Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, December 13, 2014

Lamunan Pekan Adven III

Minggu, 14 Desember 2014

Yohanes 1:6-8.19-28

1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:19. Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: “Siapakah engkau?”
1:20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: “Aku bukan Mesias.”
1:21 Lalu mereka bertanya kepadanya: “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Dan ia menjawab: “Bukan!” “Engkaukah nabi yang akan datang?” Dan ia menjawab: “Bukan!”
1:22 Maka kata mereka kepadanya: “Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?”
1:23 Jawabnya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! Seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.”
1:24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.
1:25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: “Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?”
1:26 Yohanes menjawab mereka, katanya: “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
1:27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.”
1:28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di era global orang harus peka terhadap situasi dan kondisi sosial untuk menemukan kesempatan meningkatkan hidup. Dalam pembuatan program orang dapat memperhatikan model kekuatan dan kelemahan diri/kelompok serta kesempatan dan tantangan lingkungan hidupnya.
  • Tampaknya, dengan memanfaatkan secara efektif kesempatan yang ada, orang dapat meningkatkan status sosial dan kesejahteraannya. Bila banyak orang memandangnya sebagai sosok yang memiliki kualitas menduduki status terhormat, orang harus segera memanfaatkan karena status tinggi menjanjikan rejeki.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa tokoh sosial sejati bukanlah orang yang terutama berkedudukan sosial tinggi, tetapi dia adalah orang yang jujur dan sadar diri serta hormat pada tokoh lain di atasnya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tidak akan membanggakan statusnya tetapi menjadikan kedudukannya sebagai pendukung untuk mensosialisasikan tokoh pejuang lain yang lebih kompeten.
Ah, kalau ada kesempatan meraih status tanpa membayar pendukung, manfaatkan saja.

0 comments:

Post a Comment