Senin, 07 Maret 2016
Perpetua dan
Felisitas
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yes. 65:17-21;
Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54. BcO Im. 16:2-28
Yohanes
4:43-54:
43 Dan setelah
dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, 44 sebab Yesus sendiri telah
bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. 45 Maka
setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka
telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu,
sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu. 46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana
di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang
pegawai istana, anaknya sedang sakit. 47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah
datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia
datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. 48 Maka kata
Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak
percaya." 49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah
sebelum anakku mati." 50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu
hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya,
lalu pergi. 51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang
kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. 52 Ia bertanya kepada mereka pukul
berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu
demamnya hilang." 53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah
Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan
seluruh keluarganya. 54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia
pulang dari Yudea ke Galilea.
Renungan:
Ada seorang nenek
datang kepada seorang pastor muda. Ia menceritakan sakit pusing yang selalu
menderanya. Ia pun minta didoakan dan disembuhkan. Walau sang pastor tidak
mempunyai kemampuan untuk mengobati namun melihat iman si nenek itu maka ia pun
berdoa untuk nenek tersebut. Setelah didoakan sang nenek segar dan tidak pernah
merasakan pusing lagi. Paska kejadian tersebut banyak orang datang dan percaya
sang pastor itu dapat menyembuhkan.
Pegawai istana
percaya pada Yesus. "Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus
kepadanya, lalu pergi" (Yoh 4:50). Ia percaya bahwa anaknya sembuh. Dan
kepercayaannya itu menjadi nyata. Pada waktu yang sama dengan waktu Yesus
bersabda anaknya sembuh.
Iman kepercayaan
menentukan kejadian. Ketika kita percaya sesuatu terjadi, maka terjadilah yang
kita percayai. Tuhan mengindahkan harapan mereka yang percaya kepadaNya.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah
dalam Injil Yoh. 4:43-54. Lihatlah kepercayaan pegawai istana dan bandingkan
dengan kepercayaanmu.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu
ketika mempercayai sesuatu dan kepercayaanmu itu mewujud.
Doa:
Bapa, aku percaya
pada penyelenggaraanMu. SabdaMu sungguh hidup dalam keseharianku. Amin.
Perutusan:
Aku percaya akan
karya Allah dalam hidupku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment