Senin, 7
September 2015
Lukas 6:6-11
6:6
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ
ada seorang yang mati tangan kanannya.
6:7
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia
menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk
mempersalahkan Dia.
6:8
Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati
tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah
orang itu dan berdiri.
6:9
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membinasakannya?"
6:10
Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada
orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian
dan sembuhlah tangannya.
6:11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu
mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, kebaikan menjadi ajaran inti dari agama. Segala tatanan baik perintah maupun larangan dipakai untuk mendampingi warganya agar menjadi baik.
- Tampaknya, berbagai rumusan dan kebiasaan dalam agama dipandang sebagai pegangan hidup baik. Menjaga rumus dan kebiasaan adalah menjaga kebaikan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa serajin dan setaat apapun orang menjalani rumus dan kebiasaan agama bahkan menjaga umat untuk mentaatinya, apabila orang tidak intim dengan kedalaman batin yang selalu menjaga substansi kebaikan, dia justru mudah menjadi sosok pengembang kejahatan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dapat mengungkapkan dan mewujudkan kebaikan dalam aneka kenyataan hidup.
Ah, yang mempertanyaan kebiasaan agama sejatinya
adalah kafir.
0 comments:
Post a Comment