Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, January 10, 2015

YANG POKOK BATIN CERIA


Pada Minggu 4 Januari 2014 di Gedung Mandala, kompleks Pastoran Santo Ignatius Magelang, ada Natalan 2014 dan Tahun Baru 2015 Adiyuswa, yaitu kaum lanjut usia. Lebih dari 250 orang hadir dari Paroki-paroki Santo Ignatius Magelang, Santa Maria Fatima Magelang, Santo Yusup Mertoyudan, dan Santo Mikael Panca Arga. Hiburan datang dari orkes kroncong Sala dengan tokoh utama Endah Laras yang didukung bapak-bapak tua yang pernah termasuk maestro musik kroncong. Acara ini diadakan oleh Forum Komunikasi Pengusaha dan Profesional Magelang (FKPPK). Tema yang diambil adalah "Dengan Gembira: Tua Tak Renta, Sakit Tak Sengsara, Mati Masuk Surga". Rama Bambang dari Domus Pacis didatangkan sebagai pengisi acara inti untuk membicarakan tema ini. Dia memusatkan diri pada jati diri murid Kristus sebagai pewarta iman dengan ayat pokok:

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Mrk. 16:15)

Dalam membuka pembicaraan Rama Bambang mengajak semua yang hadir merasakan-rasakan kata-kata Tuhan Yesus dalam ayat itu dengan nyanyian yang kata-katanya "Pergilah ke sluruh dunia, wartakan kabar gembira; Wartakan kabar gembira kepada segala bangsa". Semua diajak menghafalkan dan bahkan dengan menggerakan-gerakan tangan yang mengungkapkan isi nyanyian. Suasana gembira muncul karena orang-orang yang sudah tua tampak bergairah menyanyikannya dengan suara keras dan gerakan-gerakan bersemangat. Apalagi organis mengiringi dengan apiknya.

Ikut Kristus Itu Pasti dan Harus Gembira

Dengan peristiwa Natal kita disadarkan bahwa Tuhan Yesus adalah kegembiraan umat manusia. Ketika lahir malaikat memberi tahu para gembala dengan berkata "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:" (Luk 2:10). Kelahiran-Nya bahkan menarik kunjungan orang-orang majus. Mereka mencarinya dan kala melihat bintang yang jadi petunjuk berada di atas tempat tinggal Yesus Santo Matius menulis "Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka." (Mat 2:10). Kehadiran Yesus memang membawa kegembiraan besar. Tetapi kegembiraan ini dalam Kristus juga menjadi amanat perutusan. Dalam nyanyian di atas jelaslah bahwa orang sungguh jadi pengikut Kristus kalau menjadi pewarta Injil atau sukacita model Yesus.

Injil Kerajaan Allah

Kabar sukacita Yesus atau yang biasa disebut Injil dalam pewartaan Tuhan Yesus dikaitkan dengan hadirnya Kerajaan Allah seperti firman-Nya "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Mrk 1:15) Kerajaan Allah adalah kuasa Allah yang hadir di tengah dunia. Hal ini terealisasi dalam kehidupan Tuhan Yesus karena kesejatian-Nya sebagaimana dikatakan oleh Yohanes "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, ..." (Yoh 1:1.14) Kehadiran Tuhan Yesus di dunia bukan pertama-tama ada dalam peristiwa keagamaan seperti dalam upacara-upacara liturgi dan doa-doa. Ini adalah peristiwa kongkret duniawi dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu beriman berarti ikut Tuhan Yesus Kristus dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat. Kesejatian ini menjadikan warta Injili bukan hanya berisi hal-hal yang menyenangkan. Peristiwa sengsara dan wafat Yesus juga menjadi bagian Injil.

Kegembiraan Kaum Tua

Kaum tua bahkan lansia Kristiani juga merupakan bagian umat yang wajib menjadi pewarta Injil atau sukacita model Yesus. Orang dapat saja mengatakan bahwa kondisi bahkan situasi kaum tua dan lansia pada umumnya sudah menurun bahkan memburuk. Secara fisik pada umumnya mereka sudah lemah apalagi yang sudah mengidap penyakit. Rasio kaum tua dan lansia juga sudah tidak segar. Mereka juga sudah mudah galau karena rasa yang muncul dari kesendirian. Tetapi dalam Yesus justru itulah situasi kongkret yang ada pada pengalaman umum kaum tua dan lansia yang menjadi landasan untuk warta iman. Bagaimanapun hubungan dengan Tuhan adalah sesuai dengan situasi kongkret sebagaimana dinyatakan dalam salah satu butir ajaran Kejawen Wedatama dalam tembang tradisional Gambuh:
Samengko ingsun tutur (Sekarang kukatakan)
Sembah catur supaya lumuntur (Agar terlaksana empat puja)
Dihin raga, cipta, jiwa, rasa, kaki (Yaitu raga, cipta, jiwa dan rasa)
Ing kono lamun ketemu (Apabila terlaksana)
Tandha nugrahaning Manon (Itu pertanda rahmat Tuhan).

Kondisi fisik, kekuatan otak, kejiwaan, dan emosi seseorang akan menjadi tanda kurnia ilahi apabila dijadikan persembahan diri. Keceriaan seseorang tidak terutama ditentukan pada kondisi enak bahkan rasa nyaman. Orang dapat merasa galau sekalipun keadaan enak, apapun terpenuhi. Keceriaan sejati muncul dari kedalaman batin seseorang selalu sambung dengan Tuhan dalam situasi kongkretnya baik enak ataupun tidak enak. Asal selalu terbuka dan taat pada tuntunan dan kehendak Allah orang akan mengalami keceriaan dan pada saat sama memancarkan kegembiraan yang jadi warta sukacita bagi orang lain. Secara kongkret ketika fisik lemah, kesediaan dituntun orang lain akan membuat si lemah jadi berdaya. Ketika bingung dan tidak tahu, pengetahuan datang karena mau diberi tahu. Dokter dan perawat adalah kehadiran ilahi bagi yang jadi pasien. Dengan mau dituntun yang muda, kaum tua dan lansia tidak akan tertinggal jaman. Yang paling pokok adalah pembiasaan hening diri membuka hati sambung dengan Tuhan. Hal ini akan menjadikan hati mudah gembira. Dan dengan gembira: tua tak renta, sakit tak sengsara, mati masuk surga.

0 comments:

Post a Comment