Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, March 6, 2020

Kulit Lansia Rentan Alami Kelainan, Apa Saja?



Penulis Ellyvon Pranita | Editor Shierine Wangsa Wibawa
KOMPAS.com - Lansia sering mengalami kelainan-kelainan pada kulitnya. Selain pada umumnya kulit terasa dan tampak lebih kering dan muncul keriput, ternyata ada beberapa kelainan lain yang juga kerap terjadi. 

Berikut ulasannya mengenai enam kelainan kulit yang kerap terjadi akibat proses penuaan, yang dipaparkan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr Susie Rendra SpKK, dalam acara Kulit Sehat di Usia Senja oleh RSPI di Jakarta, Kamis (12/9/2019). 

1. Kulit kering 

Kekeringan pada kulit yang terjadi ditandai dengan beragam, seperti kulit akan seolah bersisik atau tampak retak. Selain itu, kulit yang mengering akan tampak mengisut atau berlipat banyak. 

Jika Anda memiliki salah satu dari gejala atau tanda-tanda ini, Susie menyarankan untuk menggunakan pelembap. 

"Gunakanlah pelembap itu segera sehabis mandi, biar bisa diserap lebih cepat oleh kulit. Nah banyak yang gak mau pake pelembap (karena) bilangnya lengket. Nah, kalau pakainya pas kulit lagi kering-keringnya, wajar saja terasa sekali lengket di kulit itu," kata Susie di Jakarta, Kamis (12/9/2019). 

2. Gatal 

Pada umumnya seseorang yang sudah mengalami penuaan juga akan mengalami peningkatan sensitivitas kulit. Sensitivitas bisa menyebabkan sensasi gatal yang tak terlihat, tanpa gejala kemerahan atau bentol. 

"Penampakannya enggak heboh. Enggak kayak anak muda yang kalau merasa gatal itu, pas dicek ada bintik merah lah, ada bercaklah atau apa di bagian yang terasa gatal itu. Nah, tapi pada yang sudah lanjut usia, kadang pas ditunjuk bagian yang kata mereka gatal itu, pas kita lihat memang enggak nampak apapun," ujar Susie. 

Untuk mengatasi gatal, biasanya banyak orang di Indonesia akan menggunakan minyak ataupun bedak tabur. Namun, menurut Susie, itu hanya akan menghilangkan sensasi gatalnya saja alias meredakan, tetapi tidak menghilangkan faktor utama penyebab gatal tersebut terjadi. 

3. Infeksi jamur candida 

Jamur candida sebetulnya adalah penghuni atau penduduk alami di tubuh manusia. Ia tidak ditularkan oleh siapapun, melainkan telah dimiliki oleh semua orang. 

Namun, pada saat terjadi proses penuaan, secara alami imunitas atau daya tahan tubuh akan menurun. Jika hal ini terus terjadi, jamur candida bisa muncul ke permukaan kulit tubuh dan menyebabkan infeksi.

Selain daya tahan yang menurun, faktor lain seperti diabetes dan kelembapan juga bisa menjadi faktor pendorong jamur candida ini muncul dan berkembang di permukaan kulit. 

4. Infeksi virus herpes zoster 

Virus herpes zoster berbeda dengan virus herpes simpleks. Infeksi virus herpes zoster biasanya disebut juga dengan cacar ular yang bisa menyakitkan. 

Lalu meski bisa terjadi pada bayi dan usia muda, seringkali kasusnya terjadi pada lansia. 

Susie menjelaskan bahwa penyebab munculnya cacar ular terjadi adalah virus cacar air yang ketika dinyatakan sembuh, tidak benar-benar mati dan ada di sumsum tulang belakang. Ketika imunitas atau daya tahan tubuh menurun, virus tersebut akan mencoba menyerang dan akhirnya tampak di permukaan kulit. 

5. Tumor jinak 

Pernahkah Anda mendapati daging kecil tumbuh disekitar wajah Anda? 

Di dunia medis, daging kecil ini disebut spluten dan merupakan salah satu bagian dari proses penuaan.

Selain di wajah yang berupa daging berwarna putih dan cokelat seperti tahi lalat, spluten juga sering terjadi di daerah lipatan. 

Susie berkata bahwa spluten tidak berbahaya. Namun, jika dirasa menganggu bisa dibuang dengan tindakan oleh dokter kulit. Akan tetapi, harus diingat bahwa meski sudah dibuang sekali pun, spluten bisa muncul kembali beberapa tahun kemudian. 

6. Tumor ganas atau kanker 

Semakin tua atau lanjut usia seseorang, maka risiko terkena kanker akan semakin besar. 

Kanker ganas pada kulit bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu Melanoma dan Basal Cell Calcinoma.

Melanoma merupakan kanker kulit paling ganas yang untungnya, jarang dialami oleh orang Asia, kecuali ada faktor X atau faktor lain. 

Sementara itu, kasus kanker yang sering ditemukan oleh dokter kulit di Asia, terutama Indonesia, ialah kanker Basal Cell Calcinoma (BCC). 

Jenis kanker ini berbentuk seperti tahi lalat, tetapi seperti ada luka di tengah tahi lalat tersebut. Lantas, ketika membesar, bisa muncul sensasi gatal atau bahkan mengeluarkan nanah. 

Oleh karena itu, lansia perlu waspada bila muncul gejala mirip tahi lalat di permukaan kulit. Segeralah berkunjung ke dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar kelainan yang menyerang kulit tidak bertambah parah dan membahayakan.

0 comments:

Post a Comment