Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 8, 2014

BU UNTUNG


Namanya dalam FB adalah Matutina Nurani. Karena nama almarhum suaminya, maka Bu Matutina biasa dipanggil dengan sebutan Bu Untung. Beliau adalah kakak kandung Rama Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ. Usia keduanya terpaut 12 tahun, karena Bu Untung adalah anak kedua sementara Rama Kardinal anak bungsu dari lebih 5 bersaudara. Bu Untung yang berusia 92 tahun masih segar dan hanya pendengarannya yang berkurang. Beliau masih gesit dan lincah kalau berjalan dan amat bersemangat kalau berbicara. Maka layaklah kalau Bu Untung kerap disebut Olin atau Oma Lincah. Semangat belajar dan berlatihnya tampaknya tidak pernah punah. Di usia tuanya beliau masih bisa berlatih dan menguasai alat musik keyboard. Kemampuannya belajar bahasa asing hebat sekali. Di usia di atas 70 tahun masih dapat belajar dan menguasai Bahas Perancis. Kini beliau menjadi pengajar privat Bahasa Belanda, Bahasa Jerman, dan Bahasa Perancis di Jakarta. Bu Bu Untung kini memang tinggal di Jakarta bersama salah satu keluarga anaknya. Tetapi secara berkala beliau kembali tinggal beberapa hari di rumah asalnya di Kalikuta, Grabag, Magelang yang ditunggu oleh kemenakan dan pembantu. Di rumah ini Bu Untung punya usaha benih ikan lele.

Pada Kamis 5 Juni 2014 Pengurus Domus Pacis (Rama Purwatmo, Rama Toto, dan Rama Agoeng) berkunjung ke Bu Untung yang sedang mudik di Kalikuta. Kunjungan ini adalah inisiatif Rama Agoeng yang juga mengajak Rama Bambang. Bu Rini juga diikutkan karena kebetulan Komsos KAS akan membuat Film Almarhum Rama Kardinal Darmojuwono yang di dalam salah satu adegannya melibatkan pengalaman dengan Bu Untung. Sementara itu Bu Rini akan diminta memerankan Bu Untung. Rombongan yang memakai mobil pastoran Pringwulung dengan driver Mas Yanu tiba di rumah Bu Untung pada sekitar jam 17.30. Bu Untung dengan 2 orang perempuan (kemenakan dan pembantu) tampak sudah menunggu. Minuman dan snak sudah disiapkan. Suasana pertemuan dengan Bu Untung terasa akrab penuh canda tawa.

Bu Untung memang memiliki peran besar untuk Domus Pacis. Ketika tanah Domus Pacis dibeli, Rama Albertus Kristiono Wedyawiratno, Pr. tercatat sebagai pemilik karena pada waktu itu beliau menjadi salah satu Pengurus Harian Unio Rama Praja Keuskupan Agung Semarang. Rama Wedya adalah putra sulung Bu Untung. Pada tahun 1998 Rama Wedya wafat. Menyadari pentingnya administrasi kepemilikan, pada tahun 2010 pengurus Domus Pacis mengurus secara serius untuk sertifikasi kepemilikan tanah Domus Pacis atas nama Keuskupan Agung Semarang. Bu Untung, yang secara formal menjadi pewaris harta Rama Wedya, diminta bantuannya untuk memperlancar urusan. Ternyata Bu Untung tidak berbelit-belit menandatangani hibah tanah ke Keuskupan. Urusan proses dapat diselesaikan pada tahun 2013. Maka, kedatangan Pengurus Domus Pacis adalah untuk mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Bu Untung. Ucapan terima kasih ini disampaikan oleh Rama Purwatmo ketika selesai makan malam bersama dan akan meminta pamit.

0 comments:

Post a Comment