Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, April 2, 2017

Limpah Snak


Kabar akan datang kunjungan dari 14 orang umat Paroki Ungaran sudah sampai di Domus Pacis beberapa hari sebelum Selasa 28 Maret 2017. Pertama-tama dikabarkan mereka akan datang pada sekitarjam 09.00 pagi. Dalam perkembangan Bu Rini, relawati Domus, memberi informasi bahwa ada ibu yang memberi tahu dia bahwa rombongan akan datang siang sekitar jam 11.00. Rm. Bambang pun mengumumkan ke rama-rama yang biasa makan bersama. Ketika hari janjian tiba, yaitu Selasa 28 Maret 2017, Bu Rini sudah datang pada jam 09.00 membawa snak jajan pasar untuk sekedar jamuan bagi para tamu. Bahkan Bu Rini juga membeli singkong mentah dan kemudian direbus di dapur Domus Pacis. Menjelang jam 11.00 snak dan teh sudah siap tersaji di ruang pertemuan dalam gedung Domus.

Jam 12.00 para rama Domus menyantap makan siang dan rombongan tamu belum datang. Sesusai makan para rama masuk ke kamar masing-masing. Para karyawan dan Bu Rini dapat menikmati makan siang tanpa gangguan datangnya tamu. Tetapi Rm. Bambang, yang ternyata sudah tertidur di kamarnya, dikejutkan oleh suara Mas Abas yang membangunkan. "Ana apa?" (Ada apa?) tanya Rm. Bambang yang mendapatkan jawaban "Tamune pun dhateng" (Tamu sudah datang). Ketika melihat jam di tangannya, Rm. Bambang mengetahui jarum menunjuk angka di atas 13.15. Rm. Bambang langsung duduk di kursi roda dan keluar dari kamarnya.

Ternyata para tamu itu didominasi oleh ibu-ibu yang berseragam PUPIP (Paseduluran Umat Peduli Imam Praja) Paroki Ungaran. Mereka berjalan mengikuti satu ibu yang membawa kursi roda khusus dengan bantalan kepala. Rm. Bambang yang menyongsong dengan kursi rodanya langsung diminta pindah di kursi roda yang mereka bawa. Mereka kemudian bergambar bersama Rm. Bambang yang sudah duduk di kursi roda itu. Ternyata itu adalah oleh-oleh khusus untuk Rm. Bambang. Bu Rini memberi tahu kepada Rm. Bambang "Pada kunjungan yang lalu mereka meributkan kursi roda rama yang mereka anggap kekecilan. Padahal badan rama besar sekali. Maka mereka berencana mencarikan kursi roda yang lebih besar".

Para tamu, yang berjumlah 18 orang termasuk beberapa bapak dan 1 anak kecil, diajak masuk ruang pertemuan. Mereka kemudian menata makanan oleh-oleh yang jumlahnya amat banyak. Para rama yang menyusul adalah Rm. Tri Hartono, Rm. Gito, dan Rm.Harto. Dari omong-omong ternyata dari Ungaran mereka pergi ke Parakan lebih dahulu mengunjungi adik Rm. Darmadi, Pastor Paroki Ungaran, yang sakit serius. Dari Domus Pacis rombongan masih akan ke Bantul di tempat doa Kerahiman. Sesudah omong-omong yang cukup leluasa, salah satu ibu memimpin doa yang diakhiri berkat dari Rm. Harto. Mereka sempat minum teh dan makan singkong. Dan kemudian Bu Rini mengemas snak dari Domus dalam dos untuk dibawakan kepada rombongan tamu. Ketika akan meninggalkan Domus,mereka sempat mampir kamar Rm. Jaka. Sesudah tamu meninggalkan Domus Pacis, karena makan oleh-oleh amat banyak, seluruh karyawan mendapatkan bagian dalam paketan untuk disantap dengan keluarganya. Karyawan yang sedang libur juga mendapatkannya dengan diantar ke tempat tinggalnya. Untuk para rama di meja makan pun masih tersaji cukup banyak.

0 comments:

Post a Comment