihari Suci di Domus


Pada Senin 6 April 2020 Rm. Bambang menuliskan dalam status medosnya :
"Biasanya, rama-rama Domus dengan kursi roda masing-masing didorong ke gereja Pringwulung untuk ikut Misa Minggu Palem. Biasanya, mereka berjejer duduk di deretan terdepan. Biasanya, mereka menikmati Misa dengan upacara meriah yang diiringi lantunan nyanyian indah. Tetapi, pandemi virus corona mengharuskan para rama Domus tinggal di rumah tuanya. Tetapi, sebagai imam, mereka tetap wajib merayakan misa. Maka, terjadilah yang sederhana dengan segala keterbatasannya.
Lihat "Wajib Misa" dalam HISTORIA DOMUS www.domuspacispuren.blogspot.com"

Pada Pekan Suci 2020 rama-rama Domus Pacis Puren memang tetap berada di Domus. Rm. Yadi memimpin Perayaan Minggu Palem pada Sabtu sore tanggal 4 April 2020. Beliau dalam homilinya menempatkan peristiwa keagamaan ini dalam konteks masa pandemik virus corona. Rm. Yadi mengatakan peristiwa Yesus dalam derita menjadi inspirasi untuk tetap tenang menghadapi masa pandemik. Misa Senin sesudah Minggu Palem dipimpin oleh Rm. Bambang dan untuk hari Rabu oleh Rm. Yadi. Sedang untuk hari Selasa orang serumah mengikuti Misa yang dipimpin oleh Mgr. Rubiyatmoko dari Kapel Keuskupan lewat streaming. Di dalam Misa Selasa itu para imam Domus (kecuali Rm. Gito dan Rm. Tri Wahyono yang tetap terbaring di kamar) ikut membarui janji imamat.

Untuk Trihari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah) tiga rama lain bergantian memimpin :
  • Kamis Putih. Yang memimpin misa adalah Rm. Ria. Di dalam homilinya Rm. Ria lebih mengajak memperhatikan derita sengsara yang dialami oleh Tuhan Yesus dengan merujuk film yang pernah ditontonnya.
  • Jumat Agung. Rm. Suntara yang sudah absen dari pelayanan sejak Agustus 2019 tampil untuk pertama kali. Karyawan menyediakan lampu duduk karena beliau juga sudah mengalami kelemahan penglihatan untuk membaca tulisan dengan cahaya biasa. Anin (anak Mas Handoko) dan Bu Hosti (kemenakan Rm.Yadi) menjadi lektor untuk bacaan pertama dan kedua. Kisah Sengsara dibacakan oleh Mas Ardi, Mas Hari, Mas Abas, Bu Rini, dan Rm. Bambang. Rm. Suntara dalam homili mensharingkan pengalaman kekuatan Tanda Salib (Kunjuk ing asma Dalem Hyang Rama, saha Hyang Putra tuwin Hyang Roh Suci. Kados ing mula buka, sapunika sarta ing salami-laminipun. Amin). Dalam salib Tuhan Yesus Kristus, demikian Rm. Suntara, kita mengalami penyelamatan. Awas, kita mengalami penyelamatan, bukan keselamatan.
  • Malam Paskah. Yang memimpin adalah Rm. Bambang. Petugas baca Kitab Suci dan Doa Umat dari karyawan dan relawan yang biasa siaga di Domus. Yang cukup istimewa adalah altar dihias bunga yang dirangkai oleh Mbak Sri Handoko dan Bu Rini. Semua peserta berdandan secara khusus. Sebagaimana terjadi pada Misa Palem, Kamis Putih, dan Jumat Agung, ikutsertanya karyawan dan relawan yang selalu siaga membuat ada suara yang menjawab kata-kata liturgi bagian umat. Kalau hanya rama yang menjadi peserta, jawaban yang terdengar hanya akan datang dari satu orang. Bahkan dalam Misa Malam Natal ini juga ada lagu-lagu yang bisa dinyanyikan. Sehabis misa semua, baik rama maupun karyawan dan relawan, makan bersama dengan menu dari relawan yang rutin menyajikan dan tambahan khusus lauk, sayuran, dan snak dari Bu Rini. Bu Dewa, yang datang ketika misa selesai, menambah snak dan ikut bergabung dalam pesta kecil merayakan Paskah 2020.

0 comments:

Post a Comment