Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, April 5, 2017

Sabda Hidup



Kamis, 6 April 2017
Hari biasa Pekan V Prapaskah
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Kej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5,6-7,8-9; Yoh. 8:51-59. BcO Ibr 12:1-13

Yohanes 8:51-59:
51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 52Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 53Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkausamakan diri-Mu?" 54Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, 55padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. 56Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 59Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Renungan:
Bahasa dan latar belakang percakapan yang berbeda seringkali menimbulkan perselisihan. Sering kita temukan anak dengan orang tua atau cucu dengan nenek bercekcok karena bahasa dan latar belakang bahasa mereka yang berbeda. Mereka bisa bertengkar ramai sekali. Namun kala menyadari perbedaannya mereka akan akur lagi.
Bahasa dan latar belakang bahasa yang dipakai Yesus berbeda dengan milik orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi pun tidak mampu menangkap omongan Yesus. Mereka pun malah mengumpat Yesus, “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya” (Yoh 8:52).
Memang sering tidak mudah menyadari perbedaan bahasa. Maka sering pula perselisihan kata terjadi di dalam hidup kita. Kiranya kita perlu belajar mendeteksi perbedaan tersebut. Salah satu caranya adalah segera sadar kalau orang yang kita ajak bicara tidak memahami omongan kita. Di sana kita bisa menghentikan percakapan kita atau kemudian mengklarifikasinya.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Yoh 8:51-59. Bandingkan dengan pengalamanmu.

Refleksi:
Bagaimana bisa segera menyadari perbedaan bahasa agar terhindar dari perselisihan kata?

Doa:
Tuhan semoga aku mampu memahami bahasa yang mungkin berbeda denganku. Semoga aku pun bisa berbahasa dengan baik. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga bahasaku dan segera mengenali perbedaan yang mungkin ada. -nasp-

0 comments:

Post a Comment