Rabu, 02 September 2015
Ludovikus Yosef Francois,
Yohanes Gruyer & Petrus Renatus Rogue
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kol. 1:1-8; Mzm.
52:10,11; Luk. 4:38-44. BcO Am. 3:1-15
Lukas
4:38-44:
38 Kemudian Ia
meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon
demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. 39 Maka Ia
berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun
meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. 40 Ketika
matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang
menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka
masing-masing dan menyembuhkan mereka. 41 Dari banyak orang keluar juga
setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia
dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena
mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. 42 Ketika hari siang, Yesus berangkat dan
pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu
menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. 43 Tetapi
Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan
Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." 44 Dan Ia
memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Renungan:
Suatu kali ada seorang
bapak memakai baju rapi dan berdasi menemui saya yang lagi menukang. Dia
berkata, "Pak bisa garap taman di rumahku, sehari berapa?" Aku
menjawab, "Bisa saja Pak, tapi maaf ini baru penuh sekali." Kala itu
ada aktivis orang muda melihat kami bercakap-cakap. Sambil tersenyum dia
mendekati dan memanggil saya, "Rama ki lo." Saya memberi isyarat
untuk jangan keras-keras supaya bapak yang telah meninggalkanku tidak mendengar
sebutan "Rama".
Kadang kita
menyembunyikan identitas kita supaya tidak membuat orang lain malu, orang bisa
bersikap wajar, tidak menimbulkan pergunjingan, dan lain-lain. Saya meminta
aktivis tadi diam supaya tidak membuat sang bapak itu malu. Yesus memerintahkan
diam supaya sampai pada waktu yang telah ditentukan.
Identitas jabatan
bukanlah sesuatu yang harus kita tonjolkan. Namun makna dalam identitas itu
yang perlu kita geluti dan hadirkan. Biarkanlah orang merasakan karya
penyelamatan Yesus walau mereka tidak tahu Dia adalah Mesias Anak Allah.
Biarlah orang merasakan kasih dan karya kita walau mereka tidak tahu jabatan
kita.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam
Injil Luk. 4:38-44. Bandingkan denganmu kala menghadapi situasi tersebut.
Refleksi:
Bagaimana menghadirkan
jabatanmu dalam karya dan tindakanmu?
Doa:
Bapa, Engkau hadir untuk
berbelaskasih dan menyelamatkan kami. Walau orang tidak mengenaliMu namun
kasihMu tak pernah luntur. Terima kasih Bapa. Amin.
Perutusan:
Aku akan menunjukkan
karya kasihku daripada sekedar mendengungkan jabatanku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment