Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, September 1, 2015

Sabda Hidup



Rabu, 02 September 2015
Ludovikus Yosef Francois, Yohanes Gruyer & Petrus Renatus Rogue
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Kol. 1:1-8; Mzm. 52:10,11; Luk. 4:38-44. BcO Am. 3:1-15

Lukas 4:38-44:
38 Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. 39 Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. 40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. 41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. 42 Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. 43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." 44 Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

Renungan:
Suatu kali ada seorang bapak memakai baju rapi dan berdasi menemui saya yang lagi menukang. Dia berkata, "Pak bisa garap taman di rumahku, sehari berapa?" Aku menjawab, "Bisa saja Pak, tapi maaf ini baru penuh sekali." Kala itu ada aktivis orang muda melihat kami bercakap-cakap. Sambil tersenyum dia mendekati dan memanggil saya, "Rama ki lo." Saya memberi isyarat untuk jangan keras-keras supaya bapak yang telah meninggalkanku tidak mendengar sebutan "Rama".
Kadang kita menyembunyikan identitas kita supaya tidak membuat orang lain malu, orang bisa bersikap wajar, tidak menimbulkan pergunjingan, dan lain-lain. Saya meminta aktivis tadi diam supaya tidak membuat sang bapak itu malu. Yesus memerintahkan diam supaya sampai pada waktu yang telah ditentukan.
Identitas jabatan bukanlah sesuatu yang harus kita tonjolkan. Namun makna dalam identitas itu yang perlu kita geluti dan hadirkan. Biarkanlah orang merasakan karya penyelamatan Yesus walau mereka tidak tahu Dia adalah Mesias Anak Allah. Biarlah orang merasakan kasih dan karya kita walau mereka tidak tahu jabatan kita.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Luk. 4:38-44. Bandingkan denganmu kala menghadapi situasi tersebut.

Refleksi:
Bagaimana menghadirkan jabatanmu dalam karya dan tindakanmu?

Doa:
Bapa, Engkau hadir untuk berbelaskasih dan menyelamatkan kami. Walau orang tidak mengenaliMu namun kasihMu tak pernah luntur. Terima kasih Bapa. Amin.

Perutusan:
Aku akan menunjukkan karya kasihku daripada sekedar mendengungkan jabatanku.  -nasp-

0 comments:

Post a Comment