Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 22, 2015

TUA SEGAR


Sebenarnya yang sudah membuat janji sekitar 2 minggu sebelumnya adalah Lingkungan Pringgokusuman, Paroki Kumetiran. Tetapi pada Kamis 15 Januari 2015 Rama Agoeng bertanya kepada Rama Bambang "Saking Fatima Magelang benjang Minggu badhe wonten kunjungan. Saget mboten?" (Besok Minggu ada umat dari Paroki Fatima, Magelang, akan berkunjung. Bisa atau tidak?). Rama Bambang, yang sebenarnya agak gelisah karena sudah ada janji menerima kunjungan dari Pringgokusuman ke Domus Pacis pada hari yang sama, menjawab "Nggih, saget" (Ya, bisa). "Jumlah sing ajeng rawuh pinten?" (Berapa orangyang akan datang?) tanya Rama Bambang yang dijawab oleh Rama Agoeng "Kalih dasa" (20 orang). Mereka akan datang pada jam yang sama pada Minggu 18 Januari 2015.

Pada Minggu saat janjian itu 35 orang dari Pringgokusuman sudah datang pada jam 09.40. Sementara itu Mbak Tari bilang bahwa lewat telepon ada info kelompok Magelang sudah berangkat pada jam 09.00. Kelompok Pringgokusuman diminta menikmati minuman lebih dahulu. Kemudian pada jam 10.15 pertemuan dimulai dengan nyanyi-nyanyi bersama yang membuat para tamu merasa senang. Rama Bambang mengiringi dengan keyboard. Rama Yadi, Rama Harto dan Rama Bambang duduk berdampingan dengan kursi roda masing-masing. Rama Tri Wahyono dan Rama Agoeng duduk kursi di samping meja makan. Kemudian Rama Yadi dan Rama Harto berpasangan menjelaskan apa itu Domus Pacis, siapa saja penghuninya, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para rama penghuni Domus. Di tengah-tengah pembicaraan, rombongan dari salah satu Lingkungan sebelah Barat gereja Fatima Magelang datang. Dari para tamu pengunjung muncul pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dengan kocak oleh Rama Yadi, Rama Harto, dan Rama Bambang. Ternyata para tamu dari Magelang sudah mempersiapkan lagu dengan syair-syair yang setiap kali disambut dengan refren "Rasa Sayange".

Nyanyian dari Magelang menjadi penutup dari pertemuan kunjungan. Ketika wakil dari Magelang dengan resmi berpamitan, Rama Bambang menyergah dengan kata-kata "Entuk mulih ning melu mangan dhisik. Nek ora gelem takpujek-pujekke engko tabrakan" (Boleh pulang tetapi harus ikut makan lebih dahulu. Kalau tak mau ikut makan kudoakan nanti kecelakaan di jalan) yang membuat semua tertawa terbahak-bahak. Rama Bambang memang sudah memesan santap siang dari salah satu warung di Puren, Pringwulung. Padahal Rama Bambang juga minta para tamu dari Kumetiran membawa lauk untuk makan siang. Maka santap siang jadi berlimpah. Ada beberapa tamu yang membawa pulang beberapa menu sisa. Beberapa tetangga Domus Pacis pun juga mendapatkan bagian. Ada tamu yang bilang "Kesegaran para rama tua sungguh jadi inspirasi bagi kami" yang diiyakan oleh beberapa orang di dekatnya.

0 comments:

Post a Comment