Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, May 26, 2020

Santa Mariana de Jesús

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 5864 Diterbitkan:30 Mei 2014 Diperbaharui: 17 Januari 2019

  • Perayaan
    26 Mei
  •  
  • Lahir
    31 Oktober 1618
  •  
  • Kota asal
    Quito - Ekuador
  •  
  • Wafat
    26 Mei 1645 di Quito, Ecuador
  •  
  • Venerasi
    19 Maret 1776 oleh Paus Pius VI
  •  
  • Beatifikasi
    10 November 1853 oleh Paus Pius IX
  •  
  • Kanonisasi
    9 Juli 1950 oleh Paus Pius XII

Santa Mariana de Jesús de Paredes adalah Santa pertama yang berasal dari Ekuador. Ia adalah seorang pertapa yang dikatakan telah mengorbankan dirinya untuk keselamatan Kota Quito. Dia dimaklumkan sebagai pelindung Negara Ekuador dan oleh Pemerintah, Santa Mariana diangkat menjadi pahlawan nasional.
Mariana de Paredes lahir di kota Quito Ekuador, pada tanggal 31 Oktober 1618. Ia adalah anak bungsu dari delapan orang bersaudara dari sebuah keluarga bangsawan yang kaya-raya. Ayahnya bernama Don Girolamo Flores Zenel de Paredes, seorang bangsawan dari Toledo, Spanyol, dan ibunya adalah Doña Mariana Cranobles de Xaramilo, masih keturunan dari keluarga Bangsawan tinggi  Kerajaan Spanyol.   Kedua orangtuanya meninggal ketika Mariana masih kecil. Ia kemudian diasuh oleh kakaknya perempuan yang sudah berumah tangga.
Semenjak masih bayi, Mariana telah menunjukkan suatu keistimewaan adikodrati dan daya tarik yang luar biasa kepada kehidupan rohani.  Sejak kanak-kanak Ia sudah memiliki devosi yang sangat luar biasa kepada Santa Perawan Maria; dan, pada beberapa kesempatan, secara ajaib ia luput dari kecelakaan. Pada usia sepuluh tahun, Mariana cilik mengucapkan kaul pribadi akan kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan.
Mariana rajin sekali berdoa dan mengikuti perayaan Misa Kudus setiap hari. Kesungguhannya untuk menjalani kehidupan rohani; dan kesucian jiwa Mariana membuat pastor paroki memperkenankannya untuk menerima Komuni Suci sebelum batas umur yang ditentukan dalam aturan Gereja.  Ketika berusia 12 tahun, ia mengatakan kepada kakaknya niatnya untuk menjadi misionaris bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan. Keinginannya ini tidak tercapai. Karena itu sebagai gantinya, ia berniat untuk menjalani hidup sebagai seorang pertapa di sebuah gunung dekat kota Quito. Niat ini pun tidak tercapai. Kawan-kawannya menasehati agar ia masuk biara dan menjadi biarawati. Namun ia tidak diterima ketika melamar ke biara Dominikan karena masih terlalu muda.  
Setelah semua kegagalan ini, Mariana mulai menyadari bahwa Tuhan mempunyai rencana tersendiri bagi dirinya. Mariana lalu membangun sebuah gubuk pertapaan yang sederhana di dekat rumah kakaknya di mana ia dapat menjalani hidup asketis dan bermatiraga sesuai dengan kaul pribadi yang pernah diucapkannya. Dalam pertapaannya Mariana bertekad untuk melepaskan semua ikatan duniawi dan mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Tuhan.  
Setelah hidup sebagai seorang pertapa, Mariana tidak pernah lagi keluar dari gubuk pertapaannya; kecuali untuk menghadiri misa kudus di gereja.  Ia tidur hanya beberapa jam sehari, dan sisa waktunya dipakai untuk melakukan latihan rohani. Ia hanya makan satu ons roti kering setiap delapan atau sepuluh hari.  Setiap hari yang  disantapnya hanyalah Sakramen Ekaristi kudus. Selain itu ia tidak pernah makan apa-apa lagi.  Matiraganya yang sangat keras dan luar biasa ini membuat banyak orang di sekitarnya khawatir. Bahkan membuat mereka bertanya-tanya : “Mengapa Gereja membiarkan gadis remaja ini menjalani hidup sekeras itu?”. Namun justru itulah kehendak dan rencana Tuhan atas diri Mariana. Sebagai pahalanya, Tuhan menganugerahinya dengan begitu banyak karunia ajaib.
Dalam penyelidikan bagi proses beatifikasi dan kanonisasinya; catatan para saksi melaporkan bahwa Santa Mariana memiliki kemampuan untuk melihat masa depan dan mampu melihat sebuah kejadian ditempat jauh seolah-olah sedang terjadi di depan matanya. Mariana juga mampu membaca isi hati seseorang dan menyembuhkan orang sakit hanya dengan memberi tanda salib atau hanya dengan memercikan air berkat pada si sakit. Mariana juga dilaporkan pernah satu kali membangkitkan seorang yang sudah dinyatakan meninggal.
Pada tahun 1645, kota Quito digetarkan oleh gempa bumi yang dahsyat disertai wabah penyakit menular yang ganas. Lebih dari 14.000 orang telah tewas, dan ketika gunung berapi Pinchincha tiba-tiba menjadi aktif dan meletus, penduduk Quito menjadi sangat ketakutan.
Melalui karunia penglihatan yang diperolehnya, Santa Mariana mengerti bahwa bencana yang terjadi ini adalah adalah akibat murka Allah kepada penduduk kota Quito yang saat itu hidup bergelimang dosa. Karena itu timbullah rasa belas-kasihan Mariana kepada penduduk kota Quito. Ia berkeinginan untuk mengorbankan diri sebagai tebusan bagi dosa-dosa penduduk kota Quito. Keinginan ini dinyatakannya dengan sungguh-sungguh dalam doanya kepada Tuhan, dan juga disampaikannya secara terbuka pada penduduk kota Quito sambil meminta agar mereka mau memperbaiki cara hidup mereka.
Ketika Mariana pulang ke pertapaannya seketika itu juga ia sakit parah. Semua penduduk Quito berdoa memohon agar kesehatan Mariana dipulihkan. Mereka menyadari akan besarnya pengorbanan yang sedang dilakukan Mariana bagi mereka. Tapi Mariana tidak kunjung sehat. Ia tetap bergelut dengan penderitaan dan kesakitan selama hampir dua bulan, sampai akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 26 Mei 1645 dalam usianya 25 tahun.  Saat ia meninggal,  gempa bumi berhenti, gunung berapi tenang, dan mereka yang terserang wabah kembali pulih.  Ketika ia menghembuskan nafas terakhirnya, tubuhnya jatuh di lantai tanah, dan sekuntum bunga lily putih secara ajaib muncul dari dalam tanah yang tersiram oleh darahnya. Inilah sebabnya mengapa Santa Mariana de Jesus juga dikenal sebagai “Bunga Lily dari Quito”.
Santa Mariana de Jesús de Paredes di Beatifikasi oleh Paus Pius X pada tahun 1853. Seratus tahun kemudian ia dikanonisasi oleh Paus Pius XII.  Republik Ekuador telah mengangkat Santa Mariana menjadi Pahlawan Nasional.

0 comments:

Post a Comment