Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 27, 2017

Sabda Hidup



Selasa, 28 Maret 2017
Hari biasa Pekan IV Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-3a.5-16. BcO Ibr 8:1-13

Yohanes 5:1-3a.5-16:
1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. 2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" 7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." 8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." 9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. 10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." 11 Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." 12 Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" 13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. 14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." 15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

Renungan:
Umumnya orang ingin berbuat baik. Siapapun orangnya pasti mempunyai dorongan untuk berbuat baik. Namun memang tidak semua perbuatan baik diterima sebagai kebaikan. Mereka yang tidak suka malah tidak senang dengan perbuatan baik yang kita lakukan. Mereka akan mencari kesalahan dari perbuatan baik kita.
Yesus menyembuhkan orang yang telah sakit selama puluhan tahun. Kesembuhan ini membawa kebahagiaan yang tak ternilai. Ia yang telah berpuluh-puluh tahun menanti kini mendapatkan apa yang dinantikannya. Namun bagi yang tidak suka pada Yesus tindakan Yesus ini mengganggu, bahkan dipandang sebagai propaganda yang membahayakan. Maka mereka mencari kesalahannya. Mereka tidak melihat kebaikan sebagai kebaikan, namun melihatnya sebagai ancaman.
Kita pun selalu diundang untuk menghadirkan kebaikan. Namun rasanya kita pun perlu bertanya terlebih dahulu kala akan melakukan itu bagi seseorang. Dengan begitu kebaikan kita pun akan diterima sebagai kebaikan. Yesus pun bertanya pada si sakit, “Maukah engkau sembuh?” (Yoh 5:6).

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu akan memberikan kebaikan kepada seseorang.

Refleksi:
Bagaimana menerima kebaikan sebagai kebaikan?

Doa:
Tuhan terima kasih atas kebaikan banyak orang kepada kami. Berkatilah mereka agar mempunyai daya tahan dalam menaburkan kebaikan. Amin.

Perutusan:
Aku akan menerima kebaikan sesamaku sebagai kebaikan. -nasp-

0 comments:

Post a Comment