Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, December 4, 2014

Sabda Hidup

Jumat, 05 Desember 2014
Filipus Rinaldi, Bartolomeus Fanti
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 29:17-24; Mzm. 27:1,4,13-14; Mat. 9:27-31. BcO Yes. 11:10-16

Matius 9:27-31:
27 Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." 28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." 29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." 30 Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini." 31 Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.

Renungan:
Membaca Mat 9:27, "Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud.", terbayang bagaimana dua orang buta itu berjalan tergopoh-gopoh mengikuti Yesus. Ketika mereka tidak mampu lagi seirama dengan jalan Yesus mereka mulai berteriak-teriak minta dikasihani. Dan Yesus pun tergerak oleh kesetiaan usaha mereka.
Mungkin kita pun sering seperti si buta itu ketika mengikuti perkembangan jaman sekarang ini. Kita tertatih-tatih dan tergopoh-gopoh mengikuti percepatan jaman ini. Namun sayangnya jaman ini sering tidak gampang tergerak oleh teriakan-teriakan mereka yang tertinggal. Bahkan tidak jarang mereka ini malah dianggap penghambat dan layak untuk ditinggal bahkan dibuang.
Belajar dari bacaan hari ini marilah kita mempunyai hati kepada mereka yang tertinggal. Dan kala kita tertinggal dan lemah kita dengan rendah hati meminta pertolongan mereka yang kuat. Kolaborasi yang baik akan membuka mata kita yang buta dan membuat langkah kita dengan sesama selaras satu sama lain.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu berjalan bersama-sama dengan kelompokmu. Mereka masih sangat kuat dan kau merasa lelah sekali.

Refleksi:
Bagaimana sikapmu kala tertinggal dan melihat yang lain tertinggal?

Doa:
Ya Tuhan semoga hatiku tidak buta atas kebutuhan orang lain. Semoga aku juga berani mengakui kelemahanku. Amin.

Perutusan:
Aku akan jujur dengan kondisiku dan juga terbuka dengan kebutuhan orang lain.

0 comments:

Post a Comment