Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, December 3, 2019

Mengapa Ikut Terus?


Penghuni baru masuk dalam sebuah rumah tua. Ini adalah tempat tinggal orang-orang yang sudah lanjut usia atau lansia. Penghuni baru itu memang baru pertengahan usia 70an tahun. Tetapi dia menderita kepikunan tingkat berat disertai oleh pikiran yang amat diwarnai oleh irasionalitas. Dia beberapa kali bercerita bahwa rumah tua ini dulu adalah milik kakeknya. Padahal tak ada satupun leluhur dan pendahulunya yang tinggal di wilayah ini. Dia juga menjelaskan bahwa dulu ayahnya menjadi aparat di rumah ini. Padahal rumah ini baru duapuluh tahun berdiri sedang ayahnya mantan pejabat di provinsi lain dan sudah pensiun lebih dari tigapuluh delapan tahun lalu. Kepikunannya juga membuat dia mengalami disorientasi. Kalau sudah keluar dari kamar, dia tidak bisa menemukan kembali kamarnya. Dia dapat berjalan kemana-mana tanpa kemampuan untuk kembali.

Yang amat membuat repot orang serumah adalah  setiap kali minta diantar pulang untuk ketemu dan omong-omong dengan orangtuanya. “Kita semua sudah yatim piatu karena semua orang tua sudah wafat” salah satu teman lansia berkata. Tetapi dengan tegas dan keras dia berkata “Bapak-ibu saya belum mati”. Maka, beberapa kali dia diantar ke rumah asalnya yang sebenarnya sudah tak ada seorangpun yang menghuni. Pada suatu ketika dia diantar dan ditemani oleh dua orang ibu. Ketika sampai di rumah asalnya, dua ibu ini selalu mengikutinya sekalipun harus beberapa kali mengitari rumah yang cukup besar. Dua ibu ini khawatir kalau-kalau dia menuju arah tertentu dan tak tahu ke arah mana harus kembali. Demi kepedulian penuh kasih dua ibu ini terus berjalan sekalipun kaki sudah terasa kecapekan. Tiba-tiba sang lansia membalikkan badan dan berkata “Mengapa ikut terus? Saya akan kencing”.

0 comments:

Post a Comment