Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, September 12, 2015

Lamunan Pekan Biasa XXIV

Minggu, 13 September 2015

Markus 8:27-35

8:27. Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?"
8:28 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi."
8:29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
8:30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia.
8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
8:32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
8:35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, dalam agama ada kebiasaan untuk pengembangan iman dengan refleksi baik secara pribadi maupun bersama. Untuk mengadakan refleksi entah dalam waktu pendek ataupun lama, orang biasa mengambil saat khusus bahkan di tempat khusus.
  • Tampaknya, refleksi iman juga menjadi pembelajaran kehidupan dan pada umumnya untuk menjaga keseriusan orang harus meninggalkan kesibukan harian. Sebenarnya dalam segala bidang kehidupan untuk pengembangan orang juga memerlukan waktu khusus.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dengan sesepi dan seeksklusif apapun tempat dan seistimewa apapun kelompoknya dalam berefleksi, hanya orang yang memiliki keakraban dengan kedalaman batin yang mampu sungguh menemukan kesejatian refleksi yang sebenarnya juga dapat terjadi dalam perjalanan kesibukan sehari-hari. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mampu berefleksi bahkan berkontemplasi dan kegiatan sehari-hari.
Ah, tanpa waktu khusus dan mundur dari kesibukan harian orang tak mampu berefleksi.

0 comments:

Post a Comment