Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, November 26, 2014

Sabda Hidup

Kamis, 27 November 2014
Fransiskus-Antonius Pasani
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Why. 18:1-2,21-23; 19:1-3,9a; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 21:20-28. BcO Dan. 9:1-4,18-27

Lukas 21:20-28:
20 "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. 23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu." 25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

Renungan:
Situasi perang tidak pernah menyenangkan bagi siapapun. Bahkan mungki para tentara pun tidak menginginkan terlibat dalam perang. Banyak tentara AS yang dikirim ke daerah perang pun akan menjalani suasana haru berpisah dengan isteri dan keluarganya. Mereka yang berada di daerah perang pasti merasakan situasi yang sangat tidak nyaman dan selalu merasa terancam. Dalam kondisi seperti itu, "Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu!" (Luk 21:23).
Kondisi semacam itu memang belum pernah kualami. Dan aku tidak berharap terjadinya perang. Namun hal senada pernah teralami kala terjadi bencana alam entah gempa atau pun gunung erupsi. Bayi dan perempuan menyusui pun menjadi korban pertama. Kepanikan membuat ibu itu tidak mampu menyusui dan menghasilkan susu yang baik. Dengan begitu bayi pun terkena akibatnya.
Kiranya kita tidak menginginkan murka itu datang. Kita tidak berharap kekejaman perang menghancurkan kedamaian dan ketentraman manusia, terlebih bayi-bayi suci. Maka marilah kita menjaga hidup dan perdamaian. Tidak perlu tergoda mengusik yang damai dan tertata. Bila tidak menginginkan berada dalam kondisi sulit maka lebih baik kita selalu menjaga perdamaian. Perdamaian dengan Allah dan sesama.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu dalam situasi panik perang atau bencana.

Refleksi:
Apa yang bisa anda lakukan untuk menjaga perdamaian dengan Allah dan sesama?

Doa:
Tuhan jangan lepaskan murkaMu. Sudilah Engkau menunggu pertobatan kami, khususnya pertobatan para pengusik perdamaian. Amin.

Perutusan:
Aku akan aktif mengusahakan perdamaian dengan Allah dan sesama.

0 comments:

Post a Comment