Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, March 11, 2017

Orang Pikun Butuh Terapi Tawa Agar Tidak Rewel

diambil dari http://health.detik.com AN Uyung Pramudiarja Jumat, 30/09/2011 09:45 WIB

 Jakarta, Gangguan perilaku yang sering menyertai orang pikun atau demensia adalah gelisah dan suka marah-marah. Selain dengan obat-obatan antipsikotik, gangguan ini bisa juga diatasi dengan terapi tawa yang efektivitasnya mencapai 20 persen.

Manfaat terapi tawa bagi berbagai gangguan kesehatan sudah sering diteliti. Namun kali ini, para peneliti dari University of New South Wales kembali membuktikan manfaatnya bagi penderita demensia atau pikun untuk meredakan perasaan gelisah.

Selama ini, orang pikun yang rewel karena merasa gelisah dan mudah marah lebih banyak diatasi dengan obat-obat antipsikotik. Namun karena bekerja langsung di sisitem saraf pusat, maka dikhawatirkan dalam jangka panjang bisa memicu efek samping dan kecanduan.

Dalam sebuah eksperimen, tim peneliti yang dimpimpin oleh Lee Fay Low mencoba mencari alternatif pengganti obat-obat antipsikotik tersebut. Eksperimen ini melibatkan 400 lansia berusia di atas 65 tahun dari 36 panti jompo yang didiagnosis demensia.

Selama periode tertentu, secara rutin para partisipan dilibatkan dalam terapi tawa yang dipandu oleh Jean Paul Bell. Nama tersebut cukup terkenal di Inggris, dengan julukan 'clown doctor' atau dokter badut yang sering memberikan terapi tawa pada anak-anak.

Sebagai pembanding, 200 lansia di panti jompo lainnya yang juga menderita demensia tidak diberi terapi tawa. Di akhir penelitian, tingkat kegelisahan para partisipan yang mendapat terapi tawa teramati lebih rendah 20 persen dibanding kelompok pembanding.

"Angka 20 persen memang tidak terlalu besar. Namun angka sebesar itu jugalah yang akan didapatkan dengan pemberian obat antipsikotik," ungkap Lee Fay seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (30/9/2011).

(up/ir)

0 comments:

Post a Comment