Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 20, 2015

IKUT KUMPUL


"Kula benjang ndherek" (Besok saya ikut) kata Rama Harto dengan pelan dan nada rendah kepada Rama Bambang pada Minggu ketika makan malam 18 Januari 2015. "Yen ngaten benjang sing tumut pepanggihan teng Sangkal Putung njenengan, Rama Yadi kalih kula" (Kalau begitu besok yang ikut pertemuan di Sangkal Putung Anda, Rama Yadi dan saya) kata Rama Agoeng kepada Rama Bambang yang langsung menyergap dengan kata-kata "Rama Harto nggih tumut" (Rama Harto juga ikut). "Ndak enggih?" (Sungguhkah?) Rama Agoeng bertanya-tanya yang membuat Rama Bambang bertanya kembali kepada Rama Harto "Tumut mboten?" (Anda ikut atau tidak?) dan Rama Harto pun menjawab "Ndherek" (Ikut). "Karyawan mesthi wonten sing ndhampingi ta?" (Pasti ada karyawan yang mendamping, ta?) tanya Rama Bambang. Mas Fredi yang sedang menyuapi Rama Tri berkata "Benjang Pak Tukiran" (Besok yang ikut Pak Tukiran).

Itu adalah pembicaraan untuk menanggapi undangan dari UNIO KAS, lembaga persaudaraan imam-imam projo atau diosesan Keuskupan Agung Semarang. UNIO KAS mengundang anggota-anggotanya dalam pertemuan pleno para imam praja Keuskupan Agung Semarang di Sangkal Putung, Klaten, pada hari Senin 19 Januari 2015 jam 09.30 sampai makan siang. Dengan mobil Grandmax pada Senin itu Rama Agoeng menyopiri Rama Yadi, Rama Harto, dan Rama Bambang serta Pak Tukiran yang duduk di belakang sambil menjaga 2 buah kursi roda. Rama Harto dan Rama Bambang memang membawa kursi roda sementara Rama Yadi ditopang dengan 1 buah krug. Mereka berangkat dari Domus Pacis pada jam 08.30. Kehadiran rama-rama tua yang sudah difabel ini disambut dengan bersalaman hangat dari para rama yang sudah datang lebih dahulu. Santap snak dan minum menjadi acara pertama. Ketika sudah berada di ruang pertemuan, tampaknya lebih dari 150 orang rama hadir. Untuk menuju dan kembali dari ruang pertemuan Rama Harto dengan kursi rodanya didorong oleh Pak Tukiran. Sementara itu Rama Bambang, yang sebenarnya dapat mengayuh sendiri dengan tangannya, ketika berangkat didorong oleh Rama Hanto dan pulangnya oleh Rama Ariawan dan satu rama lain di kiri kanannya.

Pertemuan pleno itu diisi dengan informasi program-program UNIO KAS dan informasi dari Keuskupan Agung Semarang dari keuskupan yang dihadiri oleh Bapak Uskup, Vikjen dan Ekonom. Dalam pertemuan itu secara praktis para rama Domus Pacis hanya ikut duduk mendengarkan. Dari omong-omong ketika makan malam di Domus, untuk para rama tua Domus yang datang, yang menyentuh adalah wajib retret tahunan, program temu per kelompok (balita, yunior, medior, dan senior), dan informasi dana uang untuk Domus Pacis dari komunitas-komunitas pastoran para rama praja. Dalam makan malam itu Rama Bambang bilang "Jan-jane sing pokok niku le melu kumpul, nggih?" (SEbetulnya yang paling pokok itu ikut kumpul, ya?) yang diiyakan oleh Rama Agoeng dengan kata "La enggih" (Memang benar).

0 comments:

Post a Comment