Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, April 19, 2017

Ada Berkat Jadi Anggota CU?


Ini adalah kedua kalinya ada misa di kapel baru Domus Pacis yang pemberkatannya masih menunggu jadinya altar dan tabernakel. Pertana kali terjadi pada tanggal 21 Maret 2017 ketika Domus menjadi giliran tuan rumah untuk pertemuan Paguyuban Komunitas Religius Paroki Pringwulung. Sedang yang kedua terlaksana pada Senin jam 07.00 malam pada 17 April 2017. Sekalipun sederhana dalam penyelenggaraan, tetapi kapel penuh dengan peserta misa yang berjumlah sekitar 70 orang. Umat yang hadir terutama berasal dari Lingkungan Fransiskus Asisi, karena Komunitas Rama Domus Pacis juga menjadi bagiannya. Beberapa relawan-relawati juga tampak. Selain itu ternyata hadir pula umat dari Jombor Lor, Paroki Mlati. Rm. Subiyanto dari Pastoran juga hadir ikut menjadi peserta. Rm. Joko ikut duduk bersama umat yang tak kebagian tempat di dalam kapel. Sementara itu, kecuali Rm. Tri Wahyono yang berada di kamar didampingi oleh pramurukti, semua rama Domus bersama-sama ikut menjadi selebran dengan mengenakan stola. Rm. Agoeng menjadi selebran utama. Rm. Harto dan Rm. Bambang di sebelah kanan Rm. Agoeng. Sedang Rm. Yadi, Rm. Gito, dan Rm. Tri Hartono berada di kirinya. Bu Santi dari tetangga Lingkungan menjadi pengiring dengan keyboard.

Itulah misa khusus untuk memperingati tujuh hari wafat Ibu Maria Magdalena Rubinem, ibunda Rm. Bambang. Dalam misa peringatan itu Rm. Bambang menyampaikan sharing sekitar beberapa hari sebelum Bu Rubinem wafat hingga wafat sampai pada penguburan. Dia sungguh mengalami amat banyak pertolongan dari berbagai pihak. Ada relawan Domus yang sudah menyiapkan kamar di rumahnya untuk menampung Bu Rubinem sesudah keluar dari rumah sakit, karena pada usia 91 tahun baru saja mengalami dua kali operasi tulang sehingga harus mendapatkan pendampingan khusus. Tetapi ketika masih berusaha untuk mencari tenaga penunggu, Bu Rubinem sudah dipanggil Tuhan. Segera sesaat kabar wafatnya diterima, datang empat orang relawan langsung menggadakan pembicaraan di kamar Rm. Bambang di dini hari. Tempat pemakaman milik Universitas Atmajaya Yogyakarta langsung siap, karena salah satu relawan sudah memesan sebelumnya. Konsumsi, bus untuk pelayat, pengusung jenasah untuk naik dataran tinggi makam dari PUKY, dan masih amat banyak lain tersedia dan berjalan dengan amat sangat lancar. Rm. Bambang memandang semua ini muncul karena iman umat yang mengasihi Kristus sehingga menjadi kekuatan pertolongan Roh Kudus yang tak membiarkan siapapun mengalami seperti yatim piatu (bdk Yoh 14:15-18). Rm. Agoeng meneguhkan bahwa yang mengalami kekuatan iman umat itu tak hanya Rm. Bambang tetapi juga Domus Pacis secara keseluruhan.

Seusai misa semua menikmati teh atau air mineral serta beberapa macam snak. Sedang nasi goreng dalam kemasan kotak plastik dibawa pulang. Ketika para tamu berpamitan dan bersalaman untuk meninggalkan Domus Pacis, ada ibu yang didampingi beberapa orang rombongannya berkata kepada Rm. Bambang "Rama, benjang kawandasa dintenan ibu, Lingkungan Jombor badhe ngawontenaken pengetan. Nyuwun Rama Bambang ingkang misa" (Rama, untuk peringatan 40 hari ibu, Lingkungan Jombor Utara akan menyelenggarakannya dan meminta Rama untuk memimpin misa). Rm. Bambang mengiyakan. Ternyata ibu itu masih meneruskan "Rama, Bu Rubinem menika dados anggota CU. Sanadyan lajeng mboten nerasaken, nanging menika wonten sawetawis arta kangge ibu" (Rama, Bu Rubinem itu adalah anggota Credit Union. Walau kemudian terhenti karena tidak membayar iuran, tetapi ini ada sejumlah uang untuk beliau). Rm. Bambang diminta untuk menandatangani kuitansi dan mendapatkan uang dalam amplop dengan kop KSP CU DHARMA BAKTI. Ketika menerima amplop Rm. Bambang teringat kata-kata Mas Handiko "Tiyang seda menika sampun mbekta ragad piyambak" (Orang meninggal itu sudah membawa beaya sendiri) karena membayangkan peringatan-peringatan untuk arwah Bu Rubinem selanjutnya. Ternyata ibu dari CU itu masih berkata "Benjang badhe wonten petugas sowan panjenengan lan Rama Yadi. Rama Yadi rumiyin sampun nate makarya ing Mlati. Panjenengan kekalih badhe dipun dadosaken anggota nanging ingkang tanggel jawab setoran-setoran saking CU. Rama kekalih cekap maringi ngampil KTP" (Besok akan ada petugas menghadap Anda dan Rm. Yadi. Rm.Yadi pernah berkarya di Mlati. Anda berdoa akan dimasukkan menjadi anggota tetapi untuk tanggung jawab setoran ada di tangan CU. Rama berdua cukup memberi pinjaman Kartu Tanda Penduduk).

0 comments:

Post a Comment