Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, April 14, 2017

TUHAN TELAH BANGKIT! (1)

  diambil dari http://www.unio-indonesia.org/fasilitas/gagasan-homili
ilustrasi dari album Blog Domus Pacis 


TUHAN TELAH BANGKIT!

Rekan-rekan yang budimam!

Bacaan-bacaan Injil dalam perayaan Sabtu Malam Paskah dan hari Minggu Paskah menyampaikan warta tentang kebangkitan Yesus. Tapi bagaimana kebangkitan itu terjadi, dengan cara apa, kapan persisnya, serta apa gelagatnya tidak disampaikan sebagai laporan pandangan mata. Peristiwa kebangkitan itu tetap tersembunyi, walau dapat diikuti jejak-jejaknya dan dapat dilacak dan didekati. Juga kesetiaan orang untuk mencari dia yang tadinya wafat dan dimakamkan itu besar peranannya.

Kisah-kisah Injil memuat dua pokok yang mendasari munculnya kepercayaan bahwa Yesus telah bangkit, yakni makam yang kosong dan keyakinan orang-orang yang terdekat bahwa ia tidak lagi berada di antara orang mati. Kesaksian ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan kisah-kisah penampakan dia yang telah bangkit itu. Marilah kita tengok lebih dekat kisah dalam Mat 28:1-10 (Injil Misa Sabtu Malam Paskah); Yoh 20:1-9 (Injil Misa Minggu Paskah pagi ); dan Luk 24:13-35 (Injil Misa Minggu Paskah sore).

INJIL MISA SABTU MALAM PASKAH: Mat 28:1-10

Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu beberapa perempuan mendatangi tempat Yesus dikuburkan. Di situ mereka mengalami sesuatu yang luar biasa. Dengan diiringi gempa bumi, malaikat Tuhan turun menggolekkan batu makam dan duduk di atasnya. Wajahnya berkilauan dan membuat para penjaga makam gentar. Seperti lazimnya, Injil-Injil menampilkan peristiwa yang sama dengan seluk beluk yang berlainan. Mat 28:2 sebenarnya mengolah kembali yang dikatakan Mrk 16:5 mengenai "seorang muda berjubah putih". Lukas menyebut "dua sosok" seperti yang ada dalam tradisi komunitasnya (Luk 24:4; dekat dengan tradisi Yohanes, lihat Yoh 20:11-13). Juga ada perbedaan mengenai siapa yang datang ke makam. Matius mencatat, mereka itu Maria dari Magdala, dan Maria "yang lain" (Mat 28:1). Lukas menyebut Maria Magdala, Yohana, dan Maria ibu Yakobus (Luk 24:10). Markus juga berbicara mengenai tiga perempuan, tetapi yang bernama Yohana menurut Lukas itu disebut sebagai Salome (Mrk 16:1). Yoh 20:1 hanya menampilkan Maria Magdalena dan penampakan kepadanya tidak langsung terjadi pada saat itu. Baru nanti setelah kembali dari melaporkan makam yang sudah kosong kepada Petrus dan murid lain, Maria memperoleh penampakan dua sosok malaikat dan kemudian Yesus sendiri (ay. 11-18). Walaupun berbeda-beda, keempat Injil itu berpusat pada kenyataan bahwa makam sudah kosong. Pembaca atau pendengar Injil tidak diharapkan melacak siapa-siapa datang ke kubur dan bagaimana jalannya peristiwa yang satu kepada yang lain. Sebaliknya, kita diajak ikut merasa-rasakan keanekaragaman pengalaman orang-orang itu. Inilah kunci memahami warta kebangkitan.

Matius menekankan bahwa Yesus kini sungguh-sungguh hidup dan murid-murid dipesan agar pergi ke Galilea dan di sana mereka akan melihatnya. Di sanalah para murid yang kini masih tercerai berai dan bersembunyi itu dapat berkumpul kembali dengan Yesus dan mengawali hidup sebagai murid dengan cara baru. Sementara ini hanya murid-murid perempuan sajalah yang masih bisa menjadi penghubung di antara para murid. Lewat para perempuan inilah kelompok-kelompok yang terpisah-pisah tadi dikumpulkan kembali. Gagasan ini juga diungkapkan Markus (Mrk 16:7). Lukas agak berbeda, tapi maksudnya sama. Baginya tempat yang memberi hidup baru itu ialah Yerusalem. Tetapi setelah kebangkitan, tempat itu berubah dari kota yang menolaknya menjadi kumpulan orang yang menerima kehadirannya. Yohanes tidak jelas-jelas menyebut nama tempat itu. Ia hanya mencatat bahwa para murid berkumpul dalam rasa takut kepada para penguasa Yahudi (Yoh 20:19). Tapi pada saat-saat itulah justru Yesus menampakkan diri kepada mereka memberi kekuatan dengan meniupkan Roh (ayat 22-23). Tempat kegelisahan berubah menjadi tempat damai. Inilah realitas kebangkitan dalam pengalaman mereka. Entah itu Galilea atau Yerusalem atau tempat mana pun, yang diwartakan Injil ialah suasana rohani yang memungkinkan orang berkumpul kembali dan memperoleh kekuatan dari guru mereka yang telah bangkit itu.

Kembali ke kisah Matius mengenai kedua perempuan yang pergi ke makam dalam Mat 28:1-10. Di situ mereka mendapati Yesus tidak lagi berada di tempat. Makam kosong. Tapi ada malaikat yang pakaiannya berkilauan yang mengatakan agar mereka sungguh menyadari bahwa yang mereka cari tidak ada lagi di tempat itu karena sudah bangkit. Mereka disuruh melihat tempat Yesus tadinya dibaringkan. Dia tak ada lagi di situ. Dan malaikat itu menyuruh mereka memberi tahu para murid bahwa Yesus yang sudah bangkit tadi mendahului mereka ke Galilea. Hendaknya para murid ke sana juga dan mendapatinya. Maka kedua perempuan itu dengan cemas-cemas gembira segera pergi mengabarkan semuanya kepada para murid. Pada saat itulah Yesus menjumpai mereka dan memberi salam damai. Mereka pun memeluk kakinya dan sujud kepadanya. Ini ungkapan bahwa mereka betul-betul percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian. Yesus meminta mereka mengabarkan kepada saudara-saudaranya, yakni murid-murid terdekat, agar pergi ke Galilea dan di sana mereka akan melihatnya. Kata-kata ini menegaskan kembali yang diucapkan malaikat tadi.

Bagi Lukas, ketiga perempuan yang mendatangi kubur mendapati dua sosok. Dalam Markus hanya seorang muda saja yang tampak kepada perempuan-perempuan yang datang ke makam. Seperti disebut di atas, Yohanes baru menceritakan penampakan setelah Maria Magdalena kembali dari mengabarkan kosongnya kubur. Namun demikian keempat Injil itu sama-sama mengatakan memang makam telah kosong, artinya Yesus tak ada di antara orang mati lagi. Ia telah bangkit. Dan murid-murid yang kini tercerai berai akan dikumpulkan kembali, bukan dalam ketakutan melainkan dalam suasana damai yang mereka bawa dalam batin mereka. Bagi kita zaman ini, tetap ada imbauan agar kita pergi ke tempat damai tadi, yakni Galilea batin, Yerusalem rohani, dan tempat berkumpul yang akan ditamui Yesus sendiri. Itulah Paskah bagi murid-murid sepanjang zaman, di mana saja.

Salam hangat,
A. Gianto

0 comments:

Post a Comment