Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, November 24, 2014

BLUSUKAN ILAHI


Ini berkaitan dengan program Jagongan Iman dari Domus Pacis untuk pendampingan Kaum Tua Pewarta dalam 12 kali pertemuan a 2 jam. Program ini menjadi pendalaman iman yang melandaskan diri pada Syahadat Katolik dengan pegangan Katekismus Gereja Katolik (KGK). Pada Kamis 20 November 2014  yang terjadi adalah pertemuan keempat Kelompok Imogiri di rumah keluarga Bapak Warsito. Pokok yang dibicarakan adalah kepercayaan akan Tuhan Yesus Kristus "yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus disalibkan, wafat, dan dimakamkan".

Ketika para peserta diminta untuk menjelaskan pokok tersebut dengan pemahaman sendiri, sesudah pembicaraan dalam 4 kelompok kecil, muncul beberapa pemahaman dan soal.
  • Pemahaman:  1) Itu adalah Tuhan yang "blusukan" karena cintanya pada umat. Semua untuk memberi keteladanan bagaimana menjadi manusia yang menghormati Pencipta dan kehidupan. "Blusukan" ini adalah peristiwa nyata karena ada data pada zaman Pontius Pilatus. "Blusukan" ini membawa konsekuensi mendapatkan hukuman terhina, yaitu salib.; 2) Yesus sungguh mencintai manusia. Yesus taat pada Allah untuk menebus/menyelamatkan manusia agar mendapatkan kebahagiaan di sorga. Dan peristiwa itu menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh wafat.
  • Persoalan: Di mana letak penyelamatan kalau yang terjadi adalah kesengsaraan?; Putra Allah kok bisa wafat? Mengapa tak wafat saja sebelum disalib yang menjadi penderitaan berat?; Apakah Allah merencanakan kesengsaraan? Apa alasan pokok agama sehingga Yesus dihukum mati?; Apa makna semua itu untuk Gereja?; Apa yang mendorong Yesus konsisten?; Apa Yesus benar-benar wafat?
Dari semua usaha menjelaskan, ternyata CINTA menjadi kata kunci. Semua yang terjadi bersumber dari "cinta" dan bertujuan untuk men"cinta"i. Kehadiran Yesus di dunia adalah "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16). Allah pada hakikatnya memang Sang Kasih sendiri (bdk 1 Yoh 4:8). Semua yang terjadi pada Yesus adalah model kasih Allah sehingga "blusukan" menyelami dan menjalani semua yang ada pada manusia kecuali dalam hal dosa. Wafat Yesus adalah peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi, karena tanpa wafat bagaimana terjadi kebangkitan. Bagi orang Kristiani kebangkitan adalah inti dari iman yang dihayati dan diwartakan sebagai misteri Paska. Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 571 menyatakan "Misteri Paska salib dan kebangkitan Kristus adalah jantung warta gembira yang harus disampaikan para Rasul dan Gereja sebagai penerusnya kepada dunia. Dalam kematian Putera-Nya Yesus Kristus, rencana keselamatan Allah terpenuhi "satu kali untuk selama-lamanya." (Ibr 9:26)." Semua persoalan dapat dipahami berdasarkan kata kunci "cinta" dan gambaran "blusukan" dari tindakan ilahi. Bahwa Yesus di mata agama pada waktu itu mendapatkan tindakan keji, hal ini dapat dilihat dalam KGK no. 576: "Dalam mata banyak orang di Israel, Yesus rupa-rupanya melanggar keyakinan mendasar dari bangsa terpilih itu:
- melawan ketaatan kepada hukum dalam segala perintah yang tertulis dan, untuk orang Farisi, dalam penjelasan yang diberikan oleh tradisi lisan;
- melawan tempat sentral kanisah Yerusalem sebagai tempat suci, tempat tinggal Allah secara khusus;
         - melawan iman akan Allah yang Esa, yang pada kemuliaan-Nya tidak seorang pun dapat  
           mengambil bagian."

0 comments:

Post a Comment