Rabu, 16 September 2015
Peringatan Wajib St.
Kornelius & St. Siprianus
warna liturgi Merah
Bacaan
1Tim. 3:14-16; Mzm.
111:1-2,3-4,5-6; Luk. 7:31-35. BcO Hos. 11:1-11
Lukas
7:31-35:
31 Kata Yesus:
"Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan
apakah mereka itu sama? 32 Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar
dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak
menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. 33 Karena
Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu
berkata: Ia kerasukan setan. 34 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan
minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat
pemungut cukai dan orang berdosa. 35 Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang
yang menerimanya."
Renungan:
Suatu kali ada sekumpulan
orang lagi duduk-duduk ngobrol. Salah satu dari mereka sibuk dengan hapenya.
Sesekali dia senyum-senyum sendiri kala teman-temannya lagi serius
bercakap-cakap. Ternyata dia chating. Dia tidak menikmati percakapan dengan
teman-teman di sekitarnya. Sebaliknya kala berada di kumpulan lain pun ia
selalu sibuk chating dan tidak masuk dalam kelompok tersebut.
Seruling dibunyikan ia
tidak ikut menari. Kidung duka dinyanyikan ia tidak ikut berduka. Dunia
sekitarnya dan segala suka dan duka yang dirasakan kelompoknya tertinggal oleh
kesibukan, pikiran dan percakapan. Ia tidak mengikuti dinamika yang sedang
terjadi. Ia menjauhkan yang dekat dan mungkin sulit menerima apa yang sedang
terjadi dan dihadapi.
Rasanya ketika kita
bersama dengan yang lain perlulah kita menyatukan diri dengan mereka. Kita
nikmati kebersamaan yang terjadi. Kebersamaan dengan mereka yang sedang kita
temui pasti akan memberikan buah yang berlimpah. Dengan begitu kita pun akan
mampu menari kala seruling dibunyikan dan ikut berduka kala kidung duka
dinyanyikan.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak.
Bayangkan dirimu berada di kumpulan lalu sibuk dengan hapemu sendiri. Bayangkan
dirimu berada di kumpulan dan terlibat aktif dalam suka dukanya.
Refleksi:
Bagaimana menerima
keberadaan kita di lingkungan sekitar kita?
Doa:
Tuhan semoga aku mampu
mensyukuri segala yang kutemui. Pada yang kutemui aku lebih peduli dan
menghidupi. Jangan biarkan aku menjadi makhluk asing dari dunia sekitarku
dengan kesibukanku sendiri. Amin.
Perutusan:
Aku akan menerima dengan
baik yang sedang kutemui dan kugeluti. -nasp-
0 comments:
Post a Comment