Senin, 07 September 2015
Hari biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kol. 1:24 - 2:3; Mzm.
62:6-7,9; Luk. 6:6-11. BcO Am. 8:1-14
Lukas
6:6-11:
6 Pada suatu hari Sabat
lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati
tangan kanannya. 7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati
Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat
alasan untuk mempersalahkan Dia. 8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu
berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di
tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. 9 Lalu Yesus berkata kepada
mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari
Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau
membinasakannya?" 10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka
semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!"
Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. 11 Maka meluaplah amarah
mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Renungan:
Sering kita mendengar
pimpinan mengkritik pimpinan yang lain. Tindakan yang tidak selaras dengan
pikirannya, walau bukan kesalahan, sudah menjadi bahan bulan-bulanan yang tiada
henti. Ia selalu mengintai kapan lawannya itu lengah dan bisa dihancurkan.
Namun tanpa dia sadari dia pun lengah. Dia melakukan tindakan salah yang sering
dipakai sebagai bahan kritikan.
Ahli Taurat dan
orang-orang Farisi mengincar kesalahan Yesus. Mereka menunggu tindakan Yesus
yang melawan hukum. Dan ternyata Yesus berani menantang mereka. Ia
menyembuhkan orang yang mati tangan di hari Sabat.
Memang ada banyak orang
yang mungkin mengincar kesalahan kita. Mereka pula yang sering melakukan
tindakan salah incarannya. Rasanya kala ada nilai yang lebih tinggi yang kita
perjuangkan kita tidak perlu takut di salahkan oleh orang-orang tersebut.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam
Injil Luk. 6:6-11. Hadirkanlah satu pengalamanmu yang mirip dengan pengalaman
Yesus.
Refleksi:
Pertimbangan apa yang
kaubuat dalam melakukan suatu tindakan?
Doa:
Tuhan kuatkanlah hatiku
untuk menjalankan perbuatan bernilai walau dalam ancaman mata orang-orang yang
tidak suka. Amin.
Perutusan:
Aku akan menguatkan
hatiku menjalankan perbuatan yang bernilai. -nasp-
0 comments:
Post a Comment