Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, September 24, 2020

Santo Pasifikus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 24 Agustus 2013 Diperbaharui: 22 September 2016 Hits: 3563

  • Perayaan
    24 September
  •  
  • Lahir
    1 Maret 1653
  •  
  • Kota asal
    San Severino - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 24 September 1721 |
  •  
  • Beatifikasi
    4 Agustus 1786 oleh Paus Pius VI
  •  
  • Kanonisasi
    26 Mei 1839 oleh Paus Gregorius IX

Santo dari Italia ini  dilahirkan pada tahun 1653 dan diberi nama Charles Antonius. Ia belum berumur lima tahun ketika orangtuanya yang penuh kasih meninggal dunia. Ia kemudian dipelihara oleh pamannya. Pamannya ini merupakan salib bagi berat baginya, karena pamannya adalah seorang yang kejam. Ia memperlakukan Charles lebih buruk dari pelayan.

Namun demikian, Charles kecil menerima perlakuan keras ini dengan diam dan sabar. Ketika usianya tujuh belas tahun, Charles masuk biara Fransiskan. Ia memilih nama Pasifikus yang berarti “damai”. Setelah ditahbiskan sebagai imam, ia menjadi guru; namun demikian besar kerinduannya untuk menjadi seorang misionaris. Betapa bahagia ia ketika superior mengutusnya dalam suatu misi khotbah ke banyak kota kecil dan dusun-dusun.

Pastor Pasifikus amat populer di kalangan masyarakat desa sebab khotbah-khotbahnya sederhana dan lembut. Di samping itu, ia dikaruniai Tuhan  dengan kemampuan yang mengagumkan yaitu ia dapat membaca hati dan pikiran seseorang.

Suatu ketika, ia mengingatkan seorang laki-laki dalam Sakramen Tobat karena tidak bersikap baik kepada ibunya. Orang ini juga menyimpan pikiran-pikiran yang kotor dalam benaknya. Apa yang dikatakan Pasifikus benar adanya. Orang itu akhirnya sungguh menyesali dosa-dosanya. Ke manapun Pasifikus pergi untuk berkhotbah dan melayani pengakuan dosa, ia mendatangkan banyak kebajikan. Tetapi, ketika baru berkhotbah selama enam tahun, Pasifikus harus berhenti sebab kesehatannya yang buruk. Ia menjadi buta, tuli dan lumpuh.

Ia kemudian melewatkan waktunya dengan berdoa dan bermatiraga dalam biara. Ia menolong sesama dengan segala cara yang dapat ia lakukan. Tuhan senantiasa amat dekat dengannya. Tuhan memberinya anugerah nubuat. St. Pasifikus menubuatkan kemenangan besar balatentara Kristen atas balatentara Turki di Belgrade. Ia juga mengatakan kepada seorang uskup, “Yang Mulia - surga! Surga! Dan aku akan menyusulmu segera!” Sekitar dua minggu kemudian, sang uskup wafat. Tak lama sesudahnya, seperti yang telah dikatakannya, St. Pasifikus wafat pula. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1721. Banyak mukjizat terjadi di makamnya. Pasifikus dimaklumkan sebagai seorang kudus oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1839.

St. Pasifikus mengalami masa kecil yang tidak mengenakkan. Ia bisa saja membiarkan diri tumbuh menjadi seorang dewasa yang dikuasai kemarahan dan frustrasi. Tetapi, ia berdoa kepada Yesus mohon hati yang mengampuni dan sabar. Masa-masa sulitnya berubah menjadi saat-saat bertumbuh dalam kasih kepada Tuhan dan sesama. Sebab ia telah banyak menderita, ia dapat bersimpati pada penderitaan orang-orang lain dan membantu mereka untuk menemukan Tuhan dalam hidup mereka.

0 comments:

Post a Comment