Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, July 21, 2015

Sabda Hidup


Rabu, 22 Juli 2015
Peringatan Wajib
St. Maria Magdalena
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kid. 3:1-4a atau 2Kor. 5:14-17; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; Yoh. 20:1,11-18. BcO 1Taw. 22:5-19

Yohanes 20:1,11-18:
1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. 11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, 12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. 13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." 14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." 16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. 17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." 18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.


Renungan:
Dalam suatu pemakaman seorang ibu menangis histeris sampai pingsan. Ia tidak kuasa menahan kepedihan kala suaminya dimakamkan. Beberapa hari sesudahnya ia pun masih sering linglung karena kepedihannya.
Kehilangan orang yang dikasihi tentu tidak mudah. Maria yang begitu mencintai Yesus merasa sungguh sedih kala Yesus wafat di salib. Ia menangis dan duduk di makam Yesus. Ia meratapi kematianNya. Namun kepedihannya sirna kala Yesus menemuinya.
Dalam kepedihan kita pun mesti membangun harapan. Siapa pun bisa sedih. Namun rasanya kesedihan tidak boleh menguasai kita. Kita tetap harus bangkit dalam kekuatan harapan akan kehidupan. Ketika kita punya harapan maka kebahagiaan akan hadir.

Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Ingatlah segala usahamu untuk bangkit dari kepedihan.

Refleksi:
Bagaimana anda bangkit dari kepedihan?

Doa:
Tuhan kuatkanlah mereka yang sedang bersedih hati. Semoga mempunyai harapan untuk bangkit dari kesedihannya. Amin.

Perutusan:
Aku akan menguatkan mereka yang lagi bersedih. -nasp-

0 comments:

Post a Comment