Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, April 27, 2017

Sabda Hidup


Jumat, 28 April 2017
Petrus Chanel, Ludovikus Maria GrigniondeMontfort, Lukhesius
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15. BcO Why 4:1-11

Yohanes 6:1-15:
1Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danauGalilea, yaitu danau Tiberias. 2Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. 3Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. 4Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. 5Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" 6Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. 7Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." 8Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 9"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" 10Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. 11Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. 12Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." 13Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. 14Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." 15Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Renungan:
Suatu kali sebuah keluarga mengadakan hajatan. Tamu yang hadir banyak sekali. Salah seorang anak dari luar kota resah apakah hidangan yang disediakan cukup. Keresahannya sempat membuat resah yang lain pula. Namun kemudian ada yang menenangkan. Ia mengatakan bahwa tidak perlu khawatir semua bisa diatasi. Dan ternyata semua tamu mendapatkan hidangan dan bisa makan sampai puas.
Banyak orang mengikuti pengajaran Yesus. Mereka begitu setia mendengarkan pengajaran-Nya. Melihat itu Yesus tahu kalau mereka membutuhkan makanan. Maka Ia meminta para murid mencari dan menyediakan makanan itu untuk mereka. Para murid pun bingung bagaimana mesti menjalankan tugas tersebut. Namun Yesus telah punya jawaban atas pertanyaan mereka. Ia memberi mereka makan sampai puas.
Kadang kita pun perlu memberikan ketenangan kepada mereka yang sedang panik. Pada saat-saat seperti itu dibutuhkan pikiran jernih dan tindakan cepat dan tepat. Maka rasanya kita pun perlu terus belajar untuk menghadirkan ketenangan pada lingkungan sekitar kita yang sedang panik.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu berada dalam komunitas yang sedang panik. Hadirkan ketenangan kepada mereka.

Refleksi:
Bagaimana memberikan ketenangan pada mereka yang sedang panik?

Doa:
Tuhan semoga aku bisa menghadirkan ketenangan-Mu pada mereka yang sedang mengalami kepanikan. Semoga kehadiranku memberikan ketenangan dan solusi. Amin.

Perutusan:
Aku akan berusaha menghadirkan ketenangan dan solusi. -nasp-

0 comments:

Post a Comment