Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, December 1, 2014

MARIA PENUH RAHMAT


Untuk program Jagongan Iman Domus Pacis yang diselenggarakan untuk mendampingi kaum tua menjadi pewarta, ada 2 kelompok yang dalam pertemuan setiap bulan memiliki pokok sama. Dua kelompok ini adalah Kelompok Bantul dan Kelompok Murangan Timur. Pada bulan November 2014 kedua kelompok ini mendalami pokok Syahadat Katolik yang berkaitan dengan kepercayaan akan Tuhan Yesus Kristus "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria". Kelompok Bantul membicarakan pada tanggal 21 dan Kelompok Murangan Timur, Paroki Medari, pada tanggal 25. Beberapa pokok yang muncul dari kedua pertemuan itu:
  • Kelompok Bantul. Tekanan ada pada Roh Kudus sebagai kuasa Allah. Allah menjadi pusat kehidupan sehingga segalanya tidak ada yang mustahil. Yesus menjadi kunci ilahi. Yesus adalah Firman (Yoh 1:1dst) yang menjadikan segalanya. Kehadiran Yesus merupakan misteri Allah. Di sini Maria menjadi sarana karya Allah. Yang menjadi soal adalah bagaimana dengan Yusup.
  • Kelompok Murangan Timur. Di sini pembicaraan tentang peranan Maria mendapatkan tekanan. Allah Tritunggal memang selalu menjadi pokok pertama yang menunjukkan kehendak-Nya dan kuasa-Nya yang besar. Dengan besarnya peran Maria maka hakikat Yesus sungguh Allah sungguh manusia menjadi jelas. Peran besar Maria: jadi utusan, perantara kelahiran Yesus, tetap perawan dan tak bernoda yang sudah disiapkan oleh Allah.
Terhadap butir-butir hasil pembicaraan peran Santo Yusup dijelaskan dengan mengambil Injil Matius 1:18dst. Santo Yusup menjadi sosok yang dengan terang ilahi akhirnya memahami kenyataan karya Allah yang terjadi lewat anak yang dikandung Santa Maria. Kelahiran Yesus memang menempatkan Maria dalam kedudukan yang amat khusus. Segalanya harus dikaitkan dengan kenyataan Maria yang "penuh rahmat". Ini berarti bahwa yang menjadi pusat adalah Allah yang berkarya secara khusus. Untuk ini Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 490-493 memberikan terang iman:

490   Karena Maria dipilih menjadi bunda Penebus, "maka ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang sekian luhur" (LG 56). Waktu pewartaan, malaikat menyalaminya sebagai "penuh rahmat" (Luk 1:28). Supaya dapat memberikan persetujuan imannya kepada pernyataan panggilannya, ia harus dipenuhi seluruhnya oleh rahmat Allah.
491   Dalam perkembangan sejarah, Gereja menjadi sadar bahwa Maria, "dipenuhi dengan rahmat" oleh Allah (Luk 1:28), sudah ditebus sejak ia dikandung. Dan itu diakui oleh dogma "Maria Dikandung tanpa Noda Dosa", yang diumumkan pada tahun 1854 oleh Paus Pius IX:
... bahwa perawan tersuci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal" (DS 2803).
492   Bahwa Maria "sejak saat pertama ia dikandung, dikaruniai cahaya kekudusan yang istimewa" (LG 56), hanya terjadi berkat jasa Kristus: "Karena pahala Puteranya, ia ditebus secara lebih unggul" (LG 53). Lebih dari pribadi tercipta yang mana pun Bapa "memberkati dia dengan segala berkat Roh-Nya oleh persekutuan dengan Kristus di dalam surga" (Ef 1:3). Allah telah memilih dia sebelum dunia dijadikan, supaya ia kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya.
493   Bapa-bapa Gereja Timur menamakan Bunda Allah "Yang suci sempurna" [panhagia]: mereka memuji dia sebagai yang "bersih dari segala noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dijadikan makhluk baru" (LG 56). Karena rahmat Allah, Maria bebas dari setiap dosa pribadi selama hidupnya.

0 comments:

Post a Comment