Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, December 5, 2019

Positive Thinking, No?



Di kalangan penghuni rumah tua kerap terjadi gerundelan bahkan kejengelan dari beberapa terhadap kondisi teman serumah yang tidak mengenakkan. Sebetulnya selain sudah mengalami kelansiaan setiap anggota juga mengalami kedifabelan. Tetapi ada yang memiliki kekurangan yang membuat yang lain tidak kerasan bersama-sama ketika menyantap makanan di ruang makan. Kekurangan dari teman ini adalah mudah mengeluarkan air liur. Kebetulan wajahnya juga selalu tampak redup. Namun mulutnya biasa ternganga. Nah, dalam keterngangaan itulah air yang terproduksi dalam mulutnya mengalir lewat pojok kanan bibir. Tetapi alirannya cukup lambat karena agak kental . Itulah sebabnya tangannya biasa memegang serbet atau handuk kecil.

Yang mengherankan adalah sikap teman-teman di kamar makan. Kalau memang jijik, mengapa mereka selalu melihat atau memelirikkan matanya ke arah aliran kental dipojok bibir? Mengapa mereka tidak konsentrasi saja di piring masing-masing? Kebetulan ada salah satu teman yang bisa makan dengan enak sambil memandang air kental mengalir. Dia selalu tertawa seakan melihat hal lucu. Bahkan suatu ketika, pada saat si produser air kental mengalir akan melap dengan kain serbetnya, teman itu berseru “Jangan dilap!” Dia segera mengambil sebuah cangkir dan diletakkan di bawah kepala yang di bibirnya tergantung air kental meleleh. “Mau apa?” tanya produser air kental yang mendapatkan jawaban “Alirkan di cangkir ini saja. Siapa tahu kalau nanti dicampur sirup masih enak diminum”. Ternyata ulah ini membuat semua yang makan terpingkal-pingkal termasuk produsernya. Salah satu teman bertanya “Apa resepnya yang membuat kamu tidak pernah jijik?” Teman itu menjawab “Di rumah ini saya anti positive thinking dan positive speaking. Aku mengembangkan sikap negative thinking dan negative speaking agar dapat bersahabat dengan negative reality”.

0 comments:

Post a Comment