Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, May 29, 2020

Santo Maximinus dari Trier

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3734 Diterbitkan: 23 Agustus 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014

  • Perayaan
    29 Mei
  •  
  • Lahir
    Hidup diabad ke-4
  •  
  • Kota asal
    Poitiers - Perancis.
  •  
  • Wilayah karya
    Trier, Gaul, Asia Kecil
  •  
  • Wafat
    12 September 349 atau 29 Mei 352 (terdapat beberapa catatan yang beragam)
  •  
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation

Santo Maximinius adalah uskup kota Trier yang hidup di abad keempat. Ia berasal dari keluarga bangsawan Galia. Seorang saudaranya juga menjadi seorang kudus, yaitu Santo Maxentius dari Poitiers.
Sebagai seorang pemuda, ia mendengar mengenai seorang uskup yang kudus di Trier, di Gaul. Ia pergi ke kota Trier dan menjadi murid St. Agritius. Uskup yang kudus ini memastikan bahwa Maximinius mendapatkan pendidikan yang seksama. Setelah beberapa tahun masa belajar dan persiapan, Maximinius ditahbiskan menjadi imam dan kemudian ditahbiskan menjadi uskup. Ia diserahi Keuskupan Trier. Uskup Agritius amat bersukacita. Ia tahu bahwa umatnya akan memiliki seorang uskup yang mengagumkan.
Maximinius hidup pada masa-masa heboh. Ketika St. Atanasius dari Alexandria, Mesir, dibuang ke pengasingan di Trier, St. Maximinus yang menyambutnya. Ia melakukan segala yang dapat dilakukan demi menolong Atanasius dan menjadikan masa pengasingannya sedikit lebih ringan. Seorang uskup lain yang gagah berani pada masa itu, St Paulus, Uskup Konstantinopel, juga dilindungi oleh St. Maximinus dari murka Kaisar Konstantius.
St. Atanasius menulis bahwa Uskup Maximinus seorang yang gagah berani dan kudus. Ia mengatakan bahwa Maximinius bahkan terkenal sebagai seorang pekerja ajaib. Meski diyakini bahwa Uskup Maximinus banyak menulis, namun karya-karyanya telah hilang. Yang tinggal adalah kenangan akan dedikasinya kepada Yesus dan kepada Gereja. Sebab ia seorang yang agung, ia siap sedia berdiri teguh melawan mereka yang menganiaya Gereja. Ia siap sedia pula melindungi para uskup yang gagah berani yang mengalami penganiayaan akibat intrik-intrik politik. Maximinus tak gentar membahayakan diri, meski itu berarti kehilangan kedudukan atau bahkan nyawa, jika perlu.

0 comments:

Post a Comment