Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, March 5, 2020

Beato Lazër Shantoja

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 2422 Diterbitkan: 02 Juli 2017 Diperbaharui: 10 April 2019

  • Perayaan
    5 Maret
    5 November (Pesta bersama para Martir Albania)
  •  
  • Lahir
    2 September 1892
  •  
  • Kota asal
    Shkodrë, Albania
  •  
  • Wafat
    Martir | Ditembak mati Rezim Komunis Albania pada 5 Maret 1945 di penjara Tirana, Albania
    Dikuburkan di makam yang tidak bertanda, di tempat yang tidak diketahui
  •  
  • Venerasi
    26 April 2016 oleh Paus Fransiskus (Decree of martyrdom)
  •  
  • Beatifikasi
    5 November 2016 oleh Paus Fransiskus. Misa beatifikasi digelar di Kathedral Shkodër, Albania yang dipimpin oleh Kardinal Angelo Amato

Beato Lazër Shantoja (Lazarus Shantoja) lahir pada 2 September 1892 di Shkodrë, Albania. Ia masuk seminari Keuskupan di Shkodrë dan melanjutkan ke Sekolah Tinggi Pontifical dan Teologi di Innsbruck Austria. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 29 Mei 1915 dan segera kembali ke Albania untuk berkarya sebagai imam Praja di Keuskupan Agung Shkodrë. Pater Lazer sempat bertugas di beberapa paroki, sebelum akhirnya diangkat menjadi sekretaris Uskup Agung Shkodrë, Mgr. Lazare Mjeda.
Pada bulan Januari 1925, pater Lazër Shantoja ditangkap polisi atas tuduhan menghasut umat katolik saat berkotbah dalam misa pemakaman seorang pemimpin oposisi Albania yang mati terbunuh. Ia dibebaskan beberapa bulan kemudian lalu diungsikan ke Yugoslavia, Swiss, lalu ke Wina Austria. Pater Shantoja baru bisa kembali ke Albania pada bulan Agustus 1939 setelah Negara Kerajaan itu diduduki oleh Italia.
Setelah Perang dunia kedua berakhir di tahun 1945, rezim Komunis pro Uni Soviet mengambil alih kekuasaan di Albania. Pemerintah Komunis segera menyatakan Gereja Katolik sebagai agama terlarang. Gereja-gereja disegel, seminari-seminari ditutup dan biara-biara dibubarkan. Para rohaniwan-rohaniwati ditahan dengan berbagai tuduhan palsu dan dijebloskan ke dalam penjara. Banyak diantara mereka yang kemudian di eksekusi mati.
Pada masa sulit ini pater Lazër Shantoja tetap berupaya melayani umat dengan sembunyi-sembunyi. Dengan hati-hati ia tetap merayakan misa, melayani pengakuan dan pembabtisan secara diam-diam. Pada tanggal 27 Januari 1945, ia tertangkap dan dipenjarakan di Tirana, di mana ia harus menjalani berbagai siksaan yang mengerikan.
Pater Lazër dihadapkan pada Pengadilan Militer pada tanggal 31 Januari 1945. Kepadanya dituduhkan telah melakukan pengkhianatan terhadap negara karena memberikan pelayanan sebagai seorang imam Katolik, agama yang dinyatakan terlarang di Albania karena bertentangan dengan ideologi komunis. Ia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati pada tanggal 2 Februari 1945.
Gembala umat ini ditembak mati pada tanggal 5 Maret 1945, di dalam penjara Tirana. Bersamanya juga ditembak mati seorang bangsawan muslim Albania bernama Sulkio Bey Bushati. Mereka dikuburkan bersama di sebuah makam yang tidak bertanda, di tempat yang tidak diketahui. 
Pater Lazër Shantoja dibeatifikasi bersama 38 Martir Albania oleh Paus Fransiskus pada tanggal 5 November 2016. Pestanya dirayakan pada tanggal 5 Maret sesuai hari kemartirannya; dan pada hari pesta bersama Para Martir Albania pada tanggal 5 November.(qq)

0 comments:

Post a Comment