Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, July 19, 2015

Sabda Hidup


Senin, 20 Juli 2015
St. NABI ELIA
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Kel. 14:5-18; MT Kel. 15:1-2,3-4,5-6; Mat. 12:38-42. BcO 2Sam. 18:6-19:4

Matius 12:38-42:
38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." 39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. 41 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! 42 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!"

Renungan:
Ahli Taurat dan orang Farisi meminta tanda kepada Yesus. "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu" (Mat 12:38). Yesus tidak memberikan tanda tapi malah mengkritik tajam ketidakpercayaan mereka. Ia begitu jengkel dengan mereka yang tidak bisa menangkap arti dari kata dan tindakan Yesus.
Kadang kita pun berhadapan dengan orang yang menjengkelkan. Satu dua kali tindakan mereka bisa kita terima tetapi kalau berulang-ulang rasanya sungguh tidak mengenakkan. Pada mereka kita bisa saja menanggapi dengan sabar dan penuh senyum. Bisa juga kita menghindari mereka. Atau mungkin kita hadapi dengan keras. Namun apapun sikap kita, kita perlu menanggapi dengan dasar yang kokoh. Yesus pun memberikan dasar yang kokoh atas sikapnya kepada ahli taurat dan orang farisi. Dasar yang kokoh itu akan sekaligus menjadi pengajaran kepada yang mendengarkan.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu sedang berhadapan dengan orang yang menjengkelkan.

Refleksi:
Bagaimana anda menyikapi orang yang menjengkelkan?

Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai dasar yang kokoh ketika menghadapi orang yang menjengkelkan. Semoga sikapku menjadi jalan bagi orang itu untuk mengerti. Amin.

Perutusan:
Aku akan berpegang pada kehendak Tuhan kala menghadapi pribadi yang sulit. -nasp-

0 comments:

Post a Comment