Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 4, 2017

Snak Prapaskah


Dulu, yang namanya UNIO adalah persaudaraan imam-imam praja atau diosesan. Ini adalah ikatan imam praja menurut Keuskupan sehingga di Keuskupan Agung Semarang ada UNIO Keuskupan Semarang. Di dalam perkembangan, karena jaringan hubungan antar para imam praja se Indonesia, ada UNIO Indonesia. Perkembangan lebih lanjut ternyata muncul UNIO Kecil yang terdiri dari para calon imam di Seminari Tinggi menurut Keuskupan masing-masing. Tampaknya antar UNIO Kecil Keuskupan juga terjadi jaringan hubungan antar Keuskupan. Di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, sebagaimana terjadi dalam hubungan antar imam Keuskupan Agung Semarang dari Kevikepan hingga Keuskupan, ternyata juga muncul semacam paguyuban para frater menurut Kevikepan. Rama-rama Domus Pacis tahu hal ini karena ada kunjungan kelompok frater Kevikepan di Domus. Pengalaman pertama adalah kunjungan frater-frater dari Kevikepan Kedu. Beberapa bulan kemudian menyusul frater-frater dari Kevikepan Surakarta. Dari kunjungan kedua para rama Domus mengetahui bahwa frater Keuskupan lain yang berjumlah kecil diberi kebebasan memilih Kevikepan. Untuk kelompok Surakarta ada 2 frater dari Keuskupan Agung Medan.

Pada Minggu 2 April 2017 para rama Domus Pacis juga menerima kunjungan kelompok frater Kevikepan. Kali ini datang dari para calon imam praja Keuskupan Agung Semarang yang berasal dari Kevikepan Semarang. Mereka datang pada sekitar jam 16.40. Sebetulnya dari Kevikepan Semarang ada 10 orang frater. Tetapi ada 2 orang yang sedang ada acara luar, satu mengikuti mengikuti acara kepemudaan dan yang satu sedang bertugas melakukan penyelidikan kanonik untuk calon temanten karena dia sudah diakon. Para rama yang menyambut adalah Rm. Harto, Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, Rm. Gito, dan Rm. Bambang. Karena sudah mengalami dua kali kunjungan dari para frater Kevikepan, Rm. Bambang sudah dapat menyiapkan sambutan sederhana dengan mudah. Yang pokok menyiapkan snak dan tambahan menu makan malam. Dan untuk hal ini Rm. Bambang biasa menyerahkan kepada Bu Rini, relawati Domus, dan karyawan. Acara kunjungan pun juga sudah mendapatkan pola: 1) Minum dan snak di ruang pertemuan; 2) Perkenalan; 3) Saling ceritera; 4) Makan malam; 5) Penutup dengan foto-foto bersama. Sekalipun sudah terpola, omong-omong antara para frater dan rama pun tetap terasa segar dan menggembirakan.

Yang menarik adalah ketika para frater akan meninggalkan Domus. "Mas Abas, tulung jupukke dos neng kamar" (Mas Abas, tolong ambilkan dos di kamarku) seru Rm. Bambang kepada karyawan Domus yang menanggapi dengan pertanyaan "Ngge napa?" (Untuk apa?).  Rm. Bambang menjawab bahwa dos itu untuk membungkus snak. Dos itu diberikan pada salah satu frater untuk mengemas snak yang masih tersisa cukup banyak. "Diasta kundur nggih" (Itu dibawa pulang saja ke Seminari). Salah satu frater kemudian memindahkan snak-snak dari nampan ke dalam dos. Salah satu frater lain berkata "Wah, lumayan, rama. Wonten Seminari kangge Prapaskah mboten wonten snak" (Wah lumayan, rama. Untuk masa Prapaskah di Seminari tidak disediakan snak). Para frater dan ramapun tertawa.

0 comments:

Post a Comment