Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, September 15, 2015

Sabda Hidup



Rabu, 16 September 2015
Peringatan Wajib St. Kornelius & St. Siprianus
warna liturgi Merah 
Bacaan
1Tim. 3:14-16; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 7:31-35. BcO Hos. 11:1-11

Lukas 7:31-35:
31 Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? 32 Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. 33 Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. 34 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. 35 Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."

Renungan:
Suatu kali ada sekumpulan orang lagi duduk-duduk ngobrol. Salah satu dari mereka sibuk dengan hapenya. Sesekali dia senyum-senyum sendiri kala teman-temannya lagi serius bercakap-cakap. Ternyata dia chating. Dia tidak menikmati percakapan dengan teman-teman di sekitarnya. Sebaliknya kala berada di kumpulan lain pun ia selalu sibuk chating dan tidak masuk dalam kelompok tersebut.
Seruling dibunyikan ia tidak ikut menari. Kidung duka dinyanyikan ia tidak ikut berduka. Dunia sekitarnya dan segala suka dan duka yang dirasakan kelompoknya tertinggal oleh kesibukan, pikiran dan percakapan. Ia tidak mengikuti dinamika yang sedang terjadi. Ia menjauhkan yang dekat dan mungkin sulit menerima apa yang sedang terjadi dan dihadapi.
Rasanya ketika kita bersama dengan yang lain perlulah kita menyatukan diri dengan mereka. Kita nikmati kebersamaan yang terjadi. Kebersamaan dengan mereka yang sedang kita temui pasti akan memberikan buah yang berlimpah. Dengan begitu kita pun akan mampu menari kala seruling dibunyikan dan ikut berduka kala kidung duka dinyanyikan.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan dirimu berada di kumpulan lalu sibuk dengan hapemu sendiri. Bayangkan dirimu berada di kumpulan dan terlibat aktif dalam suka dukanya.

Refleksi:
Bagaimana menerima keberadaan kita di lingkungan sekitar kita?

Doa:
Tuhan semoga aku mampu mensyukuri segala yang kutemui. Pada yang kutemui aku lebih peduli dan menghidupi. Jangan biarkan aku menjadi makhluk asing dari dunia sekitarku dengan kesibukanku sendiri. Amin.

Perutusan:

Aku akan menerima dengan baik yang sedang kutemui dan kugeluti. -nasp-

0 comments:

Post a Comment