Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, January 13, 2020

Santo Hilarius dari Poitiers

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 5890 Diterbitkan: 23 Juli 2013 Diperbaharui: 19 Oktober 2019

  • Perayaan
    13 Januari
  •  
  • Lahir
    Tahun 315
  •  
  • Kota asal
    Poitiers - Perancis.
  •  
  • Wafat
    Tahun 368 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation

Hilarius dilahirkan dalam sebuah keluarga pagan yang belum mengenal Tuhan di Poitiers, sebuah kota di Perancis pada tahun 315. Keluarganya kaya-raya dan termasyhur karena itu Hilarius bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Ia adalah seorang yang sangat cerdas dan sangat gemar membaca. Banyak buku yang sudah dbacanya, namun ada satu buku yang betul-betul menarik minatnya yaitu  Holy Bibble atau kitab suci.
Hillarius sangat terkesan dengan kisah hubungan yang terjalin antara Allah dan manusia yang tertulis dalam Kitab Suci. Ketika sampai pada bagian Musa dan semak yang terbakar, Hilarius sungguh amat terkesan dengan Nama bagaimana Tuhan menyebut Diri-Nya Sendiri: AKU ADALAH AKU. Hilarius membaca tulisan-tulisan para nabi juga. Kemudian ia membaca seluruh Perjanjian Baru. Pada saat ia selesai membaca, ia sepenuhnya menyadari bahwa ia telah percaya kepada Kristus dan memberikan dirinya untuk dibaptis.    
Hilarius hidup mengamalkan imannya dengan taat dan saleh hingga ia dipilih menjadi uskup. Hal ini tidak menjadikan hidupnya bertambah nyaman, sebab kaisar suka mencampuri urusan-urusan Gereja. Ketika Hilarius menentangnya, kaisar membuang Hilarius. Di tempat pembuangannya itulah keutamaan-keutamaan Hilarius, terutama kesabaran dan keberaniannya semakin gemilang.
Ia menerima pembuangannya dengan tenang dan mempergunakan waktunya untuk menulis buku-buku tentang iman. Karena ia menjadi semakin termasyhur, musuh-musuh Hilarius meminta kaisar untuk memulangkannya kembali ke kota asalnya. Di kota asalnya ia tidak akan memperoleh banyak perhatian. Maka, Hilarius dipulangkan ke Poitiers pada tahun 360.
Ia tetap menulis untuk mengajarkan iman yang benar kepada umat dan melawan bidah Arianisme. Hilarius wafat delapan tahun kemudian, dalam usia lima puluh dua tahun. Buku-bukunya memberikan pengaruh besar kepada Gereja hingga sekarang ini. Itu sebabnya mengapa ia digelari Pujangga Gereja.

0 comments:

Post a Comment