Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, November 24, 2020

Santa Flora dari Cordoba

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 Oktober 2015 Diperbaharui: 17 November 2019 Hits: 4364

  • Perayaan
    24 November
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-9
  •  
  • Kota asal
    Cordoba - Spanyol
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Kepalanya dipenggal sekitar tahun 851 atau 856, pada masa penganiayaan Sultan Abderrahman II di Cordoba Spanyol
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santa Flora dari Cordoba hidup pada masa dimana Spanyol masih dijajah oleh bangsa Moor. Ibunya adalah seorang Kristen dari desa Ausianos (sebelah barat kota Cordoba), dan ayahnya adalah seorang Muslim Moor dari Sevilla. Ayahnya meninggal saat Flora masih kecil, dan ibunya membesarkan Flora secara Kristen. Hukum pada waktu itu, mengharuskan semua anak dari perkawinan campuran Islam-Kristen untuk dibesarkan secara Islam. Semuanya saudara-saudarinya adalah muslim, sedangkan Flora dan ibunya mempertahankan iman Kristen mereka secara sembunyi-sembunyi.

Setelah remaja, Flora mengucapkan kaul kesucian, dan secara sembunyi-sembunyi melayani para tahanan Kristen yang saat itu dianiaya oleh Sultan Abdurrahman II. Ketika seorang sudaranya mengatur pernikahannya dengan seorang pria Muslim, Flora dengan tegas menolak perjodohan yang tidak diinginkannya itu. Saudaranya tetap berkeras; hingga Flora memutuskan untuk melarikan diri dari rumah. Sahabatnya Maria, yang adalah seorang wanita Kristen yang saleh, menemani Flora dalam pelariannya.  

Mereka bersembunyi sebentar dirumah seorang adik perempuan Flora yang muslim. Namun karena takut dituduh menyembunyikan orang Kristen, adiknya itu mengusir mereka keluar. Seorang kakak laki-laki Flora lalu mengkhianatinya dan menyerahkannya kepada penguasa muslim yang kemudian memenjarakan mereka.

Dalam penjara, Flora dan Maria harus menerima hukuman cambuk setiap hari. Santo Eulogius, yang saat itu juga menjadi tawanan, mengirimkan pesan peneguhan kepada kedua tawanan Kristen ini :

Tak lama kemudian, Flora dan Maria menerima mahkota kemartiran dengan dihukum pancung. Pesta kedua Martir wanita ini dirayakan pada setiap tanggal 24 November.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

0 comments:

Post a Comment