Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 28, 2020

Syukuran 80 Tahun Keuskupan di Domus


Bagaimanapun juga menjadi kaum tua usia 65 tahun keatas dipandang sebagai kelompok rentan apalagi di masa pandemicovid-19. Misa di masa pandemi Covid-19 akan dibuka kesempatannya mulai dengan 18 Juli 2020 di Keuskupan Agung Semarang. Kaum usia 65 tahun keatas bersama kanak-kanak hingga 10 tahun atau yang belum Komuni tidak boleh mengikutinya. Bagaimanapun juga kaum lansia untuk pengembalaan Gereja zaman kini di Keuskupan Agung Semarang tidak masuk dalam perhatian khusus. Keuskupan akan memfokuskan diri pada anak, remaja, dan kaum muda terutama yang berusia antara 10-35 tahun. Mereka adalah calon-calon pemegang utama kehidupan Gereja di tahun 2040 ketika Keuskupan Agung Semarang berusia 100 tahun. 


Meskipun demikian Rm. Bambang mengharapkan agar para rama tua yang ada di Domus Pacis Puren merasakan kegembiraan khusus pada masa ulang tahun ke 80 Keuskupan Agung Semarang. Keuskupan mengadakan Misa khusus live streaming yang dipimpin oleh Bapak Uskup pada jam 08.00 pagi hari Minggu 28 Juni 2020. Mas Handoko sudah mempersiapkan peralatan di kapel sejak Sabtu malam sebelumnya. Ruang pertemuan dalam bangunan induk pada Sabtu malam juga sudah ditata meja dan kursinya. Pada pagi hari Bu Rini dan kemudian disusul oleh Bu Titik Waluyanti membawa aneka snak. Kebetulan pada Sabtu 27 Juni 2020 ada 2 orang warga Katolik Pringgolayan memberikan beberapa macam camilan.  Bu Rini membawa face shield untuk dipakaikan kepada masing-masing rama yang ikut misa (Rm. Ria, Rm.Harto, Rm Tri Hartono, Rm. Jaya, Rm. Suntara, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang). Acara ikut misa streaming pun terjadi dari jam 08.00 hingga jam 09.15.

"Kita istirahat sekitar 15 menit. Nanti kita kumpul duduk-duduk santai di ruang pertemuan. Kita akan menikmati aneka macam snak. Saya juga akan bercerita tentang kisah Gereja Semarang pada awal hingga menjadi keuskupan pada tahun 1940. Kebetulan saya menyimpan bahan yang saya bawa dari Museum Misi Muntilan." Ini adalah kata-kata Rm. Bambang sesudah Misa selesai. Ketika berada di ruang pertemuan semua mendapati paling tidak 6 macam snak. Minuman memang hanya teh dan coca-cola/fanta. Para rama, karyawan Domus yang ada di hari Minggu, Mas Handoko, Bu Rini, Bu Titik Waluyanti, dan Bu Riwi asyik menikmati snak. Kemudian Rm. Bambang menampilkan tayangan power ponit untuk mendukung ceritanya. Setiap kali muncul pertanyaan-pertanyaan spontan. Penceritaan memang memakai bahasa Jawa seperti omong-omong personal. Pertemuan omong-omong sambil menikmati snak selesai pada jam 11.25. Para rama kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat barang sejenak. Ketika kembali lagi di kamar makan, semua menghadapi hidang lauk pauk yang terasa amat meriah. Selain berasal dari relawan masak sesuai giliran, ada menu-menu yang didatangkan khusus dari rumah makan. Santapan khusus ini juga terjadi di makan malam. Bu Rini mengurus pengadaan gudeg di samping lauk pauk giliran tanggal 28 sore. Semua ini terjadi dengan harapan agar para rama tua sungguh merasakan hari syukur ulang tahun ke 80 Keuskupan Agung Semarang.

0 comments:

Post a Comment