Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, November 20, 2020

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah

Sabtu, 21 November 2020

Lukas 20:27-40

27. Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. 30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, 31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. 32 Akhirnya perempuan itupun mati. 33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, 35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. 36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. 37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." 39. Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." 40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tidak sedikit yang menggambarkan bahwa realita hidup itu adalah perjalanan manusia di tengah dunia. Orang disebut hidup kalau masih dalam keseharian dan memiliki sambung pemenuhan kebutuhan hal-hal duniawi.
  • Tampaknya, tidak sedikit orang yang menggambarkan bahwa kehidupan manusia itu ada batasnya. Penghayatan kehidupan akan berhenti karena kematian.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, walau ada hidup di tengah dunia, orang sadar bahwa kehidupan sejati adalah kebersamaan dengan Tuhan Sang Awal dan Tujuan manusia dan yang disebut kematian adalah pintu masuk kehidupan asali. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menyadari bahwa segala pengalaman damai sejahtera yang menghadirkan kebahagiaan di tengah dunia akan menemukan keluhuran kehidupan sejati ketika orang melewati yang namanya kematian dan berjumpa langsung dengan Sang Sumber Hidup.

Ah, bagaimanapun juga hidup itu yang kalau masih bisa menikmati apapun yang tersedia di dunia ini.

0 comments:

Post a Comment