Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 21, 2016

Sabda Hidup



Selasa, 22 Maret 2016
HARI SELASA
DALAM PEKAN SUCI
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38. BcO Yer. 8:13-9:8

Yohanes 13:21-33,36-38:
21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. 23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. 24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" 25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" 26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. 27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." 28 Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. 29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. 30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. 31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. 32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. 33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. 36 Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." 37 Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" 38 Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Renungan:
Dalam sebuah percakapan di Domus Pacis para Rama sepuh mengisahkan kemungkinan kalau nanti meninggal. Salah satu yang muncul adalah kemungkinan sedikitnya pelayat. Percakapan terpicu oleh pengalamanan sedikitnya pelayat imam tua dan melimpahnya pelayat imam muda yang meninggal. Ada gurat sedih. Namun yang membuat gembira adalah keyakinan bahwa di sananya nanti banyak yang menyambut, karena mereka sering misa arwah. Mereka yang didoakan akan menyambutnya.
Yesus terharu karena menyadari ada seorang muridNya akan mengkhianatinya. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku" (Yoh 13:21). Suasana batin dan kata-kata Yesus itu membawa suasana sedih di hati para murid dan menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang dimaksud.
Ditinggalkan memang tidak nyaman. Ada perasaan kehilangan dan tidak terpakai. Apalagi tindakan meninggalkan tersebut sebagai tindakan pengkhianatan. Namun hidup itu terus berlangsung. Walau ada kepedihan kita tidak boleh dikungkung oleh kepedihan tersebut. Kita tetap terus melanjutkan kehidupan kita dan menemukan kebahagiaan di antara duka.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu ditinggalkan para sahabatmu. Rasakan kepedihan hatimu. Temukan kebahagiaan di antara kepedihan tersebut.

Refleksi:
Bagaimana menemukan kebahagiaan di antara duka?

Doa:
Tuhan aku percaya di antara kepedihanku ada titik-titik kebahagiaan yang telah Kausiapkan. Semoga aku menemukannya dan tidak dikungkung oleh duka. Amin.

Perutusan:
Aku akan menemukan titik-titik kebahagiaan di kala duka menghampiriku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment