Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, October 28, 2014

Sabda Hidup

Rabu, 29 Oktober 2014
Mikael Rua, Gaetano Errico
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Ef. 6:1-9; Mzm. 145:10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 13:22-30. BcO Keb. 4:1-20

Lukas 13:22-30:
22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. 23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" 24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. 25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. 26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. 27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! 28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. 29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. 30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."

Renungan: 
Mempunyai seorang guru yang hebat tentu membanggakan. Dalam percakapan sering kita mendengar orang bangga telah diajar oleh si A, B. Bahkan orang sering gampang merasa bangga kala sudah mengikuti seminar dari tokoh-tokoh besar. Ke mana-mana ia akan bercerita bahwa ia pernah mengikuti seminar profesor A, doktor B dsb.
Boleh-boleh saja kita bangga menjadi murid seorang guru yang hebat atau mengikuti seminar tokoh hebat. Kita bisa mendapatkan warisan ilmu yang baik. Namun cukupkah itu? Bukankah itu hanya sama dengan "Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami" (Luk 13:26). Kala hanya begitu rasanya Tuhan tidak akan membukakan pintu rumahNya. Rasa saya pendengaran itu perlu diikuti tindakan nyata. "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!" (Luk 13:24).
Maka marilah kita tidak hanya puas mendengar pengajaran dari para guru, pemberi seminar, tapi terus berjuang mewujudkannya dalam perjuangan hidup sehari-hari. Pengajaran yang baik perlu diikuti tindakan nyata. Iman dengan perbuatan akan hidup.

Kontemplasi:
Hadirkan wajah guru favoritmu. Ingatlah ajaran emasnya dan lihatlah pengaruhnya bagi hidupmu sekarang.

Refleksi:
Bagaimana langkah-langkahmu mewujudnyatakan ajaran-ajaran emas?

Doa:
Tuhan terima kasih atas segala ajaranMu. Semoga aku tidak kenal lelah memperjuangkannya dalam hidup harianku. Amin.

Perutusan:
"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!"

0 comments:

Post a Comment