Sabtu, 12
September 2015
Lukas 6:43-49
6:43
"Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik,
dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
6:44
Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak
memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
6:45
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang
baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya
yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
6:46
"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak
melakukan apa yang Aku katakan?
6:47
Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta
melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--,
6:48
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam
dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda
rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
6:49
Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia
sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika
banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, orang yang pandai berbicara di depan publik dengan ulasan-ulasan mendalam tapi enak bahkan lugas akan mudah membuat banyak orang menilai hebat. Banyak orang akan mengundangnya untuk menjadi pembicara dalam pertemuan-pertemuan.
- Tampaknya, agamawan yang pandai berkhotbah dan berdoa dengan kata-kata yang menyentuh hati banyak orang akan mudah menjadi idola hidup beragama. Banyak orang akan mengundangnya untuk menyampaikan pijar-pijar hidup keagamaan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa ukuran baik, buruk, dan kehebatan seseorang bukan terletak pada tampilan kemampuan omong dan kesalehan tetapi pada kesungguhannya mendengarkan amanat kedalaman batin yang terbukti pada kekokohannya menjalankan kebaikan yang diomongkan justru pada saat hidupnya banyak menghadapi masalah bahkan terpuruk. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan tetap ceria sekalipun berhadapan dengan berbagai masalah dan penderitaan.
Ah, kalau hidup terlunta dan menderita yang wajar
kalau berganti prinsip.
0 comments:
Post a Comment