Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, November 30, 2014

Sabda Hidup

Senin, 01 Desember 2014
Hari biasa Pekan I Adven
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 2:1-5 atau Yes. 4:2-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,(4b-5,6-7), 8-9; Mat. 8:5-11. BcO Yes. 7:1-17

Matius 8:5-11:
5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,

Renungan:
Membaca bacaan hari ini saya menemukan 3 keutamaan dalam diri perwira: peduli, rendah hati dan percaya. Perwira ini peduli dengan keadaan hambanya. Sakit yang dialami hambanya menggerakkan hatinya untuk dengan rendah hati mendatangi Yesus. Dan saat bertemu dengan Yesus ia makin percaya pada kekuatanNya untuk menyembuhkan hambanya. Akhirnya semua keutamaan dia berbuah baik pada si hamba, bahkan juga pada dirinya. Yesus pun mengatakan, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak
Orang yang peduli tidak mengindahkan martabat dan derajatnya. Ia akan rela melakukan aneka macam hal tanpa merasa kehilangan harga diri atau pun merendahkan martabatnya. Mereka yang peduli rela berkotor-kotor, berlelah-lelah, berkorban demi keselamatan sesamanya. Namun sayangnya sekarang ini orang sulit bersikap positif pada mereka yang berbuat baik. Cap-cap miring sering ditimpakan pada mereka yang sungguh-sungguh mau berbuat baik. Namun bagi mereka yang hatinya mempunyai kepedulian tidak akan mundur dengan penilaian orang. Mari kita bangun kepedulian dari hati kita yang terdalam.

Kontemplasi:

Duduklah dengan tenang dan bayangkan kisah dalam Injil Mat. 8:5-11. Bayangkan dirimu sebagai si Perwira.

Refleksi:
Bagaimana kepedulian hidup dalam dirimu dan bagaimana itu mengalir pada sesamamu.

Doa:
Tuhan, semoga aku mempunyai jiwa seperti perwira yang dikisahkan dalam Injil Mat. 8:5-11 Amin.

Perutusan:
Aku akan mengasah kepedulianku.
pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel" (Mat 8:10).

0 comments:

Post a Comment