Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, June 16, 2014

Sabda Hidup


Selasa, 17 Juni 2014
Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan:
1Raj. 21:17-29; Mzm. 51:3-4,5-6a,11,16; Mat. 5:43-48

Matius 5:43-48:
43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Renungan:
Kalau membaca bacaan di atas mungkin kesan spontan adalah: beraaaaaat. Berat rasanya mesti mengasihi musuh dan mendoakan yang menganiaya. Anak kecil pun sering segera membalas memukul mereka yang memukulnya, apalagi orang dewasa. Mereka akan segera mencari cara untuk membalas. Maka akan sangat berat untuk mengasihi musuh dan mendoakan yang menganiaya. Tapi mungkinkah?
Dalam nama Tuhan Yesus, jawabannya: mungkin. Yesus memberi teladan. Ketika disalib Dia mendoakan semua orang yang terlibat dalam penyalibannya. Ia mengampuni yang menganiaya diriNya. Kemampuan ini memang istimewa. Namun bukan berarti hanya menjadi milik Yesus. Setiap orang dipanggil mempunyai kemampuan tersebut. Setiap orang mungkin untuk mengasihi musuh dan mendoakan yang menganiayanya. Besar kecilnya kemampuan ini dipengaruhi oleh pandangan orang tersebut akan panggilan dan tujuan hidupnya, yaitu bersatu dengan Allah. Maka kalau kita menyadari panggilan dan tujuan itu, kita tidak akan membiarkan dorongan bermusuhan itu hidup. Kita juga tidak berusaha membangun strategi balas dendam pada para penganiaya. Yang utama adalah mengarahkan hidup pada kebersatuan dengan Allah. Allah tidak menghendaki umatNya bermusuhan. Ia berharap: "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
 
Kontemplasi:
Carilah tempat yang nyaman. Bacalah "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu". Rasakan perasaanmu dan bayangkan hal-hal yang telah kaubuat selaras dengan pesan tersebut.

Refleksi:
Apa yang akan kaubuat agar mampu menjadi sempurna?

Doa:
Yesus, Engkau pribadi istimewa iman kami. Banyak cara hidup baru Kautawarkan dan Kauteladankan pada kami. Bersama Engkau kami akan mengasihi musuh dan mendoakan yang menganiaya.  Amin.

Perutusan:
Untuk menuju panggilan kesempurnaan aku akan mengasihi musuh dan mendoakan yang menganiaya. 

0 comments:

Post a Comment